Part 3: Menolak dan pilihan

2.3K 311 16
                                    

🌟Vote diawal ya

Deeva melatih kembali gerakan tarian bulan yang Ia dapatkan dari Ibunya. Tepat saat malam bulan purnama, Deeva bergerak lincah dibawah sinar bulan purnama dibelakang kediamannya.

Deeva bergerak ringan dengan pedang tipis mengkilap miliknya, seakan menari dengan indah namun mematikan. Dengan gaun sutra berwarna hitam putih sengaja Ia pendekan sebtas lutut, dan menggunakan stoking hitam sampai lutut.

Deeva behenti sebentar, mengikat rambutnya menjadi satu, memperlihatkan leher mulus jenjang miliknya. Kemudian mengulang kembali gerakan dari awal sampai selesai.

Tanpa Deeva sadari sepasang mata tajam memandangnya terpesona dari jarak yang sedikit jauh, dibawah pohon tua besar termpatnya biasa bersandar.

.
.

Felix masih terpaku ditempatnya, tak percaya dengan apa yang dia lihat.

Sungguh menawan, siapa gadis itu? Batinnya penasaran.

Yang semakin membuatnya terkejut adalah, lambang yang ada dileher gadis itu. Tidak jelas namun Felix yakin, itu lambang yang dibilang Bibi Zeeran.

Kemungkinan dia putri Paman Zeron, tapi kenapa Paman menyembunyikan putrinya? Iya tak buruk rupa seperti rumor. Malah seperti dewi dengan aura mempesona. Batinnya bingung.

Semua pergerakan Deeva taluput dari pandangan Felix. Ia tak bosan memandangnya, sampai Deeva hilang dari pandangannya.

Felix tersenyum miring, memikirkan sebuah rencana cerdik diotaknya.

Tunggu saja, kau akan menjadi milikku.

*

"Bukankah kau memiliki putri Paman, dimana putrimu?" Pertanyaan Felix mengundang keterkejutan dari Zeron dan Jaden.

Jaden terkejut mendengar Felix bertanya mengenai seseorang, apalagi seorang gadis yang dikenal buruk rupa. Kakaknya itu selalu tidak peduli dengan dunia kaum hawa, bahkan pada Aldea saja Felik masih sedikit cuek, kecuali Ibunya dan Bibinya.

Zeron tersenyum tipis.

Pasti Felix melihat Deeva. Pikir Zeron.

Menepuk bahu sang Putra Mahkota, "Jangan bertanya hal yang tidak penting, saat kau mulai menata masa depan pangeran."

"Hah?"

Abaikan nada bingung pangeran kedua itu. Felix hanya terdiam mencerna setiap kata yang diucapkan Zeron padanya, seakan itu sebuah teka teki yang sulit.

***

Seminggu kemudian barulah teka teki dari Zeron terpecahkan, padahal jawabannya sangat mudah tapi kenapa otaknya mendadak buntu.

Felix dijodohkan dengan Aldea putri Mentri Pertahanan, teman kecil Ia dan Jaden, memiliki umur yang sama dengan Jaden 22 tahun.

"Aku menolak Ayahanda," tegas Felix datar.

"Apa alasanmu menolak?" Tanya Alfred Ayah sekaligus Raja kerajaan Afollo.

"Ananda telah menemukan tambatan hati, pemilik lambang kupu kupu itu Ayahanda," jujurnya, Felix telah jatuh hati dari pertama kali melihat gadis mempesona itu.

"Lagi pula adik Jaden mencintai Aldea, Ayahanda. Ananda hanya menganggapnya sebagai adik," tambah Felix.

"Baiklah. Apa maumu sekarang?"

"Bila diizinkan, Ananda ingin diadakan pesta untuk para pemuda dan para gadis muda. Diwajibkan untuk setiap gadis ikut serta!"

"Asal kau mau mempersiapkannya sendiri, Ayahanda tidak masalah. Tapi lebih cepat lebih baik."

Crown Prince's Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang