4. Malam yang indah

139 102 11
                                    

" Coba Lo belajar filosofi langit dan isinya, pasti Lo sama obsesinya sama gue "
***

Rena berjalan menuju kelasnya dengan riang. Ia sangat senang karena kalungnya telah ditemukan. Rena sangat bersyukur Aldo sudah membantunya. Rena harus lebih bersikap baik kepada Aldo, pikirnya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika kalung berharganya itu benar benar hilang. Cukup saja Rena kehilangan orang itu, ia tidak mau kehilangan barang pemberiannya juga. Rena pasti akan lebih baik menjaga kalung itu. Ia berjanji tidak akan melepaskan kalung itu dari lehernya.

" Rena! " teriak Vano yang melihat Rena sedang berjalan menuju kelas. Rena kaget dan ia menghentikan langkahnya. Aldo pun langsung menghampiri Rena.

" Kalung Lo udah gue cari kemana mana tapi... " ucap Vano dengan kalimat yang menggantung. Vano kaget dan senang melihat apa yang ada di leher Rena. Kalung yang ia cari dari tadi sekarang sudah ada di leher pemiliknya.

" Lo nemu dimana? " tanya Vano sambil menunjuk ke arah leher Rena.

" Bukan gue yang nemuin, tapi Aldo "

" Aldo? Aldo nyariin kalung Lo? "

" Maybe "

" Ngapain si Aldo repot repot nyariin kalung Lo. Emang dia nemuin dimana? "

" Gue juga gak tau. Udahlah yang penting kalung gue ketemu. Gue seneng banget "

" Yaudah deh bagus Lo gak sedih lagi gue jadi gak perlu repot repot beliin Lo balon sama es krim "

" Enak aja Lo ngomong daki badak! Lo kira gue anak kecil apa sedih dikasih balon gitu " ujar Rena sambil memukul badan Vano dengan sekuat tenaga.

" Sakit woy. Gue laporin polisi ya ini namanya penyiksaan anak dibawah umur " kata Vano sambil mengusap ngusap badannya yang tadi terkena pukulan Rena.

" Ihh apaan sih Lo jijik gue dengernya. Gue padahal mukulnya pelan Lo nya aja yang lembek kek bubur "

" Ehh ni anak minta di sentil ya mulutnya "

" Renaaa! " Tiba tiba terdengar suara Bella dan Feli dari kejauhan. Mereka berlari menghampiri Rena dan Vano.

" Yahh cewek cewek rempong udah Dateng " ujar Vano yang melihat Bella dan Feli datang. Beli dan Feli tak menghiraukannya. Mereka hanya memutar bola matanya, bosan dengan semua ejekan Vano.

" Rena kalung Lo udah ketemu? " tanya Feli yang penasaran.

" Udah nih " jawab Rena sambil menunjukkan kalung yang ada di lehernya.

" Aldo yang nemuin. Gue gak tau gimana dia nemuin ini tapi yang penting kalung gue udah ketemu "

" Aldo? Ihh Aldo baik banget sih. Udah ganteng baik lagi tambah kagum gue ke dia " ujar Bella yang kini ikut berbicara.

" Nyinyinyi. Gantengan juga gue. Apa sih yang dibangga banggain dari Aldo. Playboy iya, suka bolos sok ganteng lagi " ujar Vano menanggapi perkataan Bella.

" Sewot aja Lo bilang aja Lo iri kan sama Aldo karena dia lebih laku dari Lo "

" Oh gitu ya Lo ngejek gue. Oke pollaroid sama posternya gue tarik lagi " ucap Vano kemudian ia langsung pergi entah kemana meninggalkan mereka bertiga dengan berjalan seperti anak kecil yang sedang merajuk.

" Vano ih. Woy kampret mau kemana Lo. Vano! Woy jomblo akut Lo kan udah janji mau beliin gue pollaroid sama poster. Ihh Vano sini Lo! " teriak Bella yang kini sedang berlari mengejar Vano. Rena dan Feli hanya menggeleng geleng melihat tingkah laku Vano dan Bella yang seperti anak kecil.

The Way I Wait You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang