Ekstra Part I

2.1K 195 4
                                    

"Ambilkan aku madu dan anggur langsung dari pohonnya!".

"Ingin panda kecil mereka menggemaskan!".

"Aku ingin melihatmu memasak puding!".

"Suruh Lubis dan Jaden berdansa didepanku!".

"Hah!".

Empat bulan kehamilan istrinya. Felix disibukan dengan berbagai acara ngidam Deeva. Untungnya pekerjaannya sebagai raja tak sedang banyak masalah hingga bisa menemani istrinya itu. Ayah dan Ibu Felix sangat antusias dan haru mengetahui kehamilan Deeva begitu juga dengan Zeron. Awal kehamilan Deeva juga tak sering muntah muntah Felix bersyukur akan itu. Hanya sesekali merasa tak enak bila memakan sesuatu. Sekarang Felix sedang disajikan pemandangan yang sangat memanjakan mata.

Dimana Jaden memasang wajah masamnya dan Lubis dengan wajah ingin menangis yang imut. Membuat Deeva mencubit pipi adik iparnya itu. Keduanya terpaksa memenuhi acara ngidam Deeva dengan sedikit rayuan dan drama. Ketika Deeva hampir menangis karena kedua adik iparnya itu menolak keinginannya.

Tentu saja dengan bantuan sang suami dan Stella yang dipihaknya. Kedua pangeran itu berhasil menjadi sorotan utama ditaman pribadi milik Deeva.

"Serasi sekali," puji Deeva antusias dalam pelukan Felix. Suaminya mengelus lembut perut Deeva yang sedikit membuncit.

"Kapan ini selesai kakak ipar. Kakiku sudah pegal," keluh Lubis memasang wajah nelangsanya. Berbeda dengan Jaden yang menatap tajam Stella yang menertawakannya. Berucap dengan gerakan bibir.

"Tunggu hukumanmu setelah ini".

Stella membalasnya dengan mengulurkan lidahnya mengejek. Jaden mengendus sebal beralih menatap Deeva. Sang pelaku yang membuatnya terpaksa memegang pinggang Lubis bergaya seakan mereka berdansa. Menjijikan, seperti tidak ada perempuan saja.

"Baiklah. Baiklah. Jangan memasang wajah seperti itu, aku sudah puas melihat kalian," Deeva mengibaskan tangannya. Pangeran kakak beradik itu menghela nafas lega dan kabur dari sana dengan menahan malu. Jaden menarik Stella bersamanya mengabaikan pemberontakan gadis itu.

"Aku ingin menemui Zesea," pinta Deeva menatap Felix memohon.

"Jika dia mau. Besok akan kukirim orang untuk menjemputnya," Jawab Felix sekenannya. Mengingat jarak yang ditempuh cukup jauh.

Deeva mengangguk, kemudian meletakan sebelah wajahnya didada suaminya. "Kau lelah?" Tanya Felix lembut mengusap surai istrinya.

"Hm".

Felix langsung mengendong Deeva, tubuh istrinya itu semakin berisis setelah berita kehamilan. Siapa sangka pipi Deeva semakin tembam malah terlihat menggemaskan. Felix sendiri selalu gemas melihat pipi istrinya yang hampir jatuh bila berlari. Gemas, Felix menggigit pipi Deeva dengan bibirnya.

"Ish, jorok," Deeva menghalangi pipinya dari korban keganasan suaminya.

Felix terkekeh geli, Deeva memasang wajah garangnya yang terlihat sangat menggemasakan dimata Felix. "Jangan sampai pipimu ini kembali menirus. Aku suka seperti sekarang terlihat lebih hidup," terang Felix menganti kata menggemasakan dengan kata lain.

Siang itu mereka habiskan dengan bercanda sepanjang koridor. Membuat para penghuni istana iri karena kemesraan mereka. Namun begitu, mereka bersyukur badai yang menghantam hubungan keduanya telah reda.

____________________

"KENAPA KAU SELALU MENYURUHKU MEMINUM ITU?".

"RASANYA PAHIT!".

"AKU TIDAK MAU".

Jeritan Deeva dikamar mereka membuat telingan Felix berdengung. Istrinya itu tak ingin meminum ramuan penguat kandungan. Felix hanya tidak ingin calon anak mereka kenapa napa. "Satu tegukan saja, ya".

Crown Prince's Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang