05.

328 38 4
                                    

Aletha mulai mengobrak abrik lemarinya, namun isinya hanya kaos dan jeans saja.

"setelah gue obrak abrik lemari, gue baru sadar kalau gue ini cewe gk jadi" ujar Aletha sembali duduk di kasurnya yang berantakan dan di penuhi baju bajunya.

"dan lo baru sadar?" Aldino tertawa di buatnya.

"trus gimana dong Al? Kita juga tadi belinya cuma satu doang. Kalau beli lagi gue males" Aletha menatap lesu Aldino.

"pake baju emak lo aja Al, Klaudy"

"emak, emak. Dia bukan emak gue. Lagian males banget gue pake baju tu pelakor"

"dari pada lo pake kaos lagi?"

"iya sih, yaudah deh." putus Aletha.
"lo tunggu disini, biar gue ke kamar bokap dulu"

Aletha mengendap endap memasuki kamar Papanya yang berarti kamar Kanaya juga.
Dengan hati hati Aletha membuka pintu kamar dan masuk untuk mengambil salah satu baju Klaudy.

"untung aja gk di kunci"Ujar Aletha. "yang mana ya? Bajunya kok norak kaya gini sih? Geli gue lihatnya"

Setelah memberantaki lemari Kanaya, akhirnya Aletha menemukan satu dress berwarna hijau toska dan beberapa mutiara menghiasi bagian bawahnya.

Aletha lalu pergi meninggalkan kamar Klaudy yang sangat berantakan, baju bajunya tergeletak dimana mana.

"Al" Aletha menunjukkan dress yang ia dapat pada Aldino.

"bagus Al. Tapi kayanya ini masih baru deh, capnya aja masih ada" benar saja, keduanya melihat baju itu dan Aletha baru ingat beberapa hari lalu Klaudy memang pergi ke butik.

"udah biarin aja, lagian juga dia beli ini pake duit papa gue!"

"yaudah sana, ganti baju"

Aletha menggangguk dan melangkah menuju kamar mandi unruk berganti pakaian. Untung saja badan Kanaya dan Aletha hampir sama, walau pun Klaudy terlihat lebih langsing di banding Aletha.

"bagus Al, cocok sama lo" ujar Aldino saat melihat Aletha keluar dari kamar mandi.

"sekarang lo temenin gue ke rumah nyokap gue ya!"

"oke, tapi lo izin dulu"

Aletha dan Aldino sudah berada di lantai bawah. Tampak Mario dan Kanaya duduk di sofa sambil menonton TV.

"Pa"

"iya sayang? Ada apa?" tanya Mario sembari menghampiri Aletha.

"aku ke rumah mama ya, udah lama gk kesana"

"loh, itu kan dress mama Al" ujar Klaudy yang menyadari dressnya di pakai oleh Aletha.

"iya. Trus kenapa? Toh juga kan belinya pake uang papa"

"Kenapa enggak izin dulu?" Klaudy mulai meninggikan suaranya.

"yaudah sih, tinggal beli lagi apa susahnya?!" ujar Aletha menatap sinis Klaudy.

"Pa, Aletha pamit ya" ujar Aletha hendak mencium tangan Papanya, namun tidak ada respon.

"minta maaf sama mama kamu" ujar Mario.

"mama? Oh iya makanya Aletha mau pergi,pa" ujar Aletha di dampingi dengan tawa kecilnya.

"Mama Klaudy Aletha"

"Mama?dia? Gk pantes sebutan semulia itu di kasih sama wanita yang bahkan tidak memikirkan hati wanita lain" Aletha menatap sinis Klaudy.

"maksud kamu apa?" Klaudy menatap Aletha marah.

"Maksud gue, LO BUKAN MAMA GUE" teriak Aletha tepat di depan wajah Klaudy.

"Aletha" Bentakan itu mampu membuat Aletha sangat kaget. Bahkan sebelumnya Mario tidak pernah membentak Aletha.

"oh, aku pikir Papa cuma khilaf sama godaan perempuan ini sampai Papa  tega ninggalin Mama. Sekarang aku ngerti, hm.. Papa bukan Papa yang dulu" Aletha senyum meremehkan.

"Al, udah Al" Aldino mencoba menenanggakan Aletha.

"Cuma karna cewek murahan ini pa?" tanya Aletha meninggikan suaranya.

"Dia Mama kamu" Mario mencoba tenang.

"LO BUKAN MAMA GUE"

VoMent

Best/Boy Friend   [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang