Part 1: Gadis berselendang putih

4.1K 347 15
                                    

🌟Vote diawal ya

🌣_____________🌣____________🌣

Pagi hari yang indah, dengan suara kicauan burung dan suara dedaunan bergesekan tampak mangisi ketenangan di kerajaan Afollo.

Seorang pemuda tampan tampak memasuki sebuah kediaman sederhana yang luas, namun indah dipenuhi dengan bunga berbagai jenis dan tanaman hias. Membuat siapa saja yang memandangnya tak merasa bosan.

"Apa Bibi Zeeran ada didalam?" Tanya pemuda tersebut yang tak lain keponakan sang pemilik rumah.

"Ada pangeran, silahkan masuk," jawab penjaga, mempersilahkan dan memberi hormat pada pemuda itu yang merupakan pangeran Mahkota, Felix.

Pangeran Felix mengangguk singkat, kemudian melangkahkan kakinya menuju tepat Bibinya sekarang.

"Bibi!"

Felix melihat Bibinya Zeeran, tampak sedang asik mengobrol dengan seorang gadis berselendang putih, yang meutupi kepalanya.

Zeeran merupakan adik dari Ayahnya, yang menikah dengan mentri pertahanan.

Zeeran yang merasa ada yang memanggilnya, menolehkan padangannya. Sebuah senyuman senang muncul diwajah Zeeran tatkala melihat salah satu keponakannya berkunjung.

"Felix! Ayo kemari," Felix melangkahkan kakinya mendekat, dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang mengobrol dengan Zeeran, karena gadis itu menundukan pandangannya.

"Saya pulang Bibi," pamit gadis berselendang putih itu, dengan suara lembut sedikit mebungkukan badannya.

"Baiklah, sampaikan salamku pada Ayahmu"

"Baik." Gadis itu membalikan badannya dan melangkah keluar. Semua itu tak luput dari pandangan Felix.

Siapa dia? Aku belum pernah melihatnya. Batin Felix penasaran.

"Duduklah!"

"Siapa gadis itu Bibi, kenapa auranya berbeda?" Tanya Felix, dengan mendudukan badannya didepan Zeeran.

"Kau merasakannya?" Felix mengangguk, Ia memiliki penglihatan untuk melihat aura seseorang. Maka dari itu dikerajaannya jarang ada tindakan pemberontak, karena sebelum memberontak mereka sudah diurus olehnya.

"Bukankah kau harus ketempat Mentri kebijaksanaan?"

Felix mengangguk, "Ayahanda memintaku untuk melatih pengendalian amarah pada Paman Zeron," ingat Felix akan pesan sang Ayah.

"Ah, Zeron memang jarang marah. Memiliki pengendalian emosinya sangat bagus," jedanya senyum menerawang "Kapan kau akan kesana?"

"Dua hari lagi. Mungkin aku akan menginap beberapa hari dirumah Paman Zeron, mengingat pengendalian amarahku belum sempurna,"

"Bagus," seru Zeeran senang "Kau bisa menemukan jawabanmu disana."

Kerutan samar tampan pada jawah putra mahkota itu, "Maksud Bibi?"

"Pendampingmu telah ditakdirkan, dia sang pemilik lambang kupu kupu dikelilingi air," ingat Zeeran "Dan gadis tadi adalah putri bungsu dari Mentri Kebijaksanaan."

"Apa??"

****

Bukankah putri Paman Zeron itu jelek? Tapi gadis tadi....... aku yakin dia cantik melebihi ibunda. Auranya saja berbeda dari gadis yang sering aku temui. Pikir Felix.

Mata sang Putra Mahkota itu memandang jauh kearah kegelapan, terlihat rumah rumah penduduk yang berjejer rapih dari kamarnya.

"Kakak apakah kau didalam?" Tanya seseorang dari luar kamarnya.

Crown Prince's Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang