20.

223 31 1
                                    

   Sesuai dengan permintaan Aldino, Fathur menyampaikan pesan terakhir dari Aldino. Fathur memberikan handphone Aldino kepada Ana untuk melihat video yang Fathur rekam sebelum Aldino pergi.

'Mah ini Al, oh iya mama kan tau kalau ini Al'  Aldino tertawa kecil kemudian melanjutkan perkataannya.
'Maafin Al Ma, Al sebenarnya pura pura kuat, pura pura sehat di depan Mama. Nyatanya, Al lemah Ma. Al enggak bisa bertahan untuk waktu yang lama, mungkin Al enggak bisa jagain Mama lagi. Aldino mohon banget sama Mama, kalau Al udah enggak ada Mama jangan sedih, apalagi sampe nangis. Karna Al paling enggak bisa melihat wanita yang Al sayangi nangis karna Aldino. Jaga diri baik baik ya Ma, Mama harus bahagia dengan atau tanpa Alino dan Papa:)' Aldino mengangkat sudut bibirnya seakan akan semua akan baik baik saja.
'Sekarang Aldino tidur dulu ya Ma, Al capek. Mama jangan bangunin Al dari tidur panjang Al, karna Aldino mau nyamperin Papa'

Tubuh Ana seketika tumbang usai melihat video Aldino. Fathur memeluk Ana sembari menenangkan Ana.

Aletha kini mendapat pendonor hati, operasi berjalan dengan lancar. Pemakaman Aldino juga sudah dilaksanakan setelah operasi.

❤💙❤

Beberapa hari kemudian...

  Aletha akhirnya membuka matanya walau sedikit buram akibat terlalu lama koma. Mario, Klaudy, Ana dan Fathur tengah menatap Aletha dengan senyuman yang sangat tulus.
  Aletha mengedarkan pandangannya pada isi ruangan yang bernuansa putih itu. Aletha melihat satu persatu orang yang kini berdiri di sebelah ranjang kiri dan kanannya.

"Aletha!?" ujar Mario sembari mengelus rambut Aletha sayang.

Aletha sama sekali tidak merespon, Aletha terus mencari sosok yang ia cari sedari tadi.

"Kenapa Al? Ada yang sakit?" tanya Klaudy cemas.

Aletha tetap tidak merespon. Aletha mengedarkan pandangannya, mulai dari sofa ruangan sampai pintu ruangan.

"Aldino..." ujar Aletha, nada suaranya masih terdengar lemas.
"Mana?"

"Aletha istirahat dulu ya, biar kuat kalau ketemu sama Aldino" ujar Ana sembari mengangkat sudut bibirnya.

"Aldino baik baik aja,kan?" tanya Aletha lagi. "Dia enggak papa,kan?"

Orang orang yang ada di dalam ruangan saling bertatapan satu sama lain. Mata Ana berkaca kaca, pertanyaan Aletha membangun bendungan pada mata Ana. Pertahanan Ana runtuh, ia pergi meninggalkan ruangan Aletha yang dengan otomatis membuat Aletha bingung karnanya.

Klaudy tersenyum tulus pada Aletha sembari memegang tangan Aletha. "Aldino baik baik aja kok, sekarang kamu istirahat dulu biar bisa ketemu sama Aldino!"

Bagaikan seorang anak kecil, Aletha menganggukkan kepalanya mesti ada yang janggal di pikirannya.

Esoknya Fathur kembali menjenguk Aletha untuk memastikan Aletha baik baik saja.

"Gimana keadaan lo sekarang?" tanya Fathur

"Udah mendingan" jawab Aletha. "Lo sebenarnya siapa sih? Kenapa dari kemarin lo ada di ruangan gue?" tanya Aletha

"Nanti lo akan tau siapa gue. Tapi bukan sekarang, ada saatnya" ujar Fathur sembari senyum.

Aletha menatap aneh cowok yang duduk di sebelah ranjangnya.

Ini orang siapa sih? Sok akrab banget. Yaelah Al, lo dimana sih? Lo gak tau apa kalau gue kangen? Lo enggak ada niat buat jenguk gue gitu? Gue kangen sama tingkah konyol elu, jadi gak sabar gue ketemu sama lo. Gue bakal bilang kalau gue saaayaangg banget sama lo. Dan gue mau, gue lebih dari sebatas sahabat. Ujar Aletha dalam hati. Sudut bibirnya terangkat membentuk bulan sabit.

Thank You Readers💙

Saran dan kritik.
Vote

Follow instagram author ya😅
@ramadani_pane

See you di part selanjutnya👋

Best/Boy Friend   [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang