8

16.5K 874 183
                                    

Jangan lupa follow instagramku (@)aderelin_

Sebelum baca, tarik nafas dulu,  siapin hati, siapin umpatan (?) *canda deng. Pokoknya kalo baca cerita ini harus sabar , karena banyak banget yang bakal bikin kalian kesel  😂

Jangan lupa votment, sama rekomendasiin cerita ini ke temen temen kalian.  Yang udah votment makasi ya,  luv banget sama kalian

Maap kalo banyak typo, happy reading

***

"Ahhh..." Desah Geo saat mencapai puncak kenikmatan yang sedaritadi ditahannya. Tubuhnya dibiarkan menimpa Saras yang berada di bawahnya,  sedangkan bibirnya sibuk mengecup leher jenjang wanita itu dengan hidung yang terus menghirup harum tubuh Saras.  Rasanya sudah lama sekali ia tidak pernah melakukan hal seintim ini pada Saras.  Terakhir mereka melakukannya sebelum kepindahannya ke Jepang,  artinya itu sudah hampir dua tahun. 

Geo merebahkan tubuhnya di samping Saras. Sedangkan wanita itu langsung memunggunginya.  Dengan lembut,  Geo mendekatkan tubuh mereka,  hingga punggung telanjang Saras menempel bagian depan tubuh Geo.  Dipeluknya Saras dengan erat, sebelah tanganya ia gunakan untuk bantal Saras, sedangkan kepalanya ia senderkan pada bahu wanita yang kini sudah memejamkan matanya.  Geo tau bahwa Saras tidak benar - benar tertidur,  tapi ia memilih mengabaikannya,  sesekali laki - laki itu akan mengecup leher Saras serta membisikan kata - kata manis untuk wanita itu.

Tiba - tiba ia menyadari bahwa selama dua tahun ini dirinya sangat jarang menghabiskan waktu bersama Saras dan Exel. Ia terlalu sibuk bersenang - senang bersama Lora hingga melupakan Saras dan anaknya. Penyesalan langsung Geo rasakan,  apa yang dilakukan Saras selama dirinya tidak ada? Exel? Bahkan tanggal lahir anaknya sendiri ia lupa,  yang ia ingat hanya Exel yang lahir pada bulan oktober.  Umur Exel sudah akan menginjak dua tahun,  itu artinya anaknya sudah pernah merayakan ulang tahunnya yang pertama. Geo memang selalu memberikan Exel oleh - oleh sebagai hadiah untuk Exel,  tapi ia tidak pernah memberikan hadiah spesial di ulang tahun anaknya yang pertama.

Setelah berfikir selama beberapa menit, ia sudah memutuskan akan lebih memperhatikan Exel dan Saras, terutama Exel. Masih banyak yang belum diketahuinya tentang anaknya itu.  Seperti kebiasaan, makanan kesukaan, mainan kesukaan, serta lain sebagainya.

Geo menghela nafas mengingat perdebatan mereka beberapa jam lalu yang berakhir dengan mereka bercinta.  Sebenarnya Saras berusaha menolaknya tetapi Geo memaksa.  Entah kapan wanita itu akan menyerahkan dirinya pada Geo dengan sukarela.  Setiap bercinta, Geo harus selalu memaksa Saras,  walau pada akhirnya Saras akan menyerah pada dirinya.  Ia bosan!  Geo ingin Saras seperti Lora yang bisa memuaskannya,  walau sebenarnya ia sudah puas bercinta dengan Saras,  tetapi ia ingin sesekali Saras menggodanya dan manjakannya seperti yang dilakukan Lora.

Tetapi,  itu hanya mimpi baginya. Saras tidak mungkin akan melakukan itu.  Untuk bercinta saja Geo harus memaksanya,  apalagi menggodanya,  sudah pasti Saras akan menolaknya mentah - mentah.  Ia tidak ingin menerima penolakan dari Saras,walau dirinya sudah kebal dengan penolakan itu,  tetap saja ia akan merasa sedih setiap kali Saras menolak permintaannya.

Geo mencoba memejamkan matanya,  untuk saat ini seperti ini saja sudah cukup.  Saras berada di pelukannya dan tidak pergi saja ia sudah sangat bersyukur.  Padahal tadi ia sudah sangat khawatir karena sampai malam Saras belum juga pulang, ia sudah hendak menghubungi Deve untuk membantunya walau ia tau Deve saat ini dalam kondisi yang tidak baik. Untungnya sebelum ia menghubungi Deve,  Saras sudah datang.  Jangan tanya betapa lega dirinya,  ia sudah hendak memeluk Saras jika saja Lora tidak menahan tangannya.

Berbicara tentang Lora,  wanita itu baik - baik saja,  begitupula dengan janinnya  Tetapi dokter mengatakan jika Geo harus menjaga Lora dengan ekstra agar kejadian ini tidak terulang lagi.  Dan dokter juga menyarankan agar Lora jangan sampai ditinggalkan sendiri, takut - takut Lora akan melakukan hal yang membahayakan janinnya,  karena wanita itu sedikit ceroboh. Itulah sebabnya Geo sudah merencanakan jika Lora akan pindah ke kamarnya dan untuk sementara Saras tidur bersama Exel.  Itu adalah keputus terbaik yang bisa diambil oleh Geo.  Ia tidak ingin Lora dan calon anaknya kenapa - napa,  dan untuk sementara biarlah Saras yang mengalah,  hanya sampai bayi dalam kandungan Lora lahir.

***

Di meja makan Lora terus mengeluh tentang makanan yang dibuat oleh Saras. Wanita itu terus saja protes tentang rasa makanannya entah terlalu asin,  hambar, wanginya tidak sedap,  dan lain sebagainya. Lora mengomel tidak jelas  menuding - nuding Saras yang tengah memperhatikan anaknya yang sedang memakan sarapannya dengan belepotan. Sebenarnya, telinga Saras sudah panas setiap mendengar ocehan Lora, tetapi ia memilih diam. Wanita hamil memang memiliki mood yang berubah - ubah. Pikirnya.

Sedangkan Geo ia menenangkan Lora, entah itu dengan kata - kata atau sekedar mengusap punggung wanita itu dan rambutnya. Malas sekali sebenarnya melihat mereka berdua yang selalu bermesraan.  Tapi apalah daya,  Geo sudah mengatakan jika ia wajib untuk ikut serta saat sarapan. Jadi dibanding melihat mereka berdua bermesraan Saras lebih baik fokus pada Exel,  memastikan anaknya tidak memasukan terlalu banyak makanan ke mulutnya.

"Makanan apa ini?  Kenapa rasa makanannya seperti ini?" protes Lora.  "Apa kau berniat membunuhku dan anakku? Kau sengaja kan membuat makanan seperti ini?"

Cukup sudah!  Saras langsung mengambil piring yang berisi makanan Lora.  Dijauhkannya makanan itu lalu menatap Lora dingin.  "Jika kau tidak suka makanannya,  jangan memakannya dan masak sendiri! Aku tidak sudi kau memakan makanan yang ku buat."

"Apa kau  bilang?" bentak Lora tidak kalah keras.  Wanita itu tentu saja marah karena Saras begitu lancang padanya.

"Aku tidak sudi kau memakan makanan yang ku buat.  Makanan ini terlalu berharga untuk kau makan."

"SARAS!"

Bukan.  Bukan Lora yang membentaknya, tetapi Geo. Laki - laki itu menatapnya tajam. Sudah pasti Geo marah pada Saras karena sudah berbicara kurang ajar pada Lora. Tetapi Saras tidak peduli,   akhir - akhir ini Geo memang sangat sering membentaknya jadi ia sudah kebal.

"Apa?  Apa aku mengatakan hal yang salah?"

"Lora sedang hamil!" Ucap Geo.  Sekilas ia bisa melihat Lora yang tersenyum bangga karena Geo membelanya,  dan ia sangat kesal melihat itu.

"Lalu apa peduliku?"

"Kau memang tidak peduli,  tapi janin yang ada di kandungannya adalah anakku,  dan jelas aku sangat peduli!"

"Itu urusanmu! Aku tidak masalah kau peduli pada anakmu itu."

"Kau baru saja memancing amarah Lora,  dan itu mungkin membahayakan janinnya."

"Dan harusnya dia bisa mengendalikan emosinya jika dia tengah hamil!" kali ini Saras ikut berteriak.

"Sudah sayang,  ini salahku. Seharusnya aku lebih bisa menahan emosiku.  Lora menengahi,  dan beducap seolah - olah dirinya tengah menyelamatkan Saras dari amukan Geo.

"Tapi..."

"Ayolah sayang,  jangan membahasnya lagi. Mungkin Saras dalam kondisi tidak baik tadi."

Saras sudah tidak tahan dengan Geo, dan juga Lora. ia berdiri lalu menggendong Exel, berada dimeja makan ini hanya akan membuat dirinya naik pijam, dan Saras tidak yakin jika ia akan bisa menahan emosinya lebih lama lagi.

"Kemana?" ucap Geo saat melihat Saras berdiri.  "Aku bertanya padamu Saras!"

Saras tidak memperdulikannya hingga suara pecahan kaca terdengar membuat ia dan Exel terkesiap.  Bahkan Exel sudah menangis karena kaget. Ditatapnya Geo yang baru saja melempar gelas ke lantai,  lalu tanpa mengatakan apa - apa Saras langsung pergi. Sedangkan Geo juga terlihat kaget, dengan apa yang baru saja dilakukannya. Sungguh itu di luar kendalinya.  Melihat Saras yang semakin hari semakin dingin dan sering membantahnya membuat dirinya emosi.  Belum lagi mendengar bentakan Saras pada Lora menambah rasa kesalnya pada wanita itu.

Tbc

Comeback To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang