Chapter fourteen

73 12 4
                                    

Saat Alan hendak masuk ke dalam villa, Alan melihat seorang wanita berpakaian serba hitam yang sedang memperhatikan nya.

Saat Alan menghampiri wanita itu, wanita itu langsung pergi menghilang. Seperti hantu? Mungkin.

Dia menghilang seperti terhempas angin.

Tanpa perduli Alan masuk kembali kedalam villa.

Genus pov

"Cih.. Jadi mereka psikopat yang dibilang handal itu?" Ucap nya sambil melarikan diri.

Orang mengintip tadi adalah Genus arora psyila.

Ingat dia mempunyai prinsipnya?

Prinsipnya adalah: melindungi diri dengan kebohongan.

Genus berlari secepat kilat menuju villa nya.

"Brakk!"

Suara bantingan pintu saat genus membanting pintu villa nya.

"Lo kenapa sih? Kayak orang gila aja dateng dateng banting pintu." Ucap galang teman yang sudah dianggap saudara bagi genus.

"Lo tau gak? Waktu itu kan pak winata bilang suru bunuh psikopat handal?" Tanya genus.

"Hooh terus? Lo udah ketemu?" Tanya galang.

"Psikopat handal yang dibilang sama pak winata itu ternyata temen gue, bukan temen juga sih tapi gue kenal." Ucap genus.

"Wahh pertunjukan menarik dong?" Ucap galang sambil memikirkan bagaimana ending dari cerita ini.

"Bodoh!" Ucap genus sambil menoyor kepala galang pelan.

Perlu diingatkan!

Identitas asli genus adalah... Pembunuh bayaran yang paling profesional!

Membunuh bagi nya sudah hal biasa, membunuh seseorang itu mudah.

Dalam 5 menit genus dapat mengalahkan 10 orang bersenjata.

Ingat apa kata manusia? Uang adalah segalanya.

Semakin besar bayaran nya semakin cepat pula musuh kalian habis.

"Emang namanya siapa si?" Tanya galang penasaran.

"Alan john winata adeknya Zhishu winata." Jawab genus.

"Ohh."

Beberapa saat kemudian genus menyadari ada yang aneh.

"Tunggu! Yang nyuruh kita kan pak winata? Nama panjang nya siapa?" Tanya genus pada galang.

"John winata kenapa emang nya?" Jawab galang.

"Hah?! Nama belakang nya Alan ko sama sama pak winata?"

"Eh? Iya iya?"

"Ada apa ya?" Tanya galang lagi.

"Udah lah biarin amat bukan urusan kita, yang penting dia bayar mahal." Ucap genus dan berjalan menuju kamarnya.

Alan pov

"Tadi siapa ya? Dia liat aksi gue gak ya?" Batin Alan.

"Halah bodoamat." Ucap Alan sambil berjalan menuju kamar nya.

Saat berada di dalam kamar Alan langsung menuju kasur nya dan tertidur.

Author pov

Pagi ini matahari tidak datang menyambut dengan gembira sebab awan hitam berkumpul untuk menutupi sinarnya.

Rintik hujan mulai terasa, air yang jatuh dari langit membuat tanah mengeluarkan aroma khasnya.

"Aiiyoooo males bangett pagi pagi begini malah ujan." Ucap Zhi saat sedang menonton TV dengan Leon di bawah.

"Bikin challenge aja mau gak?" Tanya Alan saat sedang menuruni anak tangga satu persatu.

"Challenge apaan?" Tanya Leon antusias.

"Tenang.. Kita gak bunuh orang untuk hari ini." Ucap Alan dan duduk di samping Leon.

"Terus?" Tanya Zhi.

"Ini kan hujan nih kita order makanan yang banyak nanti kita habisin, yang habis duluan menang dan yang menang boleh minta satu permintaan bebas ke yang kalah." Jelas Alan dan disetujui oleh Leon dan Zhi.

"Eh iya omong-omong tentang makanan, peliharaan aku belum dikasih makan! Aku kasih dulu ya..." Ucap Zhi dan berjalan menuju dapur, sedangkan Alan dan Leon kembali menonton TV.

"Nasi sama apa ya? Garam? Enggak! Oh iya nasi sama ati sapi aja." Ucap Zhi dan mengambil secentong nasi dan ATI SAPI.

*diruang bawah tanah*

"Hello everybody!!!" Teriak Zhi saat masuk kedalam ruangan itu.

"Woii sadar!" Ucap Zhi sambil menampar wanita yang diikat nya kemarin malam.

"Keparat! Bukain!" Ucap wanita itu.

"Sttt... Aku lagi gak mau ribut okeh? Nih aku kasih makan terserah mau makan kayak gimana." Ucap Zhi sambil memberikan sepiring nasi dengan ATI SAPI.

Saat melihat sepiring makanan yang dikasih oleh Zhi seketika wanita itu memuntahkan isi perutnya yang kosong.

Bagaimana tidak sepiring nasi yang diberi ATI SAPI yang segar itu sangat menawan warna merahnya namun sangat mengeluarkan bau yang tidak sedap.

"Bajingan! Ngapain lo muntah depan gue hah?!" Tanya Zhi.

"Dasar jalang! Lo kira gue gila kayak lo?!" Bentak wanita itu.

"Plakk!"

Zhi menampar wanita itu dengan sangat keras, hingga darah segar kembali mengucur dari pipi wanita itu.

"Arghhhh!!!!"

"Please stop siksa gue!"

"Arghhhh!!"

Wanita itu terus menjerit karena rasa sakit yang dia rasakan tidaklah menyenangkan.

"Cuma satu tamparan doang langsung luka? Lemah banget." Ucap Zhi dan keluar dari ruangan terkutuk itu.

C H A L L E N G E DIMULAI.

***

Note :

Terimakasih sudah membaca, saran kalian aku nantikan.

@njw_blqs
@mawp.qiss

Selamat membaca kelanjutan nya ✨

Abang Psikopat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang