"Beomgyu-ya, masih ada yang mau kamu beli?" Tanya Jimin kepada sang anak, mereka sedang berbelanja di sebuah departemen store sekalian menunggu anggota keluarga yang lain untuk berkumpul di sebuah restoran yang berada di lantai atas mall. Mereka akan makan malam bersama di sana.
"Aku masih harus nyari alat tulis di bagian sana bu," jawab Beomgyu yang masih sibuk memilih pelembut pakaian, mereka mampir untuk membeli kebutuhan bulanan.
"Hueningkai mana?" Tanya Jimin yang datang bersama calon menantu, ah! bukan, anak tetangganya itu.
"Tadi bilang mau beli cemilan."
"Cari dulu, abis ini kita nyusul ke resto, Ayah udah sampai di sana," Jimin mengambil alih troli belanja dan menyuruh anak bungsunya itu untuk pergi mencari Kai.
Beomgyu pergi menyusuri rak permen dan makanan ringan tapi tak menemukan bocah tinggi itu di manapun. Dia mengedarkan pandangannya lagi dan berjalan lebih jauh menuju tempat boneka, siapa tahu bocah itu berubah menjadi manekin.
"Ya! Huening-ie.. " Beomgyu menarik nafas lelah saat mendapati Kai sedang memilah boneka lumba-lumba yang berwarna putih abu, tak ada yang berbeda lalu apa yang harus di pilih pikirnya.
"Ibu udah selesai belanjanya?" Tanya Kai yang masih mengusak permukaan halus boneka secara bergantian entah untuk apa.
"Udah, kita tinggal taruh belanjaan di mobil aja terus pergi ke restoran, ayah udah di sana."
"Okay, aku juga udah selesai," Kai melambaikan tangan kepada boneka-boneka berbulu lembut itu.
"Gak jadi beli? beli satu bawa pulang aja," tawar Beomgyu kepada yang lebih muda.
"Aku cuma main sama mereka kok kalo boneka udah banyak di rumah," jawab Kai enteng, dia lalu tak segan meraih jemari Beomgyu untuk digenggam.
" Gak salah sih aku manggil kamu bocah, kelakuanmu gitu," Beomgyu tak menampik genggaman Kai dan ikut berjalan beriringan seperti itu hal biasa saja.
Biasa untuk Beomgyu tapi untuk Kai jelas saja berbeda, kak Beomgyu nya sulit di mengerti, Kai rasanya seperti di tarik ulur dan jujur itu mengesalkan...
.
.
.Beomgyu sudah menghampiri Jimin yang masih mengantri di kasir untuk membayar, sore hari lumayan ramai dengan orang yang juga berbelanja di sana.
"Kai ketemu di mana?"
"Aku di rak boneka," jawab Kai.
"Gak ambil buat di bawa pulang?"
"Cuma liat-liat aja, gimana kalau kita aja yang ngantri, ibu udah di tunggu ayah kan?" antrian masih sedikit panjang dan mungkin memakan waktu cukup lama.
"Gak apa-apa ibu tinggal? Ya udah pake ini dulu," Jimin menyerahkan credit card nya kepada Beomgyu untuk membayar.
"Gak papa kok bunda, nanti kita sekalian masukin mobil baru ke sana," jawab Beomgyu tak keberatan.
"Baiklaahh.. sampai nanti," Jimin berlalu menuju pintu keluar menyisakan Beomgyu dan Kai tak lupa barang belanjaan satu troli di sana.
.
.
.
.Barang-barang belanjaan sudah masuk ke dalam mobil Beomgyu seluruhnya. Dia memang pergi dengan mobilnya sendiri bersama sang ibu dan Hueningkai seusai sekolah berakhir.
"Makasih Kai udah bantuin."
"Aku yang harusnya Makasih kak karena di ajak makan malem bareng," jawab Kai senang, dia tak menyangka akan di ajak Beomgyu untuk makan malam bersama, ada pacar kak Yeonjun juga.