8. Hujan

46 27 9
                                    

" Berhenti jadi bintang saya "
- R -

***

" Ma-maksud Lo apa? "

" Gue cinta sama Lo! "

Rena menegang. Tubuhnya tiba tiba membeku. Ia membelalakkan matanya, apakah ia tidak salah dengar? Apakah Aldo benar benar mencintai dirinya? Rena bingung, ia tidak tahu harus apa. Dirinya masih tidak mau mengizinkan orang lain masuk ke dalam hatinya termasuk Aldo. Sudah ada seseorang yang singgah di dalam hatinya.

" Aldo, gue gak nger- "

" Lupain aja, gue cuma asal ngomong aja barusan. Anggep aja gue gak pernah bilang gitu " ujar Aldo cepat cepat memotong ucapan Rena.

Rena terdiam. Jelas jelas ia lihat dari mata Aldo bahwa Aldo sungguh sungguh mengucapkan kalimat itu.

" Kenapa diem? Masih mikir kalo gue suka sama Lo beneran? Cih mimpi Lo! " ujar Aldo yang kini berbicara lagi.

Buru buru Rena menepis pikirannya.
" Najis banget gue ngarepin Lo suka sama gue. Sampe Upin Ipin naik TK pun gue gak bakal ngarepin Lo! " teriak Rena yang kesal dengan ucapan Aldo barusan.

Aldo menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum miring. Kemudian ia mulai melangkah perlahan mendekati Rena. Hal itu membuat Rena melangkah mundur menjauhi Aldo. Aldo terus mendekati Rena hingga tubuh Rena menyentuh dinding pagar rumah. Rena tak bisa mundur lagi, dibelakangnya ada dinding yang menghalanginya. Rena hanya bisa terdiam. Tubuhnya dengan Aldo sudah sangat dekat. Seperti biasa ia mencium bau mint lagi dari tubuh Aldo. Aldo menatap intens Rena. Jantung Rena terus berdebar kencang. Namun tidak dengan Aldo, kali ini cowok itu sangat tenang dan dingin.

" Yakin Lo? Trus kenapa jantung Lo berdetak kenceng pas deketan sama gue?  " ujar Aldo sambil tersenyum miring.

Rena tidak ingin dijebak Aldo, ia sontak langsung mendorong Aldo jauh jauh darinya. Aldo pun sedikit menjauh dari Rena. Rena sangat malu kali ini karena Aldo menyadari bahwa jantungnya berdetak dengan kencang saat berdekatan dengan Aldo tadi. Rena juga bingung dengan jantungnya itu mengapa bisa berdetak dengan sangat kencang tadi.

" Apaan sih Lo gak usah mikir macem macem. Lo pasti salah denger "

" Terserah Lo. Kembali ke pembicaraan awal lagi, gue minta Lo jangan deket deket sama Radit. Bukan demi gue, tapi demi diri Lo sendiri "

" Gue gak bakal nurutin permintaan Lo kalo Lo masih gak mau ngasih tau alasannya "

" Yaudah sih kan gue nyaranin aja. Kalo ada apa apa ya Lo tanggung sendiri ya " ujar Aldo acuh.

Aldo langsung bergegas menaiki motornya dan pergi dari rumah Rena tanpa berpamitan dengan Rena. Rena hanya terdiam menatap kepergian Aldo. Kini Rena sendirian di depan pagar rumahnya.

" Liat aja gue bakal cari tau " ujar Rena berbicara entah pada siapa.

***

Hari ini malam yang indah. Rena berjalan menuju taman kota. Ia berniat menemui seseorang.

Sesampainya disana Rena langsung duduk di bangku yang ada di taman kota itu. Rena tak berhenti tersenyum.

" Rena " ujar seseorang yang tiba tiba datang, ia adalah orang yang ingin Rena temui. Tadi sore orang itu menelepon Rena dan meminta Rena bertemu dengannya, ia ingin membicarakan sesuatu.

" Hai " Rena tersenyum.

" Udah lama nunggu disini? "

" Enggak kok saya juga baru nyampe "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Way I Wait You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang