Bagian 9

992 110 7
                                    

Happy Reading~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Chan menjadi orang pertama yang membuka mata kala sinar matahari masuk menelusup dari sela-sela helaian gorden yang tipis.

Mengerjabkan matanya dengan perlahan.

Ia pun menatap sekeliling kamar dan seketika menghela nafasnya pelan.

Pemuda Lee itu hendak beranjak dari pembaringannya tatkala ia merasakan sebuah beban yang tidak terlalu berat menimpa bagian perutnya.

Ia pun mengerutkan kening nya lalu menoleh kesamping kirinya yang ternyata ada sosok seorang Kim Mingyu yang masih tertidur nyenyak disamping nya.

Jujur saja, Chan tidak menyangka akan mendapati wajah tampan Mingyu yang cukup dekat dengan nya dipagi hari nya yang cerah.

Bahkan ia dapat merasakan hembusan nafas halus dari pemuda Kim itu.

Chan nampak tersenyum tipis, bibir yang semalam nampak pucat itu sudah kembali memerah meski tidak semerah biasanya.

Menjadi penanda bahwa sepupu dari Jeon Jungkook itu sudah sedikit lebih baik dari pada sebelumnya.

"Sunbae." Lirih Chan.

Tangannya terangkat guna menyentuh sebelah pipi milik Kim Mingyu itu.

"Terimakasih..."

Chan menghela nafasnya, matanya nampak berkaca-kaca entah karena apa?

Tapi yang jelas, saat ini hatinya merasa hangat ketika ia menyadari bahwa Mingyu benar-benar menemaninya tadi malam.

"Aku menyukaimu. Maaf karena telah membuatmu terlibat masalah yang seharusnya aku selesaikan sendiri."

Lagi-lagi Chan tersenyum dengan tulus.

Ia pun berniat untuk memindahkan tangan Mingyu yang memeluk erat perutnya itu.

Tapi sebelum ia melakukannya, tiba-tiba saja ia dikejutkan ketika ternyata tubuh nya semakin ditarik dalam dekapan Mingyu.

Bahkan kini posisinya, ia membelakangi pemuda Kim itu. Membuat sosok tampan itu seolah memeluknya dari belakang.

Bugh

Bugh

"Jantung sialan! Kenapa berdetak cepat sekali." Gerutu Chan yang sibuk memukul dada nya sendiri.

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang