"Oh iya, aku jadi ingat sesuatu, kamu Kang Taehyun yang kerja di kantor?" Tanya Yeonjun setelah berfikir beberapa saat lalu.
"Iya, dia kerja di kantor kita" jawab Soobin cepat, dia memberi kode agar Taehyun tak perlu menjawab.
"Di bagian apa?" Tanya Arin yang juga penasaran, dia sering juga datang ke kantor meskipun hanya untuk makan siang bersama Yeonjun.
"Aku petugas kebersihan di sana," Taehyun menjawab langsung tanpa ragu, dia hanya perlu memastikan kalau keluarga direktur nya itu bisa menerima Taehyun setelah mengetahui kenyataannya.
Mungkin tidak sesuai harapan Taehyun saat seluruh pasang mata menatapnya tanpa bisa dia terka apa arti tatapan itu...
Apa Taehyun harus menghilang saja sekarang?...
"Iya, Taehyun sekarang bersih-bersih ruanganku aja," Soobin meraih jemari yang lebih mungil untuk di genggam, dia takut Taehyun panik dan merasa tidak di terima.
"Ohh begitu, gak masalah Taehyun-ah, kita gak mentingin latar belakang apapun tentangmu, kalau Soobin milih kamu, berarti kamu yang terbaik. Kita senang Soobin bawa kamu ke sini sekarang," Taehyung sang kepala keluarga membalas dengan senyum yang mengembang. Taehyun sedikit lebih lega.
"Terimakasih banyak Tuan," Taehyun menunduk dengan hormat atas pengertian dari ayah sang direktur.
"Kak Taehyun umur berapa? tapi kayaknya lebih muda dari aku?" Beomgyu mengambil alih pembicaraan, dia tidak suka kakaknya membawa pacar karena otomatis dia akan jomblo sendirian. Tapi itu awalnya saja, Taehyun terlihat tulus dan Beomgyu jadi ingin lebih dekat dengan pacar kakaknya itu.
"Aku 18 tahun," jawab Taehyun.
"Berarti kita seumuran aku bentar lagi juga 18 taun, tapi aku masih di tingkat terakhir SMA" Kai ikut menimpali.
"Benarkah? Aku lulus tahun lalu," Taehyun senang saat dia merasa ada yang seumuran dengannya.
"Curang, aku keliatan tua dong," Beomgyu mencebikan bibirnya, kenapa sang kakak memacari bocah yang lebih muda darinya sih.
"Kak Gyu tetep yang paling imut kok," ucapan Kai membuat anggota keluarga yang lain hanya tersenyum gemas melihat Beomgyu sudah diam dan melanjutkan makan dengan suapan banyak-banyak. Secerewet apapun Beomgyu dia selalu salah tingkah saat di puji, terlebih oleh Hueningkai.
"Yeonjun-ah, Gimana persiapan pertunangan kalian?" Jimin memulai pembicaraan, acara makan malam mereka memang untuk membicarakan hal itu juga.
"Dua Minggu lagi udah siap semua," jawab Yeonjun.
"Baguslah. Kalau undangan kalian aja yang atur," Sang ayah memang tidak begitu ikut campur karena dia menyerahkan semuanya kepada anak dan calon menantunya itu, agar sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
"Iya ayah, kita ngundang beberapa anggota keluarga aja," Arin mengatakannya dengan senyum cerah, dia rasanya sangat bahagia akan menikah dengan Yeonjun. Pria yang sudah mapan dan memperlakukan Arin dengan baik dan sangat romantis.
"Kalau butuh bantuan apa-apa bilang aja, aku bantu kalau sempat," balas Soobin.
"Terimakasih Soobin-ah."
"Santai aja kak."
Bukankah Soobin sudah memerankan sebagai calon adik ipar yang baik?
.
.
.Acara makan malam mereka berakhir setelah jam menunjukkan pukul sembilan malam.
"Sebenernya ayah pengen ngajak kalian minum lho, udah lama kan kita gak minum bareng?"