Part 20: Akhirnya

1.4K 191 1
                                    


🌣____________🌣__________🌣

Suasana kembali normal, penduduk menjalankan aktivitas harian mereka dengan semangat. Keadaan masalah air di kerajaan Quater semakin membaik.

Keadaan istana juga sudah mulai berjalan seperti biasa. Hanya saja wajah para penghuninya tak secerah biasanya. Seakan penyemangat mereka tak ada.

Begitu juga dengan pangeran bungsu yang satu ini. Dari tadi pekerjaanya mengomel saja sambil menunjuk nunjuk sebuah kurungan besar yang didalamnya terdapat seekor kelinci.

Bukannya latihan biar tambah dewasa.

"Kau tidak tulikan?".

"Ini sudah 3 hari, dan mana? Kakak ipar belum bangun," curah kekesalannya, "Kau mencoba menipuku".

Curhatannya itu hanya dibalas kedipan lucu oleh kelinci kesayangan sang kakak iparnya itu. Membuat Pangeran bungsu itu mencebelikan bibirnya kesal.

Para pelayan yang melihatnya hanya memasang wajah bingung melihat pangeran ke-3 itu berbicara dengan hewan.

Apa pangeran sehat?

"Liat saja. Jika dia tidak bangun sampai hari ke-7. Aku akan menggoreng dagingmu," Lubis memasang wajah bengis yang malah terlihat menggemaskan. Dengan tangan bergerak seperti ingin membunuh.

Lagi, kelinci itu malah mengabaikannya dengan memakan wortel yang disediakan pelayan. Lubis mengacak rambutnya kesal.

"PERCUMA SAJA AKU BICARA DENGANMU!".

Pangeran bungsu itu menghentakan kakinya sepanjang melangkah. Namun terhenti dengan pemandangan didepan matanya.

Eh, apa yang mereka lakukan?

❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

"Ini tak seperti yang anda pikirkan pangeran Lubis," ucap Stella cepat dengan wajah bersemu. Matanya tak berhenti bergerak liar.

Sedangakn sang tersangka pertama hanya memasang wajah malas. Jika bukan karena Ibunya ditak mau berada disini dengan gadis itu. Kenapa pula Ibunya itu mengatakan mereka cocok.

Lubis memiringkan kepalanya bingung, "Memang apa yang aku pikirkan?".

Wajah Stella semakin memerah. Menringis dalam hati kenapa dia terjebak dengan dua pria berparas tampan ini.

"A..anu..itu..".

"Sudahlah. Lupakan apa yang kau lihat!" Ucap Jaden pada Lubis kemudian mengalihkan pandangannya pada Stella, "Dan kau sebaiknya pergi!" Titahnya mutlak.

Stella mengangguk dan berlalu dari sana. Lubis hanya memasang wajah bingung ditinggal sendiri karena Jaden pergi begitu saja.

"Apa yang harus aku lupakan?".

Lubis hanya melihat Jaden menangkap tubuh Stella yang hampir terjatuh. Jarak wajah mereka sangat dekat itu saja.

Apa yang harus dilupakan dan apa yang aku pikirkan?

Lagi, pangeran itu menerima ucapan yang menerima ucapan yang membuat kepalanya pusing

________________

Felix menghembuskan nafas lelah entah yang keberapa kalinya. Matanya hanya tertuju pada satu objek, tak melepaskan pandangannya seakan sang objek akan menghilang begitu saja jika dirinya melihat kearah lain. Tangannya tak hanya tinggal diam.

Tangan sebelah kiri memegangg tangan sang objek, yang tak lain adalah istrinya sendiri. Yang masih enggan membuka matanya. Sebelah tangan yang lain sesekali mengelus wajah putih istrinya yang sudah tak pucat lagi.

"Kak, Ayah memintamu untuk keruangannya!" Ucap Jaden baru saja datang.

"Aku akan kesana," ucap Felix tanpa mengalihkan pandangannya.

"Biar aku yang menjaga kakak ipar," Sedetik kemudian Jaden merutuki ucapannya.

Lihat sekarang dirinya mendapatkan tatapan tajam dari sang kakak. Tentu saja membayangkan Jaden sekamar dengan Istrinya itu sangat menyebalkan bagi Felix. Padahal niat Jaden kan baik, dia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kakak iparnya setelah semua yang terjadi.

"Keluar dari kamarku! Biarkan dia beristirahat," titah Felix tak terbantahkan.

Jaden melesat keluar tak ingin mendapatkan lebih dari tatapan tajam sang kakak. Jaden harus mengingatkan dirinya sendiri untuk menjauhi orang yang sedang cemburu.

🌣⚘⚘⚘⚘⚘🌣

Jari itu bergerak perlahan diiringi dengan kelopak mata yang terbuka. Mata itu tiba tiba saja meneteskan air mata. Antara bahagia, haru dan sedih bercampur terpancar dari tatapannya itu.

Bahagia karena dalam tidurnya dia bisa bertemu sang Bunda.
Haru karena dia masih bisa diizinkan untuk hidup lebih lama bersama orang orang yang disayanginya.
Sedih karena dia tak bisa ikut dengan sang Bunda.

"Deeva!".

Seruan tak percaya itu membuat Deeva menyeritkan keningnya bingung karena masih pusing.

Deeva melihat kakak dan Ayahnya berjalan mendekat menuju tempat tidurnya. Mereka menampakan ekspresi haru dan senang.

"Kau pusing?" Tanya Zero melihat putrinya menyeritkan kening. Dibalas anggukan Deeva.

Zilong menyerahkan segelas air putih padanya. Deeva meminumnya sampai setengah dan mengembaliakannya dengan tangan sedikit bergetar.

"Berapa lama aku tertidur?".

"3 hari, kau tidur sangat lama," ucap Zeron lembut mengelus rambut purtinya sayang.

"Kau membuat kami khawatir," ucap Zilong.

Deeva tersenyum tipis, "Ayah".

"Hm".

"Aku bertemu Bunda".

Deg

❄❄❄❄❄❄❄❄

Grep

"Kau tidur terlalu lama".

Deeva membalas pelukan suaminya itu dengan senyum kecil terbit diwajahnya. Masih sedikit lemas dengan tubuhnya. Merasa ada yang berbeda Felix menatapnya bingung.

"Kau merasa sakit?".

Deeva menggeleng pelan, "Hanya lemas," jujurnya.

Felix menghela nafas pelan, meletakan wajahnya diceruk leher sang istri, "Aku pikir kau benar benar meninggalkanku".

"3 hari itu rasanya sangat lambat".

"Aku benar benar takut".

Deeva hanya tersenyum mendengar curahan Felix. Kenapa suaminya ini mendadak manis.

"Aku akan mengembalikan tenagamu".

Kerutan samar terpatri dikening Deeva, "Bagaimana?".

Deeva terpekik kaget dengan Felix yang meciumnya tiba tiba. Ciuman Felix  lembut dan hati hati, lalu turun kelehernya.

"Tahan!".

"Akh".

Gigi runcing Felix menembus kulit leher Deeva. Dia mendorong tubuh Felix namun Felix tak bergeser sedikit pun.

Semakin lama, pandangan Deeva semakin berkunang kunang. Tak lama kegelapan merenggut kesadarannya.

Felix mencabut giginya dan menjilati darah yang keluar dari leher Deeva tanpa jijik. Kemudian luka itu menutup tanpa ada bekas.

Sebuah kecupan didaratkannya dikening sang istri.

"Terimakasih telah kembali".

_______€_______€_________

No cuplikan...

Menurut kalian alurnya aku buat nantang lagi atau udah sini... comen ya..  plis. Kalo kalian stuju aku panjangin lagi ceritanya biar greget. 🌟💬

Terimakasih sebelumnya buat yang udah mampir ke cerita aku ini... aku gak mau berharap lebih.

Jadi... see you next time.

Crown Prince's Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang