Bagian 2

16 1 0
                                    

(Mesin pembunuh)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Kapan anda akan menjemput mereka?” tanya pria yang kini tengah duduk di kursi kebanggaannya.

“Besok saya akan menjemput mereka” jawab pria paruh baya itu.

“Baiklah, cepat jemput mesin pembunuh ku itu aku sudah tidak sabar lagi berjumpa dengan mereka”

Sedangkah pria paruh baya itu hanya bisa mengangguk saja, tidak ada lagi yang harus dia katakan karena memang ini sudah tugasnya menjemput mesin pembunuh yang sudah di cap sebagai bagian dari Latin King.

Seperti yang di ketahui jika Latin King merupakan salah satu gangster terkuat di sepanjang masa. Mereka meguasi di bagian Asia dan juga Spanyol. Lucha tempat latihan yang sangat terkenal akan kekejamannya di Spanyol merupakan bagian dari kelompok gangster tersebut. Tak hanya tempat pelatihan yang menyeramkan itu, Latin King juga merupakan gangster yang menghasilkan uang dari menjual obat-obat terlarang, merampok dan juga melakukan jual beli senjata tajam ilegal.

Bahkan kepolisian saja sudah sangat menyerah dengan segala aksi berutal mereka yang selalu membuat kekacauan di sepanjang jalan dengan anggota motor mereka yang banyak tersebut. Latin King bukan lah gangster sembarangan yang bisa di musnahkan begitu saja mereka semua licik bahkan memiliki anggota yang menyebar luas di beberapa negara.

Kelompok gangster ini memiliki 10 anggota inti dua di antaranya yang baru saja mereka sebut dengan ‘mesin pembunuh’ bahkan ketua dari gangster ini masih sangat muda berusia 20 tahun. Bukan tanpa alasan di usia itu dia di angkat sebagai ketua karena memang dia harus menggantikan posisi Ayahnya yang sudah meninggal dan dia merupakan penerus dari Latin King.

“Kalian semua, siapkan penyambutan untuk 2 rekan baru kita yang segera bergabung” printahnya kepada anggota inti Latin King.

“Baik Tuan muda” jawab mereka serentak.

Kemudian setelah itu mereka semua bubar dari dalam ruang pribadi milik ketua gangster tersebut.

Sedangkah sang ketua saat ini masih memasang senyum di wajahnya, siapapun yang melihatnya akan takut melihat senyum yang penuh akan sarat makna tersebut.

“Ini saatnya, kalian semua harus merasakan pembalasan ku” ucapnya bermonolog sendiri dalam ruang pribadinya.

“Ini saatnya, kalian semua harus merasakan pembalasan ku” ucapnya bermonolog sendiri dalam ruang pribadinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Don't forget to vote and comment)

See you the next....

Lux In Tenebris{On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang