•|5|•

84 20 3
                                        

Selamat membaca...

Malam ini. Kevan berangkat ke tempat arena balapan yang sudah di tentukan oleh Kevin. Kevan malas untuk mencari tempat, biarlah Kevin yang repot mengurusi balapan malam ini. Rio, dan teman teman kevan yang lainnya akan menyusul sebelum balapan di mulai. Kini kevan telah sampai di dekat arena balapannya nanti. Kevan ingin mencari Kevin terlebih dahulu untuk menentukan apa saja peraturan balapan malam ini.

"Dateng juga Lo ternyata. Nyali Lo gede juga ya, bisa terima tantangan gue." Ucap seseorang di belakang kevan.

Kevan membalikkan badannya dan melihat di depannya Kevin yang sedang dia cari. Kevan tidak menjawab ucapan kevin karena itu akan membuang buang waktu dan tidak berguna. Kevan menyunggingkan senyumnya kepada Kevin.

"Peraturan."

"Maksudnya? Peraturan balapan ini?" Sahut Kevin.

"Hmm"

"Gaada."

Kevan pergi meninggalkan Kevin begitu saja, yang akan kevan lakukan sekarang adalah mencari teman teman nya. Kevin yang sebal karena di tinggalkan begitu saja oleh kevan mengumpat dengan keras.

"AWAS AJA LO VAN. LO BAKAL KALAH SAMA GUE!" Sehabis meneriaki kevan seperti itu, Kevin tertawa puas dan di ikuti oleh teman teman Kevin. Memang, Kevin terlalu pede di setiap sikon.

Kevan menemui Rio yang sedang melihat-lihat dan mengukur arena balapan ini. Kevin yang melihat bahwa Rio ada di sini mulai geram. Karena buat apa kevan membawa Rio kesini? Membawa Rio jauh jauh dari Bandung ke Jakarta sama seperti dirinya.

"Keren juga skill Lo Van. Segala bawa backingan ke sini. Lagian gua cuma ngajak balapan bukan tawuran. Tenang, gua ga bakal ngotorin tangan gue." Ujar kevin.

"Oke. Gua pegang kata kata Lo. Jangan sampe malem ini gua turun tangan buat ngurusin kebangsatan lo." Tekan Rio.

***

Walaupun balapan ini Kevin yang mengajak, tetap ada juri yang menilai. Ya bisa dibilang ini bukan balapan liar.
Gibran mendekat ke arah kevan dan menepuk bahunya.

"Woy bro! Semangat. Oiya, si kembar minta maaf gabisa Dateng. Tante Rani ngelarang mereka buat pergi malem malem." Kata Gibran.

"Eh gib. Gapapa lah lagian mereka juga harus dengerin apa kata Tante Rani. Gib, ini bang Rio temen gue yang di Bandung. Bang, ini Gibran temen gue di sekolah." Kata kevan sambil memperkenalkan keduanya.

Mereka berdua langsung bisa akrab dan berkenalan. Tidak beberapa lama kemudian, kevan pamit untuk memulai balapannya.

"Balapan ini balapan seperti biasa antara kevan dan Kevin. Tidak ada peraturan khusus pada balapan ini. Namun kalian dilarang untuk bermain curang. Paham?"

"Paham." Ucap keduanya.

Balapan pun dimulai.

Tidak perlu menunggu lama, kevan sudah berada di garis finish jauh sebelum kevin, ya walaupun di tengah arena balapan tadi Kevin yang memimpin diantara keduanya.

Kevin yang tidak terima atas kekalahan nya turun dari motornya dan mendekati kevan lalu...

Bugh

Kevan yang tidak siap atas pukulan dari Kevin pun terhuyung ke belakang namun ia bisa menahan dirinya agar tetap seimbang dan tidak jatuh. Semua orang yang berada di situ langsung memusatkan perhatiannya kepada kerusuhan yang di buat oleh Kevin itu.

"Maksud Lo apa hah?!" Tanya kevan sambil memegangi pipinya yang habis di beri bogem mentah oleh Kevin.

Rio hanya memperhatikan kedua orang tersebut. Ia juga harus memahami terlebih dahulu apa yang terjadi dan penyebabnya.

RIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang