Chapter nine

115 16 2
                                    

Genus arora psyila.

Nama yang cantik, secantik orang dan hatinya. Genus adalah seorang wanita yang sangat cantik, pintar, baik dan sangat sopan. Namun, genus mempuyai prinsip tersendiri dalam hidup nya.

Kalian ingat kemarin Alan bertemu dengan seorang wanita? Yap! Itu genus.

Kini langit mulai menggelap, bukan hari ingin menjadi malam, namun awan hitam menyelimuti dunia.

Rintik hujan turun membasahi bumi, memberikan aroma ketenangan dan kenyamanan.

Disatu sisi kakak beradik ini sedang asik menonton film yang bergenre horror, mereka tampak biasa saja tidak ada kaget atau takut sedikit pun. Saya sebagai author kesian sama setannya.

"Bosen banget dah, jalan jalan yu bang." Ajak Zhi.

"Gak liat langit nangis noh?" Tanya Alan.

"Diem in kasih permen." Jawab Zhi asal.

"Yehh, nanti aja nunggu ujan reda." Ucap Alan sambil menyeruput susu kotak miliknya.

"Yaudah." Jawab Zhi dan mengambil susu kotak miliknya lalu meminum nya hingga tak tersisa.

"Aus bu?" Tanya Alan.

"G." Jawab Zhi.

"Idih singkat bener, yaudah ayoo ganti baju dulu sana." Ucap Alan.

"Serius?" Tanya Zhi berbinar.

"Iya buruan, bawa jaket kita naik motor." Ucap Alan dan dibalas anggukan cepat oleh Zhi lalu meluncur ke kamarnya.

Alan dan Zhi mengelilingi danau didekat rumah nya menggunakan motor alan.

"Turun." Ucap Alan menyuruh Zhi turun dari motor dan berhenti di sebuah taman pinggir danau.

"Kita ngapain disini bang?" Tanya Zhi setelah turun dari motor.

"Katanya mau jalan jalan." Jawab Alan.

"Oalahh."

Alan dan Zhi duduk dikursi taman disamping danau, tanpa sengaja Alan melihat seorang wanita yang waktu itu ia temui di supermarket.

Rambut terikat, baju berwarna biru mudah dengan celana pendek yang senada membuat nya terlihat cantik.

Alan dengan segera menarik Zhi hingga Zhi dibuat terheran heran.

"Adduuh paansi bang?" Tanya Zhi.

"Kita ke mall aja abang jajanin kamu, terserah mau beli apa aja." Jawab Alan dan langsung menarik Zhi ke motor nya.

Zhi yang merasa heran dengan kelakuan abang nya pun bertanya tanya dalam hati.

Zhi melihat sekeliling dan

"Ohh ini yang bikin abang jadi baik secuil." Batin Zhi.

"Kakak cantik yang pake baju biruuuu!!!!!" Teriak Zhi dan yang merasa dipanggil pun melihat nya.

"Kamu apaan sih dek." Ucap Alan.

"Kenapa? Orang aku cuma manggil kakak cantik doang." Ucap Zhi.

Genus melangkahkan kakinya kearah Zhi dan Alan.

"Haii." Sapa Zhi.

"Hai juga, oh iya ini uang abang kamu." Ucapnya sambil memberi Zhi lima lembar uang seratusan.

"Gak usah abang mah banyak duit." Ucap Zhi menolak.

"Gak ini uangnya." Ucap genus.

"Gini aja gimana kalo kita ke mall aja? Kita makan makan." Ajak Zhi.

Abang Psikopat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang