"Pokoknya gue harus bisa kaya Amanda" gumam Aletha.
Aletha menuruni anak tangga dengan sedikit buru buru. Maniknya mencari seseorang yang mungkin bisa membantunya.
"Pa,.. Papa" teriak Aletha dan terus mencari Mario di sekeliling rumah.
"Ngapain kamu teriak teriak? Bising tau" tegur Klaudy bertolak pinggang.
"Papa gue mana?"
"Di taman belakang. Ngapain lo nyari nyari Mas Mario?" tanya Klaudy kepo.
"Kepo!" ujar Aletha dan berlalu meninggalkan Klaudy yang kepo setengah mati.
Aletha berjalan seperti maling, mengendap endap agar tidak ketahuan.
"Aletha"
Baru saja Aletha ingin mengejutkan Mario yang terlalu fokus membaca koran, tapi gagal karna Klaudy sengaja memanggil Aletha. Aletha menoleh ke arah Klaudy dan manatap sinis wanita yang sangat ia benci.
"Ada apa, nak?" tanya Mario sembari meletakkan koran yang ia baca tadi.
"Pa, gitar Papa buat Aletha ya?! Ya? Ya?" tanya Aletha setelah duduk di sebelah Mario.
"Memangnya kamu tau main gitar?" tanya Mario balik.
"Makanya Papa ajarin Aletha, biar Aletha bisa"
"Gk bisa, Papa kamu sibuk" ujar Klaudy sok tau.
"Gue nanya sama Papa bukan sama lo" ujar Aletha ketus.
"Aletha, jangan ngomong lo-gue sama Mama kamu" tegur Mario.
"Iya Pa. Jadi gimana Pa? Bisakan?"
"Papa enggak bisa Al" ujar Mario tidak enak. "Aldino kan bisa, kamu minta dia untuk ngajarin kamu"
"Oh iya, Aletha pergi dulu ya Pa. Bye" Ujar Aletha sembari lari kegirangan.
Aletha lalu pergi ke rumah Aldino dengan membawa gitar yang sudah menjadi miliknya sekarang.
Saat Aletha melalui rumah pertama sesudah rumahnya, gonggongan anjing pemilik rumah tersebut mengagetkan Aletha yang membuat Aletha otomatis lari. Sialnya gerbang pemilik rumah itu tidak di tutup dan membuat anjing itu mengejar Aletha.Dengan sekuat tenaga Aletha berlari sekencang kencangnya menuju rumah Aldino. Sampailah Aletha di rumah Aldino, Aletha langsung memasuki pekarangan rumah Aldino dan langsung menutup gerbang agar anjing yang mengerjarnya tadi tidak masuk.
"Kenapa lo?" tanya Aldino saat melihat Aletha yang acak acakan.
"Gue di kejar anjing" ujar Aletha dengan nafas yang masih belum beraturan.
"Kok bisa?" tanya Aldino dan akhirnya tertawa terbahak bahak.
"Bisalah.. Udah mending lo ambilin gue minum sekarang" perintah Aletha yang langsung duduk di sofa.
Aletha menyandarkan tubuhnya sembari mengipas ngipas wajahnya yang panas akibat di kejar anjing tadi.
"Nih" Aldino meletakkan gelas berisi air putih di hadapan Aletha.
"Kok air kosong sih?" protes Aletha
"Ganti, ganti. Gue mau es teh manis aja" perintah Aletha."Iya sayang" ujar Aldino yang membuat Aletha melotot.
Sekarang Aletha tengah senyim senyum sendiri seperti orang gila karna ucapan Aldino tadi.
"Sayang?!" gumam Aletha terus tersenyum.
"Ngapain lo senyum senyum?" tanya Aldino mengagetkan Aletha.
Bukannya menjawab Aletha malah langsung merampas es teh yang ada di tangan Aldino.
"Tujuan lo kesini ngapain?" Tanya Aldino
"Lo kan ganteng, baik, manis, perhatihan, kharismatik dan tidak sombong nih" puji Aletha.
"Trus?"
"Ajarin gue main gitar ya"
"Kesambet apa lo mau belajar main gitar?"
"Aman itu bisa main gitar, jadi gue juga harus bisa main gitar" Jelas Amanda.
"Gini, lo adalah elo, bukan dia atau mereka. Yang benar benar mencintai lo akan nerima lo jadi diri lo sendiri , bukan jadi orang lain" ujar Aldino sembari menatap mata Aletha.
"Tapi lo gak ngerti Al"
"Apa yang gue gak ngerti?" tanya Aldino. Kini wajah Aldino tampak sangat serius.
"Udahlah, gue pergi aja" ujar Aletha langsung pergi.
'Lo adalah elo, bukan dia atau mereka. Yang benar benar mencintai lo akan menerima diri lo jadi diri lo sendiri bukan jadi orang lain' ucapan Aldino terus mengiang-iang di kepala Aletha.
Tinggalkan jejak👣
Saran dan Kritik
Vote kalian berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best/Boy Friend [END√]
Teen FictionSetiap yang jatuh harus siap untuk patah. Coba bangkit dan mulai lagi.