5

6 1 0
                                    

Waktu Jisoo dan Taehyung di dunia ini kurang dua hari. Dan untungnya, hari ini kedua orang tua mereka pulang ke rumah. Kakak beradik itu pun sudah menyiapkan rencana untuk berpamitan kepada kedua orang tuanya. Semoga saja tidak ada pertumpahan air mata walau presentasenya nol koma nol nol nol nol nol nol satu persen.

Saat ini, keluarga kecil yang bahagia itu sedang menonton serial kartun sejuta umat yang tak lain dan tak bukan ada Spogebob Squarepants. Gelak tawa dan atmosfir bahagia memenuhi seluruh oksigen di rumah mewah nan besar itu. Bahkan Selena pun ikut bahagia walau eksitensinya tidak diketahui kedua orang tua Jisoo dan Taehyung.

Serial kartun itu selesai dan diganti dengan berita hot terkini tentang keadaan salah satu planet di luar Galaksi Bima Sakti yang kabarnya mempunyai anak hasil kloning dengan Planet Mars. Menemukan waktu yang tepat, Taehyung pun mengecilkan volume televisi.

"Ma, Pa. Abwank sama adek mau ngomongin sesuatu," Taehyung mengalihkan perhatian keempat mahluk itu ke dirinya. Termasuk Selena, lho ya.

Tuan dan Nyonya Kim mengalihkan fokusnya pada anak laki-laki mereka satu-satunya ini. Tidak seperti Jisoo yang sudah berkeringat dingin, tidak kuat dengan bayangan suasana sehabis ini. Selena, yang memang ia tidak tahu apa-apa soal kepergian Jisoo dan Taehyung, hanya menyimak dengan kecantikan paripurnanya yang sudah kadaluarsa.

"Saya pamit," ucao Taehyung.

"Bwank, ini bukan waktunya buat promotein vidio Ria Ricis yang lama," sahut Jisoo.

"Sori-sori..salah konsep," ucap Taehyung, lalu kembali ke mode serius dengan menatap tepat ke manik mata kedua orang tuanya. "Abwank sama adek mau pamit."

Namanya orang tua kan ya, pasti batinnya terhubung ke anak-anaknya. Taehyung belum memberitahu akan pergi kemana dan seberapa lama mereka sudah diambang antara sadar dan pingsan.

"Kemana?" Papa Kim bersuara, berusaha menghilangkan nada khawatir dalam ucapannya.

Taehyung dan Jisoo tersenyum tenang, padahal mereka berusaha mati-matian untuk terlihat baik-baik saja, yang untungnya dapat membuat kedua orang tua mereka sedikit tenang. Lumayanlah, buat tenang orang tua kan dapat pahala. Lagian sebelum mereka benar-benar meninggalkan dunia ini, mereka masih sempat membuat orang tua mereka tenang walau sedikit.

"Ke tempat yang jauh, ke tempat yang kami pun tidak tau dimana dan apa," Jisoo yang menjawab.

Mendengar hal itu, Selena menangis histeris sambil berguling-guling di karpet. Ia tidak menyangka sahabatnya yang sudah ia kenal semenjak mereka menapakkan kaki di rumah ini akan pergi meninggalkannya dalam dua hari lagi.

Tuan dan Nyonya Kim yang memiliki perasaan kuat bahwa ini adalah takdir yang tidak dapat diubah hanya dapat menahan air matanya yang ternyata gagal. Kedua anak mereka pun menghampiri mereka dan berpelukkan disertai air mata yang mengucur.

"Mama-Papa gausah nangis. Yah, walau aku tau mengetahui akan kehilangan anak dalam waktu dekat pasti membuat semua orang tua sedih. Tapi jangan seperti ini. Kalian nanti membuat perjalanan kita terhambat," oceh Jisoo.

Mama Kim mengahapus air matanya yang percuma saja dihapus karena masih mengucur lagi. "Kemana pun kalian akan pergi, selalu bahagia, ya. Selalu bersama. Kalian sudah membuat kami bangga dengan adanya kalian di dunia ini, kalian tidak perlu khawatir."

"HUAAAAAA!!!!" Jisoo menangis kejer banget. Padahal ia baru saja menyeramahi mamanya agar tidak menangis. Segera Sang Papa menarik anak gadisnya itu ke dalam pelukannya.

"Besok kita habiskan waktu bersama, ya. Kita bakal seneng-seneng sepuasnya," ucapan Papa Kim membuat semua hati menenang.

Malam ini adalah malam terakhir Jisoo dan Taehyung di dunia ini. Jadi mereka sekeluarga sepakat untuk tidur di kamar yang sama, menghabiskan sisa waktu yang masih ada. Keluarga kecil bahagia itu berbincang banyak hal. Yang membuat sedih adalah mereka sama sekali tidak menampakkan kesedihan dan benar-benar membuat suasana bahagia, karena masing-masing diri mereka tahu bahwa sisa waktu ini akan digunakan untuk hal yang bahagia, dengan harapan akhir yang bahagia juga.

Dunia Hitam-PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang