Haiiii semuanyaa
Seneng ga nih CTM Up lagi?
Semoga ga kesel ya baca part iniiii
Seperti biasa sebelum baca siapin mental dulu, karena cerita ini emang bener bener menguras emosi (katanya)
Jangan lupa votmentnya gaessss,
Kalo part ini banyak yang antusias, selasa depan aku up lagiHappy readingg
***
Tengah malam Saras terbangun saat mendengar ringisan Exel. Wanita itu langsung didera rasa takut saat merasakan suhu tubuh Exel yang begitu panas. Saras langsung membuka laci samping tempat tidur lalu mengambil alat pengukur suhu tubuh lalu meletakannya di ketiak Exel. Saras memblalakan matanya saat melihat alat pengukur suhu yang menunjukan angka cukup tinggi untuk seukuran anak seusia Exel.
Saras menggendong Exel, lalu keluar dari kamarnya menuju kamar Geo. Beberapa kali ia mengetuk pintu kamar laki - laki itu tetapi tidak ada jawaban. Saras yang sudah sangat khawatir kembali masuk ke kamarnya memasukan beberapa barang yang menurutnya penting ke dalam tasnya. Saras memaki dalam hati saat tidak mendapati kunci mobilnya di dalam tasnya. Dengan tergesa ia kembali mengetuk pintu kamar Geo, tetapi lagi - lagi tidak mendapat respon.
Ia ingin memanggil sopir yang biasa mengantarnya, tetapi Saras baru mengingat jika Geo meliburkan semua pekerja rumahnya hari ini. Tidak ada pilihan lain, Saras langsung keluar dari rumahnya, berlari sambil menggendong Exel dan membawa tasnya menuju halte terdekat.
Satu jam setelahnya, akhirnya Saras sampai di rumah sakit dan Exel langsung diberi penanganan. Saras menatap anaknya yang terbaring lemah. Sebelah tangannya sudah dipasang infus, berkali - kali anak itu mencoba melepasnya tetapi Saras terus menenangkan Exel hingga tertidur. Sepanjang malam itu, Saras tidak tertidur karena mengawasi Exel yang sesekali meringis dan mencoba melepaskan infusnya.
Saras juga sudah mencoba menghubungi Gei, tetapi laki - laki itu tidak mengangkat ponselnya. Akhirnya Saras hanya mengirimi pesan pada Geo, mengatakan bahwa Exel harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
***
Geo memeluk tubuh Lora yang tertidur di sampingnya. Percintaan panas yang mereka lakukan beberapa jam yang lalu pasti membuat wanita yang kini tengah mengandung itu merasa kelelahan. Sejak mengandung nafsu Lora memang selalu naik, wanita itu tidak segan - segan menggoda Geo yang sedang bekerja jika wanita itu menginginkannya. Geo sebenarnya tidak ingin terlalu sering bercinta dengan Lora mengingat usia kandungan Lora yang semakin bertambah, Geo takut jika itu akan menyakiti calon bayinya, tetapi Lora terus memaksa membuat Geo tidak tega menolak permintaan wanita itu.
Seperti beberapa jam yang lalu, saat keluarganya pergi setelah makan malam dan mengobrol santai, Lora langsung meminta bercinta dengan Geo. Wanita itu menarik Geo ke dalam kamarnya lalu menggoda Geo, membuat Geo mau tidak mau menuruti keinginan istrinya itu. Bahkan saat ada seseorang yang diyakini Geo adalah Saras mengetuk pintu kamarnya, Lora melarang Geo untuk membukanya, dan mengabaikannya, wanita itu menyuruhnya untuk melanjutkan kegiatan mereka, mau tidak mau Geo menuruti apa yang diinginkan oleh Lora.
Geo meraih ponsel yang ia letakan di meja samping ranjangnya. Jam di ponselnya menunjukan pukul tiga dini hari. Keningnya berkerut saat melihat lima panggilan tak terjawab dari Saras dan pesan dari wanita itu. Saat ingin membuka pesan itu, tiba - tiba Lora menggeliat dalam tidurnya membuat Geo harus mengurungkan niatnya untuk melihat pesan dari Saras dan beralih menepuk punggung Lora agar kembali tidur dengan tenang dan nyenyak. Tidak lama setelah Lora kembali tidur dengan nyenyak, Geo ikut memejamkan matanya, melupakan niatnya tadi yang ingin membuka pesan dari Saras.
***
Geo berjalan dengan tergesa - gesa di koridor rumah sakit, dengan wajah khawatir. Geo baru saja mengetahui jika Exel, putranya dirawat di rumah sakit. Dalam hati Geo meruntuki dirinya yang begitu bodoh karena baru sempat membaca pesan Saras, padahal pesan itu sudah masuk ke ponselnya sejak empat hari yang lalu yang artinya sudah selama itu pula Exel dirawat.
Geo memang tidak sempat pamit pada Saras saat harus pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Geo hanya mengajak Lora, karena takut wanita itu tidak ada yang menjaga selama dirinya pergi. Sore tadi, saat sedang memeriksa pesan di ponselnya Geo mendapati pesan Saras yang sudah tenggelam dengan pesan lainnya, saat itu juga Geo langsung memutuskan untuk langsung melihat Exel, setelah sebelumnya mengantar Lora ke rumah orang tuanya. Geo lagi - lagi meruntuki dirinya, karena seharusnya ia memberikan Saras nomor ponselnya yang khusus untuk keluarganya.
Geo mengatur nafasnya sebelum masuk ke dalam ruang rawat Exel, saat membuka pintu ruang rawat itu, dilihatnya Saras tengah duduk disamping putranya sambil mengelus dahi Exel yang terbaring lemah di brangkar. Saras melirik sekilas kearah Geo, lalu kembali fokus pada Exel, tidak memperdulikan kedatangan Geo. Geo berjalan mendekati istri dan anaknya, saat hendak menyentuh Exel, dengan segera Saras menepis tangan Geo membuat Geo terkesiap.
"Jangan sentuh anakku!" desis Saras, tanpa menoleh sedikitpun kearah Geo.
Geo tentu saja marah mendengar perkataan Saras. "Apa maksudmu?!"
Saras mendengus, memilih tidak memperdulikan Geo, membuat laki - laki itu semakin mengeraskan rahangnya. "Aku bicara padamu Saras!"
"Pergi! Kehadiranmu tidak diperlukan disini! Exel tidak membutuhkanmu!"
"Aku ayahnya!"
Saras tersenyum mengejek, lalu menatap Geo dingin. "Ayah? Kau masih menyebut dirimu sebagai ayah?"
Geo tidak memperdulikan Saras, laki - laki itu kembali hendak menyentuh Exel tetapi lagi - lagi Saras menghalanginya. "Ku bilang jangan sentuh! Pergi kau dari sini! Pergi!" teriak Saras, tidak memperdulikan apapun. Untungnya di dalam ruang rawat itu hanya ada mereka bertiga.
"SARAS!"
"Pergi brengsek! Kau tidak dibutuhkan di sini!"
"Exel anakku!"
"Anak katamu? Di mana dirimu saat Exel menangis sampai sesak nafas? Di mana dirimu saat Exel demam tinggi? Di mana dirimu saat Exel harus dirawat di rumah sakit? Di mana?!" bentak Saras tidak dapat menahan segala amarahnya.
Geo tidak dapat berkata - kata, laki - laki itu mendekati Saras, tetapi Saras melangkah mundur. "Pergi! Jangan pernah menemuiku dan Exel!"
Geo menatap Saras tajam saat kata - kata itu keluar dari mulut wanita di depannya. "Jangan berlebihan Saras! Jangan karena satu kesalahan yang aku perbuat, kau melarangku melihat keadaan anakku!"
Saras mendengus, "Satu kesalahan? Sepertinya kau harus mengintropeksi diri agar menyadari berapa banyak perbuatan berengsek yang telah kau lakukan, padaku begitu pula dengan Exel."
"Jadi sekarang kau melimpahkan seluruh kesalahan padaku?" Ucap Geo tidak terima.
Saras memalingkan wajahnya, "Terserah apa yang kau katakan, aku tidak peduli. Satu hal yang pasti segera setelah Exel sembuh aku akan kembali ke Indonesia, dan aku menunggu surat cerai darimu!"Lagi - lagi Geo harus mengeraskan rahangnya saat mendengar ucapan Saras. "Kau berniat melarikan diri dan membawa anakku?"
"Sudah ku bilang Exel bukan anakmu!"
Geo tertawa kecil, seakan - alan mengejek Saras. "Dia anakku Saras, Exel ada karena aku ikut andil dalam membuatnya. Kau tidak mengingatnya? Haruskah aku mengingatkanmu hal itu?"
"Brengsek! Jaga ucapanmu!"
"Kenapa? Apa aku mengatakan hal yang salah? Aku hanya ingin mengingatkanmu. Bahwa seberapa keras pun kau menyangkal, kenyataannya memang mehitu, akulah suamimu, ayah Exel, dan ayah dari anak - anak yang akan kau kandung kemudian hari."
Tbc
Yang nanya, Geo kapan nyeselnya, jawabannya bentar lagi, jadi sabar yaaaa, di siapin aja kata - kata yang pengen kalaian sampein ke Geo waktu Geo udh nyesel .
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback To Me
RomanceJika waktu bisa diputar, Geo akan memilih untuk bersabar menanti Saras untuk mencintainya, bukan malah menghianati wanitanya itu. Geo tau kesalahannya memang tidak dapat dimaafkan. Wajar jika Saras membencinya, tetapi Geo akan selalu berusaha mem...