Chapter two

400 30 4
                                        

Zhi memasuki kamarnya dengan rasa biasa saja, tidak ada rasa bersalah setelah membunuh orang yang tidak bersalah. Begitu juga dengan alan, bahkan alan merasa sangat puas dengan kelakuannya.

Zhi bangun dari tidurnya yang lelap dan melihat jam, dan waktu menujukan pukul 04:00. Zhi memasuki kamar mandi yang berada didalam kamarnya, lalu dia memulai ritualnya.

Zhi turun kebawah dan disambut dengan para pelayan yang ada dirumahnya. "Pagi non." Sapa salah seorang pelayan dan zhi hanya mengangguk dengan wajah tetap datar. "Sarapan sudah siap non, dan haruskah tuan muda dibangunkan sekarang? Karna semalam tuan muda meminta untuk dibangunkan jam 04:00." Ucap gilang dengan panjang lebar.

"Tidak usah biar aku saja." Ucap zhi dengan senyum mengembang di bibirnya, mungkin hanya dengan gilang dan alan saja zhi bisa senyum semanis dan setulus ini. "Baiklah." Ucap gilang mengangguk dan pergi meninggalkan zhi.

Zhi melangkahkan kakinya kedalam kamar alan, yang masih terbalut selimut yang nyaman diatas kasur king sizeny.

"Abangg bangun." Ucap zhishu sambil menggoyangkan pundak alan. Alan yang merasa risih hanya mengelik kecil dan kembali kealam mimpinya. "Abanggg bangunn." Ucap zhishu kini meninggikan suara nya. Tetap saja hasilnya nihil. Alan malah kembali tertidur bahkan ia menutup telinganya dengan bantalnya.

"Ish susah banget sih dibangunin." Dumel zhishu karna alan tak kunjung bangun. "Abangg.... Bangunnn.... Abangg... Bangun.... Bangun.... Bangun...abang...Bangunnnnnnnnnnnnnnn." Teriak zhishu sambil melompat lompat di kasur alan dan mau tidak mau alan terpaksa membuka matanya dan terheran heran melihat kelakuan adiknya.

"Ck, kamu ngapain sih lompat lompat segala." Ucap alan sambil merubah posisinya dari tiduran jadi duduk dan menatap lekat manik adiknya yang sekarang sedang duduk dihadapannya. "Lagian dibangunin susah bener." Ucap zhi sambil menatap manik kakak nya malas.

"Ya tapi gak usah sampe lompat lompat juga kali, tar kalo rubuh gimana?." Oceh alan. "Terus aku harus masang petasan gitu biar abang bangun?." Kata zhi dan alan hanya berdecak kesal.

"Dah sono mandi, udah muka beler, badan bau pantes jomblo." Ledek zhi sambil berlari keluar dari kamar alan. "Dasar Adekk sialan." Teriak alan. "Emang aku adeknya si-alan". Teriak zhi yang masih mendengar perkataan alan tadi.

Selesai dengan pakaian yang cool alan turun kebawah dan menemukan adiknya yang sedang menyantap sarapannya. Dan muncul lah sebuah ide di benak alan.

"DORRRR." Alan mengejutkan zhi sampai zhi tersedak oleh makanan yang sedang ia makan. "Ehek... Ehek... Ekhe." Batuk zhi dan alan hanya tertawa puas lalu mengambilkan air minum.

"Nih minum makanya makan tuh yang bener." kata alan sambil memberikan air yang tadi ia ambil sambil tertawa. Zhi meminum air yang diberikan alan. "Abang yang ngagetin aku juga." Oceh zhishu tak terima.

"Hahaha udah buruan kita berangkat." Kata alan dan zhishu hanya mengangguk. Zhi Sekarang berada didalam mobil bersama alan.

"dah sono turun." Ucap alan pada zhi saat mereka sampai di sekolah zhi. "Iya sabar dikit napa herann." Kata zhi sambil keluar dan menutup pintu mobil dengan kencang lalu pergi dari mobil.

Alan hanya tersenyum tipis saat melihat adiknya itu seperti itu. Alan melanjutkan perjalannya menuju kampusnya.

Sampai di kampusnya alan memarkirkan mobil nya di tempat seharusnya dan langsung bergegas menuju kantin.

"Nasi goreng satu, sama es teh manis satu." Ucap alan pada penjaga stand di kantinya. Kini alan sedang mengunyah sarapannya karna tadi ia tidak sarapan, entah apa yang membuat nya ingin berangkat pagi pagi seperti ini, padahal waktu masih menujukan pukul 04:25.

Abang Psikopat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang