2. Permohonan Maaf

180 117 38
                                    

" Langit aja bisa tulus maafin senja yang jelas jelas suka ninggalin dia, masa Lo gak bisa maafin gue "

***


" Jangan gangguin cewek gue! "

Kini Vano dan Aldo saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain.

" Hah? Rena sama Vano pacaran? "

" Apa tadi? Ceweknya? Bukannya mereka cuma sahabatan ya? "

" Ih beruntung banget sih si Rena dibelain Vano "

" Tolol banget sih nyari masalah sama Aldo "

" Gak rela gue Vano bilang Rena ceweknya "

" Enak banget ya tu cewek ada di deket Aldo sama Vano "

Begitulah semua bisikan siswa siswa yang menyaksikan kejadian saat ini. Semua orang yang ada di kantin terkejut dengan kalimat Vano barusan. Pasalnya yang mereka tahu bahwa Vano dan Rena hanyalah sebatas sahabat.

Rena melihat Vano kebingungan. Bagaimana bisa sahabatnya itu tiba tiba ada di hadapannya.

" Gue tekenin sekali lagi jangan gangguin cewek gue! Sedikit aja Lo sentuh dia, Lo bakalan ngerasain akibatnya " ucap Vano dengan penuh penekanan.

Bentar

Bentar

Bentar

" Gue apa? Ceweknya Vano? Nyari mati ya tu kutil badak. Awas aja nanti gue hajar tu anak " teriak Rena di dalam hati.

" Gue gak gangguin cewek Lo! Cewek Lo yang gak tau diri ini nyari masalah sama gue dan gue gak berminat berantem sama Lo!  " ucap Aldo dengan penuh penekanan di setiap katanya. Setelah mengucapkan kalimat itu Aldo langsung pergi dari tempatnya meninggalkan Vano dan Rena.

Siswa siswa yang melihat kejadian tadi pun mulai bubar dan kembali ke aktivitasnya masing masing. Beruntung Rena selamat dari amukan Aldo. Memang hari ini keberuntungan Rena.

" Buset dah pedes amat mulut tu cowok preman "

" Rena! Lu nyari mati banget tadi tau. " ujar Bella mengingat kejadian tadi.

" Untung ada Lo Van " ujar Feli yang juga menyaksikan kejadian tadi.

" Ihh ya kan mana gue tau dia tiba tiba udah ada di belakang gue "

" Heh lu berbie plastik gak bosen apa nyari masalah. Bosen gue nolong Lo mulu " ujar Vano.

Bukk!

Rena memukul punggung Vano dengan sangat kencang.

" Sakit bego. Lu ngapain mukul gue bosen hidup ya Lo " ujar Vano meringis merasakan pukulan Rena.

" Lo kalo ngomong yang bener sembarangan Lo ngaku ngaku cowok gue najis banget gue punya cowok jorok kaya Lo "

" Udah syukur Lo gue tolong. Gue kasian liat Lo diem gitu dibentak si Aldo. Lo tau kan dia suka berantem gue aja takut untung aja tadi gue gak diajak berantem sama dia "

" Cemen amat sih Lo jadi cowok pantesan aja Lo gak punya cewek "

" Gue gak punya cewek karna gue gakmau. Lagian Lo ngapain sih nyari masalah sama si Aldo " tanya Vano

" Iya Ren masa Lo gak inget kalo tadi pagi nabrak Aldo sampe hpnya jatoh gitu bego amat sih lu jadi manusia " ujar Bella yang kesal dengan kelakuan sahabatnya itu.

" Lo tau semua kan gue pagi ini telat dateng gue panik takut diomelin sama pak Samsul jadi gue buru buru bodoamat gue kalo nabrak orang "

" Udah salah masih banyak alasan ya Lo " ujar Vano sambil menjewer telinga Rena. Vano selalu membantu Rena. Setiap Rena mempunyai masalah, Vano selalu ada untuk Rena.

The Way I Wait You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang