🌧️-8

64 14 8
                                    

Hoseok menulis di papan tulis dengan semangat, kemudian senyuman mengembang lebar di wajahnya ketika Bang Ssaem menepuk bahunya bangga dan tepukan apresiasi dari teman temannya terdengar keras. Lalu pemuda dengan senyum mentari itu kembali duduk di bangkunya.

"Bagus, Hoseok. Kamu sangat pintar sekali. Memangnya apa yang kau makan pagi ini, nak?" Tanya Bang Ssaem sembari melorotkan kacamata bulatnya yang melorot.

Hoseok tidak terkejut. Pria gemuk itu memang suka sekali bergurau. "Telur dadar dengan nasi, Ssaem. Tidak ada ramuan spesialnya." Jawab Hoseok sedikit sombong, lalu duduk kembali di bangkunya.

Semua atensi pun tertuju pada Hoseok. Menatapnya penuh kesal sekaligus iri.

"Baiklah kita lanjutkan pelajarannya." Bang Ssaem mengisyaratkan murid murid untuk kembali fokus pada pelajaran. Beliau pun kembali menjelaskan penyelesaian soal matematika yang tadi Hoseok kerjakan di papan tulis.

Omong omong, sepertinya Bang Ssaem yang sedari tadi mengoceh ribut di depan tidak menyadari sama sekali tingkah cerdik kamuflase murid muridnya di belakang.

Sudah menjadi kemakluman nasional jika terdapat seorang siswa yang lebih memilih tidur bersembunyi di balik buku saat jam pelajaran yang menurutnya membosankan. Contohnya saja Seokjin, bahkan air liurnya sampai menetes keluar saking lelapnya. Taehyung pun demikian. Namun dengan kacamata yang ditempeli kertas bergambar mata di kedua lensa, sepertinya Taehyung mendapatkan resiko ketahuan lebih kecil dibandingkan mereka yang berlindung di balik buku, sampai sampai Namjoon gatal untuk sekedar bertepuk tangan mengapresiasi bakat terpendam teman aliennya itu.

Hampir satu kelas tidak ada yang menghiraukan penjelasan Bang Ssaem, sampai Hoseok si murid rajin sekalipun.

"Hoseok! Apa yang kamu lamunkan? Tolong perhatikan penjelasan saya!" Hoseok terkejut, dengan cepat pandangannya beralih ke depan, tepat pada mata sipit di balik kacamata yang menatap nyalang dirinya.

"Tidak biasanya kamu seperti itu, nak. Ayo fokus!" Pinta kembali Bang Ssaem, membuat Hoseok menundukkan kepala dan mengucap maaf.

Sebenarnya Hoseok sama sekali tidak bermaksud untuk menghiraukan pelajaran Bang Ssaem. Tidak.

Hanya saja sosok cantik berjersey merah di balik jendela mencuri perhatian Hoseok.

Bel istirahat berbunyi nyaring, Bang Ssaem pun menutup jam pembelajaran dan pergi dari keluar dari kelas. Setelahnya, para kaum rebahan langsung membuka mata lebar lebar dan bangkit dari singgasananya. Begitu pula dengan Seokjin dan Taehyung yang hampir selama jam pelajaran hanya tertidur pulas, sedangkan Namjoon begitu fokus pada mata pelajaran sesekali melirik ulah teman temannya yang menjengkelkan sekaligus jenius itu.

"Hoaamm tumben ga ikut tidur, Nam?" Tanya Seokjin di sela menguapnya sembari meregangkan badan ke atas.

"Ingin jadi murid teladan dan pintar."

"Kamu emang udah pinter, Nam."

"Namun tidak lebih pintar dari Hoseok."

"Aigooo apa yang telah merasukimu, Nam?"

"Men temen sekalian! Demi mie ayam bambang kesayangan mari kita angkat pantat dan kaki segera! Jangan sampe ketinggalan barang sedetikpun kalo ga mau kebagian centong sama gerobaknya!" Teriakan Taehyung menjadi pembangkit semangat kawan kawan sepergoblokan bangtan untuk bangkit dari bangku dan bergegas keluar kelas.

Hoseok pun tak kalah semangat dan menyahut teriakan Taehyung dengan keras, "Siap, Boss! Dari tadi perutku dugeman terus!"

.

Tidak ada yang lebih nikmat dari mie ayam pak bambang kesayangan. Menurut mereka, itu adalah hidangan terenak di dunia dengan bukti konkrit; mie super lembut nan kenyal, rasa gurih kuah begitu kuat dan menyegrakan, merembes sampe ke dalam sedalam dalamnya daging ayam. Blasteran lokal sama surga ini mah. Maknyusss.

Ketika Hujan [SOPE; GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang