chapter seven

149 18 1
                                    

Saat listrik menyala Alan langsung siap sedia.

"Nah akhirnya nyala." Ucap reno dan berbalik badan.

Lalu...

Jlebb

Alan yang tidak sabar langsung menusuk perut dan mengaduk isi perut milik reno.

"Alan lo ngapain?" Tanya reno dengan terbata bata menahan sakit.

"Bunuh lo." Jawab Alan dengan tenang, "hahahaha ayo keluar kan melodi yang indah, Reno. Aku ingin mendengar nyanyian mu." Ucap Alan.

Alan mengambil beberapa pisau kecil dan gunting.

Alan menggunting telinga reno lalu Alan menusukkan pisau kecilnya kedalam mulut reno, merobek mulut nya sampai telinganya.

Darah segar mengalir dengan deras, alunan indah terngiang ditelinga Alan, suasana yang sangat menyenangkan bagi Alan tapi tidak dengan reno.

Luka yang diberikan Alan sangat menyiksa dirinya, ingin teriak kini sudah tidak bisa hanya bisa menerima nasib nya, sampai pada akhirnya reno tidak lagi merasakan sakit.

Alan tertawa terbahak bahak, lalu langsung memutilasi reno dengan sangat kejam, bagaimana tidak? Dia memutilasi reno hanya dengan menggunakan pisau kecilnya, memisahkan kulit dari dagingnya.

Hidung mancung milik reno kini hilang entah kemana, mata indah reno kini sudah tidak berbentuk, mulut reno kini ibarat kan monster, wajah tampan reno kini sudah hancur.

Dengan gelak tawa alan sangat tidak berprikemanusiaan, alan kini membereskan mayat reno hingga tidak ada jejak.

Tak lupa sebelum itu dia mendokumentasikan hasil kerjanya itu.

***

Zhi kini sudah berada di lantai atas.

"Sekarang aku harus nyari kamar nya, tapi dimana ya? Coba yang itu deh." Ucap zhi sambil berjalan dan mengetuk pintu nya perlahan.

"Siapa?" Tanya seseorang didalam.

"Aku zhi." Jawab zhi.

Pintu terbuka menampakkan Laurent dan keysa berdiri didepan pintu.

"Kok kamu ada disini zhi?"

"Abang yang suruh aku buat nemenin kakak." Jawab zhi.

Laurent pov

Alan dan reno sedang berusaha menyala kan listrik sedangkan aku dan keca hanya bisa berdoa agar sesuatu buruk tidak terjadi.

Klekk

Listrik sudah menyala, aku dan keca bersyukur dan menghela nafas dengan tenang.

"Tokk.. Tokk.. "

Suara ketukan pintu membuat kami saling berpandang pandangan.

"Siapa?" Tanya keca.

"Aku zhi." Jawabnya.

Aku yang mengenal bahwa zhi adalah adiknya alan segera membukakan pintu.

"Kok kamu ada di sini zhi?" Tanya ku.

"Abang yang suruh buat temenin kakak." Jawabnya.

"Ohh.. Yaudah ayo masuk."

Klekk

"Aaaaaaaaa urent." Teriak keca ketika listrik kembali mati.

"Kok listrik nya bisa mati hidup mati hidup sih kak?" Tanya zhi.

"Gak tahu udah ayo masuk." Ucap ku dan mengajak semuanya masuk kedalam kamar.

Aku menyala kan senter di HP ku dan zhi juga menyalakan nya.

Abang Psikopat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang