13

15.2K 787 124
                                    

Pukul empat sore Geo dan Lora keluar dari rumah sakit, sambil tersenyum senang.  Janin dalam kandungan Lora tumbuh dengan sehat.  Sepasang suami istri itu tentu saja bahagia mendengar kabar baik itu. Belum lagi dokter memprediksi bahwa jenis kelamin janin adalah laki - laki menambah rasa senang keduanya. Sebenarnya Geo tidak masalah,  entah kelak anaknya yang lahir laki - laki atau perempuan asalkan anaknya itu lahir dengan sehat ia sudah sangat senang.

Tetapi tidak dengan Lora.  Wanita itu bersikeras ingin bayi yang lahir adalah laki - laki.  Itulah sebabnya kenapa wanita itu sangat senang mengetahui jika bayi yang kini dikandungnya adalah laki - laki ia sangat senang, walau kemungkinan itu tidak seratus persen benar tetapi ia tidak peduli.  Setelah selesai memeriksa kandungannya Lora langsung mengajak Geo kepusat pembelanjaan untuk membeli segala sesuatu keperluan bayi.  Mulai dari pakaian, mainan, pernak - pernik dan lain sebagainya.

Geo sendiri hanya bisa tersenyum melihat Lora yang begitu antusias.  Laki - laki itu berjalan dibelakangnya sambil menjaga Lora yang terlihat lincah kesana kemari. Dua jam mereka menghabiskan waktu untuk membeli semuanya.  Setelahnya  Geo mengajak Lora untuk makan, karena wanita itu belum mengisi perutnya sejak menghampirinya di kantor tadi.

Lora terus menceritakan betapa bahagianya dia.  Wanita itu juga bercerita jika ia sudah menyiapkan nama untuk anaknya kelak dan Geo tidak boleh protes dengan pilihan namanya. Saat Lora tengah bercerita,  matanya tidak sengaja menatap satu keluarga yang terdiri dari suami istri dan satu orang anak itu tengah menyanyikan lagu selamat ulang tahun sambil tersenyum.

Seketika Geo tersadar jika ia memiliki janji dengan Saras.  Segera dihidupkan ponselnya.  Dan benar saja ada dua belas panggilan tak terjawab dari Saras. Belum lagi pesan - pesan yang dikirimkan wanita itu.

"Geo,  aku dan Exel menunggumu di kafe tempat kita berjanji."

"Aku dan Exel sudah sampai."

"Kau benar - benar akan datang kan?"

"Kenapa belum datang?  Sudah hampir pukul empat."

"Kau sibuk?  Jika iya kita batalkan saja janji kita."

"Geo angkat telfonmu!"

"Sepertinya kau benar - benar sibuk."

Pesan terakhir dikirim dua jam yang lalu.  Geo melihat jam tangannya.  Sudah pukul tujuh,  jika ia ke kafe sekarang,  mungkin belum terlambat menemui Saras dan Exel walau kemungkinan itu sangat kecil karena ia berjanji pada Saras akan datang setelah jam makan siang.   Tapi apa salahnya mencoba?  Geo segera menghubungi sopirnya,  memerintahkan agar sopirnya itu untuk menjempul Lora.

Lora sendiri terlihat bingung saat melihat Geo tergesa - gesa.  Saat ia hendak bersuara,  Gei sudah berdiri dan menculium dahinya singkat.  "Aku ada urusan mendadak. Sopir akan menjemputmu. Maafkan aku." ucapnya,  lalu pergi.

Lora dengan segera menyusul Geo,  wanita itu menarik tangan Geo membuat laki - laki itu menghadapnya. "Urusan apa?  Apa terjadi sesuatu?"

"Aku melupakan janjiku dengan Saras. Maaf tapi aku harus segera menyusulnya." ucap Geo dengan wajah kebingungan.

Wajah Lora langsung berubah marah. "Jadi kau meninggalkanku karena wanita itu?"

"Bukan begitu."

"Lalu apa?  Kau menyuruh sopir menjemputku sedangkan kau pergi dan menemu Saras!"

"Demi tuhan Lora,  bisakah kau tidak berteriak?" Geo memperingati Lora yang sudah mengundang beberapa pasang mata menatap kearah mereka.

"Aku tidak peduli!  Aku tidak mengizinkanmu untuk menemuinya."

Comeback To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang