CHAPTER VIII💭

17 4 0
                                    

Haii sebelum baca cerita ini,di follow ya hehe,trs kalo suka jangan lupa vomment,soalnya itu semua jadi penyemangat lanjutin cerita ini hehe makasihhh         :)




"Dibohongi jauh lebih baik daripada Diselingkuhi,Hal itu takkan pernah termaafkan."

Happy Reading!





Sampai sekarang Rasya masih menangis mendengar perkataan Rishab,Ia benar-benar sakit,Ia menyesal menentang kakaknya,ia hanya berusaha menyelamatkan kekasihnya.Ia tak mengerti apa yang membuat mereka saling membenci.Dengan pikiran kacau ia berjalan untuk mengambil minum,ia sangat lelah setelah menangis satu harian ditambah lagi dengan wajah babak belur akibat tangan kekasihnya.

"Hari ini benar-benar melelah-"Sebelum Ia menyelesaikan kalimat nya Ia melihat Raka dan Rishab turun dari kamar dan mendapati koper besar yang digenggam Rishab.Mereka bertiga saling tatap namun hanya 3 detik,Rishab mengalihkan pandangannya dan melanjutkan obrolannya dengan Raka.

"Kau kapan kesini lagi?Jika butuh bantuan aku akan menyusulmu."Raka meyakinkan niat Rishab untuk pergi.

"Tak usah, aku bisa mengatasinya sendiri,kau tak perlu menyusulku,kau hanya perlu disini,jaga saja adikmu itu."Ujarnya sembari menggerakkkan kopernya.Rasya sangat tau sindiran itu untuknya.

"Ka-kakak mau kemana?"Rasya memberanikan diri bertanya pada mereka.

"Baiklah,semoga sukses disana brader,aku akan merindukanmu bangsat."Ucap Raka menjitak dahi Rishab.

"Kau merindukanku hanya untuk bahan makian mu saja sialan hahaha." Mereka menghiraukan pertanyaan dari Rasya dan menganggap Rasya tak ada disitu.

"Jaga kesehatan,jangan jarang makan,aku tak bisa sering-sering mengirimkan mu makanan ke Newyork,aku juga sibuk shab." Sebenarnya Raka khawatir dengan perginya Rishab.Ia sangat paham pada adiknya satu ini,jika tak dipaksa makan,maka ia bisa tak makan berhari-berhari.Memori Raka muncul mendapati kenangan 5Tahun yang lalu.

"Jangan kau ulangi kebodohanmu 5 tahun yang lalu Rishab,aku benar-benar khawatir."

"Tenanglah Raka,aku bisa menjaga diriku sendiri,kau seperti bunda,sangat cerewet.Ah baiklah aku pergi,jadwalku sebentar lagi,kau juga jaga kesehatanmu,jaga dia kumohon Raka,kau tau si bajingan itu bagaimana,aku tak sanggup melihat dia akan bernasib seperti Raisa,dia berharga untuk kita,"Kini Rishab menatap Rasya dan berjalan mendekati nya.

"Baik-baik disini,jangan se sekali kau lakukan seprti kemarin kepada Raka,Ia tak sepertiku,aku masih bisa memaafkan mu,tapi untuk dia tidak,Kau paham?Ohiya obati lenganmu,maafkan aku atas itu." Rishab mencium kening Rasya.

"Kak maafkan aku,aku menyesal,jangan pergi!siapa yang akan membentakku lagi jika aku bersalah."Rasya menangis hingga segugukan,Rishab memang berbicara sangat kasar namun perlakuannya sangat lembut.Rishab hanya memeluk Rasya lalu kembali berjalan menuju mobil.Ia menghiraukan pernyataan adiknya itu.

"Hati-hati dijalan."Kini sudah menghilang mobil Rishab dipandangan mereka.

-----------------------------------

"Kamu kenapa sayang?"

"Kak Rishab pergi ga,sudah 3 bulan,aku merindukannya."

"Ah serius?kenapa kau tak memberitahu ku?Baguslah hahaha sudah saatnya."Ujarnya pelan seperti berbisik."Kenapa kau bersedih?bukanya bagus dia pergi?jadi tak adalagi yang bisa menentang kita sayang,aku benci sekali melihatnya,Untuk apa kau merindukan orang lemah itu."Tentu saja dengan senyum smirk khas Argha.

"Apa maksudmu?Kau menghina kakakku!"

"Pelankan suaramu,kau taukan aku paling tak suka dibentak,sejak kapan kau berani meninggikan suaramu itu pada ku ha?"Argha mengeratkan tangannya ke pipi Rasya,hingga Rasya sedikit meringis kesakitan.

"Lepaskan!kau kasar."

"Aku kasar tandanya sayang padamu Rasya."Kini tangan itu berdalih kerambut Rasya.Argha menghidupkan mobilnya ,dan mengantar pulang Rasya.

***

Rasya berjalan dengan gontai menuju dapur untuk mengambil minum,hari ini ia sangat lelah,namun diselang ia berjalan, ia mendapati sosok gagah yang tengah berkutat dengan laptop dan kertas bertumpuk.

"Kak udah makan?"

"Belum."Singkat,namun dengan senyuman.Ia sangat kasian melihat kakaknya sangat bekerja keras,untuk menghidupi dirinya.

"Apa kakak mau mie?atau nasi goreng?"

"Apa kau bisa?"Tanyanya sedikit tertawa.

"Tidak sih, tapi aku akan mencobanya."

"Hahaha lebih baik tidak usah,kau hanya akan membuat perut kakak sakit,lebih baik kau tidur,besok kau harus sekolah."

"Aku merindukan kak Rishab,sudah 3bulan kak"Ketikan di keyboard itu berhenti,kini Raka menatap Rasya.

"Dia juga merindukan mu."

"Kapan dia kembali kak?aku ingin meminta maaf,aku benar-benar menyesal,pasti dia membenciku."Tak tahu mengapa sekarang-sekarang ini Rasya mudah meneteskan airmata."Dia takkan membenci adik kesayangannya,ia memang kasar,namun hatinya lembut,kakak saja pernah ia maki karna ia tahu kakak selingkuhi pacar kakak."Raka tertawa melihat Rasya melongo mendengarkan perkataannya.

"Ya tentu saja dia marah,kakak anehjuga,masa jahat banget selingkuh,aku paling tak suka diselingkuhi.Dibohongi jauh lebih baik daripada Diselingkuhi,itu takkan pernah termaafkan."Kini tampak terlihat muka Raka menjadi serius.

"Bagaimana hubunganmu dengan dia?"Rasya tersentak.

"Ba-baik kak."

"Jika kau dikasari,bilang padaku,akan kuhabiskan dia sebelum Rishab kembali."Rasya meneguk saliva nya mendengar perkataan kakaknya.

"Baik kak,aku juga paham."






To be continued.....

Author Note:

Gimana menurut kalian? Dapet ga feel nya?data nya ilang makanya aku buat lagi jadi lama up nya huhu:(

Jangan lupa pada Vote Comment ya biar lebih semangat ngelanjutin ceritanya.

LOVE YOURSELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang