#7 MENGHINDAR

7 2 4
                                    

"Seberat apapun harimu, jalani saja, karena kau tak pernah tau sehebat apa dirimu jika kau berhasil melaluinya."

                               🌿🌺🌿

                                        .

                                       .


"Jadi gimana, Feb? Dapet buahnya?" Tanya Meytri enteng.

Kami tengah dalam perjalanan menuju sekolah. Seperti biasa, Meytri selalu menjemputku untuk diajak berjalan bersama.

"Dapetlah! Ada bonusnya lagi!" Sungguh aku sangat kesal denganya. Bagaimana bisa Meytri tidak memberitahuku jika pohon itu ada pemiliknya!

"Widih apaan tuh?" Meytri menatapku. Aku merespon dengan tatapan sinis.

Apa? Apa dia pura-pura tidak tau? Sudah jelas kemaren aku dituduh maling! Awas aja kamu Mey!

"Nggak kena marah, kan?" Tanyanya memastikan.

"Oh, jadi kamu tau pohon itu ada yang punya! Dasar!"

"Yeee... lagian kamu nggak nanya juga. Main ke sana aja nggak ngajak-ngajak! Kan, kakak itu sepupu aku." Jawabnya santai.

What the...

"Terserah." Aku mempercepat langkahku.

"Hei, Feb, tungguin dong!" Meytri mengimbangi langkahku.

                                        🌿🌺🌿

"Febby disuruh nunggiun malah ditinggal! Aku capek tau! jalan cepet-cepetan gitu." Ucap Meytri setelah tiba di kelas. Aku tak menghiraukannya.

"Hei, Feb! Marah nih?" Pertanyaan bodoh.

Siapa coba yang tidak kesal dengannya, setelah kejadian yang kemarin aku alami! Dan sekarang aku tidak bisa tenang berkeliaran di sekolah! Gara-gara Meytri, aku harus menghindari kakak kelas itu! Bahkan aku tidak tau nama kakak itu!

"Diah, ke kantin yuk!" Aku memilih meninggalkan Meytri.

"Oh, aku nggak diajak nih? Oke terserah." Meytri pergi dari hadapanku, menghampiri temannya yang lain.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Diah padaku.

"Udah deh, nggak perlu dipikirin. Kebiasaan Meytri suka ngambek." Mungkin sebaiknya hanya aku saja yang mengetahui masalah ini.

"Yaudah ayo ke kantin." Kami keluar kelas.

Namun sialnya saat tiba di depan kelas, kakak yang aku hindari ada disana. Dia sedang bersama teman-temannya di depan kelasnya sendiri. Jarak kelasnya dan kelasku memang berdekatan, berselat satu kelas saja.

Sial sekali! Kenapa harus hari ini dia diam di sana? Apa dia sengaja? Apa dia tau jika aku anak kelas empat?

"Feb? Jadi nggak?" Diah menyenggol lenganku.

"Eh? Batal dah, yuk! Bentar lagi bel masuk kelas." Aku kembali ke mejaku.

"Hah? Yaudah deh." Mungkin Diah sedikit bingung dengan tingkahku yang sedikit aneh.

                                    🌿🌺🌿

Tett... tett.. tet..

Jam istirahat. Seharusnya aku senang, namun malah sebaliknya. Aku tidak bisa bebas pergi ke kanti karena harus menghindari kakak kelas itu! Ah sial sekali! Untung saja beberapa bulan lagi dia sudah lulus dari sekolah ini.

Something About MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang