-PROLOG-

73 18 37
                                    

"Apa yang kau ketahui tentangku?"

"Kau hanya bisa menilai dari apa yang terlihat diluarnya saja!"

"Kau bahkan tidak tau apa alasanku bersikap begini."

"Kau pikir sudah mengenalku? Kenyataannya masih banyak yang tidak kau ketahui dariku!"

                                🌿🌺🌿

                                        .

                                        .

Sesungguhnya kenangan hanyalah tinggal kenangan. Tidak akan bisa kembali.

Waktu terus berputar, tidak mempedulikan perasaan orang-orang yang memintanya untuk berhenti. Yup waktu memang tidak peduli.

Waktu yang membuat kita merasakan penyesalan. Namun sebenarnya waktu juga memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki semua yang telah terjadi. Hanya saja beberapa orang tidak menyadarinya, bahkan ada juga yang menyia-nyiakannya.

Ya mungkin begitulah aku. Menyia-nyiakan waktuku saat ini, hanya untuk meratapi masa lalu yang sudah jelas tidak dapat diulangi lagi!.

Aku lahir di keluarga yang sederhana di sebuah desa kecil. Ya memang kecil, untungnya di desaku terdapat sebuah danau, yang menjadi daya tarik wisatawan asing, jika tidak, mungkin saja tidak akan ada yang mengenal desaku ini. Sebut saja nama desa tempatku tinggal adalah Desa Stroberi.

Mengapa Stroberi? Ya karena di desaku terdapat banyak pertanian stroberi, sebagian besar penduduk disini menjadi petani stroberi. Bagaimana tidak, para wisatawan asing itu sangat menyukai stroberi ini jadi beberapa petani menanam stroberi di kebunnya. Tentunya itu sangat menguntungkan bagi para petani.

Desa kami menjadi desa pariwisata. Memang sangat menguntungkan bagi sebagian penduduk, namun aku tau ini tidak akan bertahan lama karena lambat laun alam pasti akan marah jika para manusia tamak merusaknya dan tidak mempedulikannya. Aku tau pasti akan terjadi. Namun aku tidak yakin dengan waktu tepatnya.

Aku gadis yang lahir dengan kemampuan yang bisa dibilang hanya beberapa orang saja yang dianugerahi Tuhan untuk memilikinya. Orang-orang di desa menyebut itu 'tangan sejuk' yang artinya apapun yang kau taman di tanah, tidak peduli walau hanya patahan ranting, maka itu akan tumbuh subur di tanah. Ya itu kemampuan yang aku miliki.

Apa kalian pikir aku punya indra ke-enam?

Aku bahkan merasa takut dan bergindik ngeri ketika mendengarnya saja. Rasanya mustahil jika aku hidup dengan indra ke enam, sungguh menyeramkan menurutku!. Aku bersyukur tidak memiliki kelebihan yang satu itu.

"Febby... kemari sebentar!" Itu namaku. Nenek memanggilku.

"Iya, nek. Ada apa?" Aku menghampiri nenek di dapur.

"Ini kan hari sabtu, kenapa kau tidak keluar bersama teman-temanmu?" Nenek memulai percakapan.

"Memangnya kenapa? Aku sedang tidak ingin pergi, nek." Kenapa semua orang harus mengurusi kehidupanku sih?!

"Kau terus-menerus berada di dalam kamarmu seharian, setidaknya keluarlah bersama adik-adikmu. Bukankah dulu kau suka menjelajah?"

"Ya, itu dulu, nek. Sekarang sudah berbeda." Nenek selalu saja membahas ini!

"Kemana perginya cucu nenek yang dulu ceria dan suka menjelajah? Kenapa sekarang dia menjadi pendiam dan suka menekam di kamar sendirian?"

Aku tak menghiraukan pertanyaan nenek. Entahlah. Aku sendiri juga tidak tau apa yang membuatku menjadi seperti sekarang ini.

Semuanya telah berubah. Tidak ada lagi diriku yang senang bercerita, juga gemar tertawa. Entah mengapa. Aku yang sekarang lebih suka mengurung diri di kamar. Berbicara seperlunya saja. Bahkan tertawapun jarang.

Bukan hanya aku. Lingkunganku juga berubah. Bangunan baru mulai bermunculan. Tidak ada lagi hamparan padang rumput -tempatku bermain dulu. Sekitarku sudah tak sama lagi seperti dahulu, ketika aku masih kecil.

Semua berubah seiring berjalannya waktu.

                         🌿🌺🌿

                                .

                                .



to be continued...

Something About MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang