Chapter 2.1

96 15 0
                                    

Akashi memejamkan mata beberapa kali. Ia akan jadi maniak berita seperti tiga rekannya yang lain. Sorenya dihabiskan untuk meneliti jajaran informasi dari Mayuyu TIME, media informasi terlengkap memuat berita di seluruh dunia.

"Kau sudah isi bensinnya belum?"

Ia berada dirumah seorang rekan bisnis. Awak media paling berpengaruh di dunia. Hidup sendiri dan masih bujang-sehingga Akashi bisa santai dirumah itu kapan saja.

"Ayo pergi. Kau mau mandi dulu, tidak?"

Namanya Mayuzumi Chihiro. Umur 28 tahun. Selain menulis artikel di portal media, ia juga sedang dalam proses menggarap novel kelimanya. Dan dirinya tercatat pula sebagai '10 Pemuda yang mengguncang Dunia'.

Tangannya menarik koran, lalu mengarahkannya ke wajah Akashi-'Plak!-dipukulkan agar si lelaki bangkit untuk meraih kesadarannya. "Dengarkan orang bicara."

Mata merah mengerjap. "Sialan kau, Chihiro."

"Aku tak peduli masalah apa yang menimpamu. Tapi kau datang kesini hanya jika kena musibah." pria bersurai kelabu menatap tajam. "Pertama, kita akan jemput mobil kesayanganmu yang rongsok itu. Kedua, kau harus membalas jasa karena sudah menghabiskan hari-harimu untuk mencari informasi dirumahku. Kau pikir aku bekerja untukmu, hah? Ketiga, jaga bicaramu pada orang yang lebih tua."

Pria jangkung beranjak lebih dulu, diikuti yang lebih pendek. Pintu ditutup, kunci otomatis menjalankan sistem. Mayuzumi Chihiro menarik pintu, duduk dibangku kemudi. Akashi duduk disampingnya. Mesin dinyalakan, perseneling digerak maju. Usai menekan kaca yang menggantung di langit-langit, Mayuzumi mengendarai mobilnya menjauh dari bangunan minimalis.

"Kalau kau punya masalah, selesaikan hari ini. Besok jadwalku padat."

Mobil MPV silver bermanuever lincah diatas jembatan raksasa yang membentang diatas pintu kanal air. Berjalan lurus tanpa hambat. Laju mobil dalam tahap konstan, tidak ada perubahan kecepatan meski beberapa mobil mulai menyalip.

"Lain kali kalau ciuman lihat-lihat orangnya. Siapa tahu Kuroko Tetsuya itu punya virus mematikan yang menjalar didalam tubuhnya."

Akashi mendelik, tersinggung.

"Kau tahu, seperti virus apa itu yang melibatkan pelecehan seksual."

"Apa maksudmu, Chihiro."

"Aku yakin sekali, Akashi. Anak itu punya semacam gejala penyakit, lihat, buktinya kau tertular. Sejak ciuman gila yang sempat kulihat videonya itu, kau jadi orang lain. Aku tak percaya seorang agen terkenal sepertimu jadi depresi karena ciuman yang kau curi tiba-tiba itu." ujar Mayuzumi santai.

Akashi menatap lurus kearah jalan raya. Deru AC di dashboard seolah membawanya untuk mengenang masa lalu. "Aku yakin sekali itu ciuman pertamanya."

Mayuzumi melirik untuk mengerutkan dahi, lalu fokus menatap jalanan.

"Tapi setiap kali aku memikirkannya, seperti... ada yang lain." gumam Akashi ringan, lalu menoleh kearah supir. "Menurutmu, apa orang yang sering ciuman akan tetap bodoh dalam bersilat lidah? Kau pasti tahu mengenai hal ini-setidaknya ada dalam novel meski aku tahu kau belum pernah melakukannya."

"Kurang ajar kau, Akashi," jawab Mayuzumi langsung. Perseneling ditarik mundur, kopling dilepas. "Tidak, tentu saja. Sama seperti hukum alam. Kalau diulang-ulang terus, maka akan terbiasa."

Akashi menerawang kearah jendela. Beberapa meter lagi mobil ini akan kehilangan pemandangan oranye di langit barat sana, digantikan oleh bangunan-bangunan kokoh yang menjulang ke langit.

"Apa yang menekanmu," Mayuzumi tidak bertanya. Kalimatnya lebih seperti pernyataan.

"Ratu sekalipun tidak bisa memerintahku, Chihiro. Tapi aku tertarik untuk menjalankan misi langsung yang diberikannya."

secret agentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang