Typo bertebaran.
📌Harap tinggalkan jejak bintangTerima kasih!
Selamat membaca.
Ada sedikit bumbu anuanunya🙏🔞_________
Langkahnya melebar ketika pikiran sang ibu yang sedang tidak enak badan dan muntah-muntah semakin menghantuinya.
Apotek sudah berjarak semakin dekat dengannya, segeralah Hoseok masuk dan membeli obat yang dibutuhkan guna meringankan rasa sakit ibunya pada awal kehamilan serta suplemen-suplemen untuk mencukupi nutrisi adik kecilnya.
Ya, adik kecil, dan Hoseok masih belum mempercayai kehadiran malaikat itu.
Dia akan menjadi kakak.
Kakak yang baik untuk adiknya. Ah ralat. Kakak yang baik untuk mengayomi keluarganya mengingat besok siang ia dan ibu harus pergi menemui ayah untuk mengajukan gugatan perceraian mereka ke pengadilan.
Sakit.
Air mata yang sedari tadi ia bendung kini mengalir, membanjiri pipi tirusnya bersama turunnya hujan gerimis di luar jendela.
Gemerisik, Hoseok sangat suka bunyi itu. Ia akan dengan riang mendekat ke arah sumber suara dan menikmati bagaimana bunyi tersebut menenangkannya.
Namun tidak untuk kali ini.
Hujan di luar semakin deras dan membuat rasa sakit semakin berakar menggerogoti hati pemuda berambut lepek cokelat gelap dengan wajah sembab yang tenggelam di balik tudung jaket hitam pemberian sang ayah, favoritnya.
Layaknya kanker. Tak ada obat yang instan. Ah bahkan tampaknya lebih ganas dari kanker.
Setelah mendengarkan cerita panjang lebar yang selama ini disembunyikan oleh ibu mengenai hubungannya dengan sang ayah, Hoseok turut merasa dikhianati sampai-sampai dirinya memanggil pria tua tersebut iblis.
Yah memang iblis, atau malaikat pencabut nyawa? Keduanya.
Pria itu mencabut kebahagiaan sang istri dan anaknya, dua anaknya.
Katanya ayah tidak pulang tahun ini karena sibuk dengan cabang-cabang baru perusahaannya, katanya ayah akan pulang akhir bulan, katanya dan dengan bodohnya Hoseok mempercayai semua bualan itu. Sudah seharusnya ia mencurigai suara ayahnya yang tampak menggeram mendesah dengan suara sayup-sayup seorang wanita berteriak diujung telepon minggu lalu.
Brengsek.
Keparat.
Hoseok tampaknya sudah mengambil semua obat-obatan yang diperlukan, dan ia hanya perlu ke kasir untuk membayar kemudian pulang jika ia tidak menabrak bahu seorang gadis bertudung merah di belakangnya-
"Mbak Yoonji?"
Gadis itu menegang. Yang dipanggil tak kunjung menoleh, membuat Hoseok mengerutkan dahinya dan memanggil gadis itu sekali lagi guna memastikan bahwa ia adalah Min Yoonji sang pujaan hatinya-
"Maaf, ini Mbak Yoonji, kan?" Panggil Hoseok penasaran dan berhati-hati dengan suaranya yang terdengar parau- Ia lupa jika dirinya habis menangis dan- "Ah, maaf. hiks."
Hoseok menarik dirinya menjauh, ia malu, berharap Yoonji tidak dapat melihat wajah sembabnya itu.
Gadis itu masih menegang, diam berdiri disana menatap kosong suplemen-suplemen yang baru saja Hoseok ambil beberapa-berjejer di rak sana.
Hoseok pun terheran-heran, merasa ada yang tak beres. Ia yakin itu Min Yoonji. tubuh mungil pendek, berambut lurus berponi sebahu hitam legam, bertudung merah yang menjadi ciri khasnya, dan kulit seputih salju. Namun ada yang janggal disana-wajahnya pucat, dan Hoseok semakin dibuat penasaran karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Hujan [SOPE; GS]
FanfictionKetika hujan, Hoseok dan Yoonji ingat semuanya. Start; 200504 End; 📌NOTE : • Bahasa campuran (formal+informal) • SOPE (gs; jh top sg bott) • cover ©pinterest ✿