"Aku tak ingin pulang" putus Deeva tak ingin menerima alasan lain.
Felix mendesah pelan. "Istana membutuhkan kita. Aku tak ingin kursi pemimpin kursi kosong karena kita terlalu lama disini," Felix mencoba meyakinkan Deeva ikut. Ini sudah kesebarapa kalinya Feelix mengajak Deeva untuk kembali ke istana.
Mata Deeva memicing kesal. Ia bersedekap dada dengan menceblikan bibirnya. "Kalau begitu kau saja yang pulang," keukeuh dengan pendiriannya.
"Sayang mengetilah. Aku tak ingin jauh darimu," sepertinya kejujuran Felix tak berpengaruh pada istrinya itu. Lihat saja, Deeva malah mendelik sebal.
"Kau bisa menemaniku lebih lama disini. Istana tak akan hilang hanya karena kau tinggal 3 hari," ketus Deeva malas. Moodnya sungguh mengubah dirinya yang lembut menjadi suka beralasan dan membantah. Menyeruput tehnya anggun tak memperdulikan wajah frustasi suaminya.
"Sayang, aku memiliki tanggung jawab jangan menyuruhku untuk memilih".
"Aku tak memintamu memilih," dengan cueknya Deeva mengedikan bahunya santai. Tapi berpengaruh buruk untuk Felix.
"Kita pulang, jangan membantah lagi," ucap Felix tanpa sadar menggunakan nada tinggi. Amarahnya yang sudah dipandamnya meluap begitu saja. Dirinya lelah belum lagi Deeva yang mendadak sulit diatur.
Bukannya mendapatkan balasan Felix malah mengerutkan keninngnya. Bingung melihat Deeva yang malah menunduk. Tak lama bahu wanita itu bergetar diiringi suara tangisan. Felix terbelak kaget masih tak mengerti dengan apa yang terjadi.
Tersadar, Felix meraih Deeva dalam pelukannya. Mengusap lembut punggung istrinya yang masih bergetar. Felix tak mengerti dengan perubahan emosi istrinya yang membingungkan. Tadi dengan keegoisannya untuk tetap tinggal sekarang dengan tangisannya. Amarahnya menghilang digantikan dengan rasa khawatir pada Deeva.
"Kau jahat, hiks," maki Deeva memukul dada Felix masih dengan isakannya. Felix hanya mendesah pasrah memilih bungkam menunggu Deeva mengeluarkan unek uneknya.
"Mereka juga jahat," kening Felix berkerut samar. "Aku tak mau pulang, hiks. Meraka berkata dengan mudahnya seakan mereka lebih baik dari yang lain, hiks".
"Mereka tak tau, hiks. Bagaimana aku berjuang sampai ketahap ini, hiks. Itu tak lah mudah," Felix berpikir keras apa yang dilewatkannya sehingga istrinya merancau seperti ini.
"Aku benci," Felix memakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil istrinya. Selama mengenal Deeva istrinya itu tak pernah memaki. Kecuali jika Deeva berada dititik terendahnya seperti tahun lalu.
Apakah semuanya kembali terulang?
__________________
Felix membawa Deeva kembali keistana. Ia tak peduli jika Deeva akan marah atau mendiamkannya karena ini. Ini sudah menjadi keputusan finalnya. Felix tak bisa membiarkan Deeva jauh darinya disaat wanitanya ini tengah berada dititik rendahnya kembali.
Deeva tertidur setelah puas menangis dan mengeluarkan rancauan abstrak yang membingungkan. Pria itu memilih membawa Deeva terbang menggunakan sayapnya dari pada menggunkan tandu. Semua barang bawaan Deeva Felix serahkan pada para pengawal yang mengawal Deeva.
"Apa yang terjadi?" Seena bertanya heran, melihat Felix yang membawa Deeva dengan raut wajah sedikit cemas. Seena mengikuti Felix sampai kamarnya dan langsung memutuskan bertanya. "Mengapa kalian pulang dalam keadaan seperti ini?" Seperti ini yang dimaksud Seena adalah keadaan putranya dan menantunya.
"Sepertinya peristiwa tahun lalu kembali terjadi," lirih Felix yang masih bisa didengar sang Ibu. Kemudian pikiran ibu dan anak itu kembali kemasa lalu. Dimana Deeva mengalami titik rendah karena tekanan dari bibir hama yang sudah Felix singkirkan sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince's Choice [END]
FantasiFantasy&Romace Bagaimana jadinya seorang gadis dikenal buruk rupa berhasil menarik perhatian sang Putra Mahkota. . Berhasilkah sang Putra Mahkota mendapatkannya? Diasaat dia sendiri akan dijodohkan dengan teman masa kecilnya, yang dicintai sang adik...