PINGSAN

3.9K 203 15
                                    

"Hay dy" sapa Maya yang berpapasan dengan Maudy di depan pintu kantor.
"Oh hay mbak"

"Nanti jadi breafing massalnya?" Tanya Maya
"Jadi dong mbak, ya kali di undur-undur mulu"
"Lah biasanya di prank, udah dateng pagi-pagi eh gak jadi breafing massal"
"Haha iya kan biar pegawainya pada rajin mbak, apalagi yang model kayak mbak gini dateng jamnya mepet-mepet terus"

"Namanya juga emak-emak banyak yang mesti di urus, emang nanti bahas apa Dy?"
"Bahas masa depan Dicky dan Maudy"

"Yes dapet" Alfin yang baru datang tiba-tiba ikut nimbrung
"Dapat apaan?" Kompak Maya dan Maudy
"Nih dengerin baik-baik ya *bahas masa depan Dicky dan Maudy* gimana?"
Maudy dan Maya masih mencerna suara yang diperdengarkan Alfin pada mereka yang sepertinya familiar

"Eh kampret hapus gak! Mas Alfin ihh! Hapuss!" Ujar Maudy setelah sadar bahwa itu suaranya
"Iya nanti dihapus kok"
"Kok nanti sih, sekarang mas" ucap Maudy tak terima

"Nanti nunggu dikirim ke bos dulu biar makin semangat pas ceramah di breafing massal" kata Alfin sambil lari kencang
"Mas Alfin kampret, tunggu woyyyy, sialan" Akhirnya Maudy mengejar Alfin

"Sumpah mereka umur berapa sih? Kok kejar-kejaran kayak anak kecil gitu" Maya yang masih berada ditempatnya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Maudy dan Alfin.

***
Beberapa menit sebelum breafing massal
"Sudah siap?" Tanya Dicky
"Su.. sudah pak" jawab Maudy sedikit gugup
"Gak usah grogi gitu, yang ngasih materi didepan nanti saya bukan kamu, kamu cuman berdiri di belakang saya"
Maudy hanya menganggukkan kepala.

"Emhh pak, tadi dapat pesan dari mas alfin gak?" Tanya Maudy dengan hati-hati
"Sudah kok, yang kamu bilang mau bahas masa depan saya dan kamu kan?" Jawab Dicky dengan santai

"Skakmat, ini orang jujur amat sih gara-gara Alfin kampret, mati lo habiss ini Alfin sialan" batin Maudy

"Yaudah ayo" ujar Dicky
"Bahas masa depan kita pak?" Tanya Maudy polos

Pletakk
"Aduh kok kepala saya dipukul sih pak" ucap Maudy sambil mengusap kepala yang mendapat jitakan mendadak dari Dicky
"Makanya punya otak bego itu jangan dipelihara saya ngajakin kamu ke tempat breafing bukan bahas yang kamu maksud tadi"

"Ya lagian udah tau otak saya bego malah dipukul yang ada nanti tambah bego lah" ujar Maudy tak terima dibilang bego
"Kamu berani sama saya?"
"Hah? Enggak kok pak, tadi saya bicara sama diri saya sendiri"

Dicky dibuat cengo dengan ucapan Maudy
"Yaudah ayo cepetan sebentar lagi breafing mau di mulai nih" ucap Dicky sedikit kesal sambil menarik tangan Maudy

"Eh eh bentar pak, saya kebelakang dulu panggilan alam ini pak"
"Gak usah alesan, udah mepet ini"

Mau tak mau Maudy hanya bisa pasrah tangannya ditarik oleh Dicky.

Breafing massal telah dimulai, di perusahaan ini breafing massal dilakukan setiap sebulan sekali untuk mengevaluasi kinerja para karyawan tidak hanya itu pada saat breafing massal akan dijelaskan semua kejadian yang merugikan perusahaan bulan itu dan target perusahaan kedepan seperti apa, semua divisi berkumpul menjadi satu untuk mendengarkan penjelasan dari CEO. Di depan hanya ada CEO dan direktur tak lupa sekretaris CEO yang selalu mendampingi.

Maudy berkali-kali menarik nafas lalu membuangnya, ini kali pertama Maudy berdiri didepan seluruh karyawan sebagai seorang sekretaris CEO perusahaan ternama.
Grogi, gugup, bahkan perut Maudy dari tadi tidak bersahabat.

"Stt mbak May lihat deh muka Maudy pucet banget kayak mayat hidup" bisik Alfin pada Maya yang berada disebelahnya

"Mungkin dia grogi kan ini kali pertamanya" jawab Maya. Alfin hanya manggut-manggut setuju dengan jawaban Maya.

Tapi pandangan Alfin masih fokus pada Maudy yang nampak semakin gelisah.
Dari kejauhan Maudy terlihat mengusap keringat yang jatuh dipelipisnya, bagaimana bisa dia berkeringat di ruangan ber AC seperti ini.

Sedetik kemudian pandangan Maudy jatuh pada Alfin yang daritadi masih setia melihat gerak geriknya

"Lo kenapa?" Tanya Alfin dari jauh hanya dengan gerakan bibir tanpa suara.

Maudy melotot pada Alfin karena dia mengira Alfin sedang mengejeknya karena kejadian tadi pagi.

"Lihat deh mbak, gue tanya kenapa eh dia malah melotot, nanti itu matanya jatuh gue ambil terus gue jual biar mampus sekalian" ujar Alfin pada Maya
"Hushh kalau ngomong dijaga nanti kalau yang jatuh Maudy gimana..."

Brukkk

"Aaaa.." semua berteriak kaget karena Maudy tiba-tiba ambruk

"Perasaan gak ada 5 menit gue ngomong udah jatuh aja, eh itu Maudy beneran pingsan astaga tolongin woyy cepet bantuin gotong" Maya heboh sendiri ditempatnya.

***
Setelah beberapa jam akhirnya Maudy sadar juga.
"Cie tuan puteri udah bangun" ucap Maya yang setia menemani Maudy di klinik

Maudy yang masih belum sepenuhnya sadar masih beradaptasi dengan suasana yang menurutnya beda ketika terakhir kali dia lihat.

"Aku dimana?" Tanya Maudy
"Gak usah drama, pasti lo tau ini dimana" jawab Maya sedikit kesal
"Aku siapa?"
"Gue doain lupa ingatan beneran mampus lo"
"Eh amit-amit coy" kata Maudy

"Coba tebak siapa tadi yang ngangkat lo kesini? " tanya Maya sambil menaik turunkan alisnya
"Pak bos?" Jawab Maudy malu-malu sambil menyilakan rambut kebelakang telinga
"Halu lo kebangetan, tadi lo diangkat Alfin bos cuman ngeliatin lo doang sambil bilang gini *saya kira dia pura-pura pingsan*"
Maudy hanya cengo mendengar cerita dari Maya

"Sumpah tadi gue speechless banget liat Alfin, bak superhero pas lo pingsan dia langsung lari ketempat lo terus dengan sigap bawa lo klinik" cerita Maya dengan sedikit menggebu-gebu

"Soalnya dia merasa bersalah karena kejadian tadi pagi, dia kira lo pingsan gara-gara kepikiran rekaman di hp Alfin" lanjut Alfin

"Oh terus sekarang mas Alfin dimana?" Tanya Maudy
"Itu dikasur sebelah lo"
"Hay dy" sapa Alfin sambil menyibak tirai yang menjadi penghalang antara kasur Alfin dan Maudy

"Lah kampret kenapa disitu?" Tanya Maudy
"Habis gendong lo langsung encok" jawab Maya sambil menahan tawa
"Lagian dy, keliatannya doang body lo kayak triplek eh pas digendong rasanya kayak gendong gajah" ujar Alfin
"Alahhh alesan, bilang aja kalau gak mau kerja terus alasan encok hayoo ngaku!!" Tuduh Maudy karena tak terima disamain seperti gajah

"Eh beneran berat anjir boss aja bilang gini *untung tadi saya gak jadi gendong*" ujar Alfin

"Dasar kalian kaum lemah" ucap Maudy kesal

"Haha lagian kok bisa pingsan sih dy?" Tanya Maya
"Nahan pup" jawab Maudy singkat karena masih kesal

Semua orang yang ada disitu langsung ketawa terbahak-bahak.

"Sumpah alasan lo gak masuk akal, nih ya dimana-mana pingsan itu gara-gara gak sarapan, emang lagi sakit terus pingsan" ujar Alfin

"Eh kaum lemah jangan sok tau ya, emang beneran nahan pup kok, terus gak kuat sama sakitnya jadi pingsan deh lagian juga tadi gue sarapan" Maudy makin kesal karena dikira mengada-ngada.

"Haha sumpah dy gue masih gak bisa berhenti ketawa denger alesan lo pingsan" Ucap Maya yang masih setia tertawa

"Lagian ya mbak tadi itu sebelum breafing aku udah ijin mau ke toilet sebentar, eh sama boss golongan kaum lemah itu langsung ditarik katanya gak usah kebanyakan alesan kampret kan" cerita Maudy pada Maya

"Kan kamu biasanya banyak alesan"
Seketika ada suara yang menyahut dan semua langsung menoleh pada sumber suara.

Maapkan updatenya lama🙇‍♂️
Masih adakah yang setia menunggu cerita ini?😁






Cinta Bos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang