Hari ini Aletha kembali manginjakkan kakinya kesekolah dengan gelar baru, Kakak kelas.
"Aletha!" teriak Aldino semabari memamerkan jajaran giginya.
Aletha memejamkan matanya sebentar sebelum memutar bola matanya dengan perasaan jengah dan malas.
Aletha tidak pernah suka jika seseorang memanggil namanya dengan berteriak seperti tadi, karna tentunya semua mata dan telinga yang berada di sekitarnya akan menoleh kepadanya yang otomatis akan membuatnya menjadi pusat perhatian."Apa?"
"Enggak, gue mau bareng ke kelas sama lo" ujar Aldino menaikan sudut bibirnya.
"Gue gk suka ya kalau lo manggil gue teriak teriak gitu"
"Iya deh maap, baby"
Aldino dan Aletha berjalan beriringan menuju kelas baru mereka.
"Yaelah ini adek kelas enggak ada yang cantik apa? Burik semua" celoteh Aldino.
"Lo mau nyari cewek atau belajar?" katus Aletha.
"Cuci mata bisa kali Al" ujar Aldino sembari nyengir.
Hari pertama pembelajaran langsung di mulai, Aletha yang merasa kesal mamilih untuk tidur dan tidak mendengarkan Pak Slamet yang sedang menjelaskan pelajaran MATEMATIKA.
Aletha mendirikan buku miliknya agar tidak terlihat oleh pak Slamet. Perlahan Aletha menutup matanya sebelum benar benar terbawa jauh ke bawah alam sadarnya."Aletha coba maju ke depan!" ujar Pak Slamet yang belum sadar Aletha sudah tertidur.
Sial, Aletha bahkan tidak memiliki teman sebangku yang bisa membangunkannya.
Pak Slamet berjalan mendekati kursi Aletha di sudut kelas. Melihat Aletha yang tertidur pulas, Pak Slamet menggeleng gelengkan kepalanya melihat siswinya yang satu ini.
"Sini air minum kamu!" Pak Slamet mengambil botol minum milik Maya yang duduk di depan Aletha.
Aldino dan Rakha membulat kan matanya saat Pak Slamet menyiram air ke rok belakang Aletha.
Aletha yang sadar roknya basah akhirnya terbangun dan melihat teman temannya tertawa geli."Pak kok disiram?" protes Aletha.
"Kamu ini, masih hari pertama sekolah sudah tidur di dalam kelas. Aneh sekali kamu!" ujar Pak Slamet sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Yang aneh bukan saya Pak, tapi sekolah ini" Aletha menatap Pak Slamet, Alisnya saling bertautan.
"Dimana mana ya Pak, hari pertama sampe hari ketiga itu masih santai Pak belum ada pembelajaran yang bisa menguras otak!""Sekolah ini harus disiplin, tidak ada hari santai. Belajar ya belajar!" jelas Pak Slamet. "Sekarang kamu keluar, berdiri di depan kelas dengan kaki di angkat satu dan tangan di rentangkan!"
"Pak--"
"Sekarang"
Aletha berjalan keluar kelas dan melaksanakan perintah Pak Slamet.
Siswa yang melewati Aletha menatap Aletha aneh. Belum lagi siswa siswi baru yang berdiri tak jauh dari tempat Aletha saat ini."Pak ijin, mau ke kamar mandi" ujar Aldino dan diangguki Pak Slamet.
Aldino sebenarnya tidak ke kamar mandi, melainkan menghampiri Aletha yang di hukum di depan kelas.
"Apa? Mau ngejek?" tanya Aletha saat melihat Aldino.
"Iih elu mah, suudzon aja sama gue. Tapi sebenernya iya sih" ujar Aldino membuat Aletha menyipitkan matanya. "Enggak kok baby, gue mau nemenin lo kan tinggal lima menit lagi"
"Baby, baby pala lo baby. Rok gue basah nih Al, gimana dong?" Aletha masih bertahan dengan posisi hukumannya.
"Bentar ya gue beli rok dulu di belakang sekolah"
"Lo mau manjat pagar?" tanya Aletha " Enggak usah Al, bentar lagi juga kering kok"
"Udah aman"
Aldino pergi meninggalkan Aletha untuk membeli rok. Aldino harus memanjat pagar untuk menuju tempat penjual rok yang berada di belakang sekolah.
Maaf keun baru UP🙏
Saran dan kritik
Vote kalian berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best/Boy Friend [END√]
Teen FictionSetiap yang jatuh harus siap untuk patah. Coba bangkit dan mulai lagi.