{TIGA BELAS}

492 35 7
                                    

Suara angin yang berhembus dan suara nafas ara yang membuat keadaan di taman kampus ara mendadak sepi, kebetulan tu taman juga belum rame juga sih. Ara pun duduk disebuah bangku yang berada di taman tersebut dan masih memikirkan sosok suara kemarin yang ia telfon, apa itu suara eka atau bukan. Ke inginan tahu nya ara membuat ara bingung dengan semua kejadian ini, meski ara belum tau apa yang sebenarnya terjadi dengan eka. Ara mendengar Suara langkah kaki seseorang menuju bangku yang sedang ia duduki membuat eka berpikir pasti itu ariq

"Gua udah tau pasti ariq" Ucap eka

"Yaelah baru mau ngagetin" Jawab ariq sambil duduk di bangku tersebut

"Lu kenapa sih dari tadi gua liat bengong" Tanya ariq yang sedang melihat ara bengong

"Gua gpp riq, gua cuman heran" Ucap ara tanpa melihat ariq

"Heran kenapa" Tanya ariq

"Semalam gua coba telfon temen eka di sana yuli, gua coba hubungi and pas gua hubungi yang ngejawab tu bukan yuli" Ucap ara terhenti

"So? "

"Gua yakin itu suara eka riq" Ucap ara sambil melihat ariq yang berada di sebelah nya

"Eka, jadi lu ngomong apa aja" Ariq pun langsung menatap ara

"Gua, belum sempet ngomong telfon ny putus" Ucap ara lagi

"Mungkin lu halu makannya lu keinget eka"

"Tapi gua yakin itu eka riq" Ucap ara meyakinkan

"Udah udah kalo kea gitu nanti kita cari tau lagi tentang eka nya lagi" Ucap ariq tersebut, ara pun menganggukkan kepalanya

~~~
Langit yang semula nya biru pun tiba-tiba berubah menjadi gelap, angin mulai berhembus kencang,dan mulai menurunkan air hujan yang perlahan semakin deras, dan suara petir yang mengagetkan eka

Jdeeeerrrrrr suara petir

"Aaaaa" Ucap eka yang masih di parkiran bersama pria tersebut sambil menutup telinga ny menggunakan kedua tangan, sosok pria tersebut pun menarik tangan eka dengan pelan menuju tempat berteduh yang berada di dekat parkiran.

"Kamu tidak apa apa" Ucap pria tersebut yang berusaha menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, tapi logat ny masih susah untuk mengucapkan kalimat tersebut

"Saya tidak apa apa" Ucap eka yang seblumnya takut akan petir melihat pria tersebut

"Kamu takut sama petir" Ucap pria tersebut sambil melihat mata eka

"Saye memang takut sama petir, tapi saya suka ngn hujan" Ucap eka menatap Pria yang berdiri di sebelah nya

"You like rain" Tanya pria tersebut

"Yes i love rain, sebab hujan ni rahmat yang Tuhan berikan kepada kita, so kita harus bersyukur, and hujan ni membuat saya bisa menjadi tenang, yang semulanya keadaan ramai, dengan hujan semua menjadi senyap dan hanya suara hujan yang terdengar" Ucap gadis yang memakai pasmina hitam

"Sorry, saya tak paham awak cakap, sebab panjang sangat" Ucap pria yang berada di belakang ny

(Gua lupa lagi) ucap eka dalam hati sambil menepuk Kepala ny, ia pun kembali ke belakang dan duduk di samping pria tersebut

"Oiya saye tadi nak ucap nama saye" Ucap pria tersebut yang duduk di sebelah eka

"Oiya,saye lupa cakap nama awak sape" Ucap eka yang berusaha menggunakan bahasa sini meski logat yang berbeda

"Hhhh, saya aidil" Ucap pria tersebut, sontak saja membuat eka teringat akan sesuatu, ia pun mulai berpikir

"Aaaa" Ucap eka, sambil memegangi kepala nya

DaniealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang