Hape layar lipatnya terus bergetar di atas kasur, membuat Hoseok dengan cekatan memakai pakaian seadanya. Hoodie naik hitam, celana jeans sen loren, dan sepatu guci. Yap, seadanya.
Kemudian pemuda itu memasukkan hapenya ke dalam saku hoodie, berlari ke halaman, menaiki sepeda dan mengayuhnya kesetanan.
Betewe, rumah Namjoon itu di apartemen, lumayan jauh sama komplek perumahannya Hoseok.
Setelah dua puluh menit berjalan akhirnya Hoseok pun tiba di depan apart namjoon. Ia memarkirkan sepedanya, lalu berlari menuju lift. Seketika sampai di lantai tujuh, Hoseok pun keluar dengan langkah lebar dan memencet bel berkali kali.
"iya WOY! SABAR!"
"GEMANA NGGA SABAR ORANG NI HAPE NGGETER TERUS JEMEEEEEEN."
Jimin yang dipanggil namanya langsung menciut seketika di pojok ruang. Badannya tenggelem sama kaos kuning kebesarannya. Anak itik emang.
Begitu pintu dibuka, biji mata Hoseok langsung tertuju ke arah sang pelaku penggeter hape.
"Anu...berhubung kamu kemarin bilang ngidam nastar ckckck."
Hoseok memutar bola matanya malas. Ada ada aja. Namun ia pun tidak menggubris masalah ratusan panggilan Jimin tadi, ia langsung duduk bersilang bersama temen temennya dan mencomot lima buah nastar-terakhir sekaligus.
"Betewe, kita mau ngapain disini?" Mulut penuh nastarnya bertanya demikian, membuat serbuk serbuk tepung penuh air liur mancrot kemana mana.
"Hoseok jijik."
"Biasaaa mabarrr."
"Ohh."
Hoseok menyahut malas. Jujur entah kenapa tiba tiba ia merasa bosan dan malas disini. Tidak ada hal yang bisa dilakukannya selain membersihkan isi toples konghuan dan tiduran di sofa sambil mendengar ocehan brisik temen temennya yang lagi mainan pe es. Keinginan untuk menceritakan soal perestuan dari mamah sama Yoonji pun lenyap begitu saja. Udah hambar rasanya.
"Si kuda tidak bergaerah adalah pemandangan paling langka yang pernah kulihat." Seokjin berujar dan langsung ditanggapi tatapan menyipit Hoseok.
"Ahaha maklum kan kepikiran taruhannya terus. Ya ngga?"
Kali ini ucapan Taehyung membuat mata Hoseok membuka lebar.
Mimpi apa semalem nyampe hal sepenting itu bisa lupa?!
"Ah...iya..." Jawabnya pelan, matanya kembali tertuju pada langit langit putih kusam. Gegara Tetet pikirannya jadi nerawang jauh kemana mana. Ke Yoonji, taruhan, taktik pedekate, nembaknya, kata kata perestuan mamah, mamah, titipan...
Oh ya!
Hoseok sampe lupa ada titipan dari mamahnya buat beliin keperluan dapur ke market.
Berhubung Hoseok suka lupa dan masih inget pesen mamah pada detik ini, Hoseok pun memutuskan untuk beli titipannya dulu daripada pusing mikirin taruhan dan Yoonji.
"Eh guys. Aku mau keluar beli sesuatu bentar ya."
Pemandangan riuh manusia manusia yang tenggelem terlalu jauh ke dunia game sepertinya sangat tidak memungkinkan seseorang untuk bisa mengajak mereka berkomunikasi. Namun untungnya masih ada satu manusia yang tidak ikut terjerat dalam kebodohan mereka dan masih waras luar dalam.
"Ah iya kak Hoseok. Hati hati di jalan ya." Sahut pemuda berpipi gembul itu sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Hati Hoseok menghangat seketika. Hoseok pun turut tersenyum membalas senyumannya. Ia merasa hidup kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Hujan [SOPE; GS]
FanfictionKetika hujan, Hoseok dan Yoonji ingat semuanya. Start; 200504 End; 📌NOTE : • Bahasa campuran (formal+informal) • SOPE (gs; jh top sg bott) • cover ©pinterest ✿