06.

316 36 0
                                    

Tangan kekar milik Mario hampir saja mendarat di pipi Aletha, namun di tahan oleh Aldino.
Aldino menatap Mario datar, sedangkan Aletha menatap Papanya tidak percaya.

"saya tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Aletha, walau itu Papa Aletha sendiri" ujar Aldino dingin.

"Al, kita pergi" Aldino menarik lengan Aletha keluar dari rumah itu.

Aletha duduk di samping Aldino, sedang kan Aldino duduk di bangku supir. Sepanjang perjalanan Aletha hanya diam, tidak ada percakapan hanya suara kendaraan yang terdengar.

"Al, kita ke rumah nyokap lo ya" ujar Aldino memecahkan keheningan.

"gue gk nyangka Al, Papa gue kaya gitu" Aletha berusaha menahan tangisnya sedari tadi, namun gagal cairan bening jatuh di pipinya.

"jangan sedih dong Al, nanti kalau tante Risa lihat lo sedih dia pasti ikut sedih Al" tangan itu menghapus air mata di pipi Aletha.

Tibalah Aldino dan Aletha di Rumah yang tidak begitu besar tapi terlihat mewah.

"Assalamu'alaikum" Aletha masuk ke dalam, kebetulan rumah tersebut tidak di kunci. "Bi, Bi Nur" teriak Aletha. Bi Nur adalah asisten rumah tangga di rumah Mama Aletha.

"gk ada orang ya?" tanya Aldino.

"gk tau, Al. Enggak biasanya" ujar Aletha sambil berjalan jalan di sekeliling rumah.

"Non! Non Aletha" panggil Bi Nur sembari memasuki rumah dengan tergesa gesa.

"Ada apa bi?"

" nyonya pergi Non" ujar Bi Nur.

" kemana bi?" tanya Aletha yang histeris.

"gak tau non, tadi bibi pergi ke belakang sebentar. Waktu bibi ke kamar nyonya, nyonya udah enggak ada non"

"sial" ujar Aletha.

"kenapa Al?" tanya Aldino yang bingung.

" Al, ayo al. Ke hutan sekarang, cepet" ujar Aletha sembari menarik narik tangan Aldino.

Aletha dan Aldino berlari menuju hutan yang tak jauh dari rumah Risa. Kekhawatiran terus menghampiri Aletha, berulang kali Risa mencoba untuk bunuh diri. Terakhir Risa melakukannya saat ia sendiri di rumah.

" ma! Mama" teriak Aletha saat sudah sampai di hutan.

"tante, tante Risa"

Hampir 30 menit Aletha, Aldino dan Bi Nur mencari cari Risa namun hasilnya nihil.

"non, itu bukannya nyonya ya?" tanya Bi Nur sambil menunjuk ke arah jurang.

"mama!" teriak Aletha sambil berlari menghampiri Risa.

Aletha hampir sampai, namun terlambat Risa menjatuhkan dirinya ke jurang.

"Mama!" Aletha menangis histeris. Aldino menghampiri Aletha sambil menenangkan Aletha.

"bi, tolong hubungi tim sar" ujar Aldino pada bi Nur.

❤💙❤

Beberapa saat kemudian tim sar naik membawa jenazah Risa. Aletha buru buru menghampiri tim sar.

Dilihatnya wajah Risa yang pucat dan bibirnya membiru. Darah di sekujur tubuhnya.

"ma" nada itu terdengar bergetar.
"tangan mama kenapa dingin gini? Kan mama bilang tangan mama akan selalu hangat" cairan bening membasahi pipi Aletha, air matanya terus berjatuhan.

" Al, udah Al. Tante Risa udah bahagia" ujar Aldino sembari merangkul Aletha.

"Al, mama gue Al" ujar Aletha histeris.

Aldino terus memeluk erat Aletha, menenangkan gadis yang ada di dalam dekapannya.

VoMent❤

Best/Boy Friend   [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang