Lelaki bersurai merah duduk diatas bangku besi, kedua lengan ditumpu ke atas paha. Jari tangan mengendalikan sebuah pion diatas papan persegi yang terletak di meja rendah. Sudah satu hari berada dalam ruangan berjaring besi dan menghabiskan waktu untuk menantang diri sendiri.
Nijimura Shuuzo membuka jeruji besi untuk masuk kedalam sel. Ia mengambil posisi duduk di hadapan lelaki yang asik main sendiri. Matanya sejenak mengamati pion-pion diatas papan catur, lalu meraih satu pion putih bergelar ksatria—digeser tepat tiga langkah disebrang pion hitam raja.
Akashi Seijuurou tidak terprovokasi. Dengan tenang ia memajukan pion prajurit.
Nijimura tidak melanjutkan, memang tak berniat. Kedatangannya selalu untuk konfirmasi. "Akashi."
"Aku mendengarmu, Shuuzo."
"Kalau kau ingin tahu apa yang terjadi pada Mibuchi Reo, dia dalam kondisi kritis."
Akashi memajukan pion putih, bermain sendiri lagi.
Kedua telapak tangan Nijimura saling memagut, "Bantu kami, Akashi. Apa yang terjadi padamu? Apa yang kau pikirkan?"
Pion hitam memakan satu pion putih. "Kemenangan."
"Tentu," Nijimura memundurkan punggung. "Aku akan jelaskan padamu semua informasi, dan kau akan menganalisanya. Tentukan keputusanmu setelah ini, Akashi."
Nijimura menghela nafas ketika juniornya masih asik mengasah otak. "Baiklah, bisa kita mulai, Akashi?"
Tangan menjauh dari meja rendah. Fokus mata berganti lurus memandang lawan bicara. "Aku siap kapan saja."
Sorot mata kelabu menatap lurus kearah manik dua warna. "Kau tahu ini adalah bulan keempat sejak kemunculan Miraculum, tapi mereka baru bergerak sekitar dua minggu lalu. Kau sebaiknya tidak katakan pada siapapun kebenaran ini, karena hanya aku yang tahu. Kau sama sekali tidak ingin membawa Kuroko Tetsuya, kau mencoba membawanya kabur. Sampai disini, jangan menginterupsi, Akashi."
Akashi memainkan salah satu pion catur di tangannya.
"Mereka sengaja membuat gempar terlebih dahulu untuk melihat reaksi kita, Akashi. Bergerak dengan cara mengirim Kuroko Tetsuya untuk menyusup ke markas. Mereka sudah tahu kalau berikutnya kau akan membawanya kabur dan bertindak seolah menolong si korban. Ada empat mobil yang bekerja untuk memojokkanmu malam itu. Biru, kuning, hitam dan van putih." jelas Nijimura ikut memainkan satu pion putih. yang sudah tertanggal dari habitatnya. "Ketika Kuroko Tetsuya memutuskan untuk menyerahkan diri, kau tidak menduga itu sama sekali. Kau menyadari sinyal yang dia berikan tapi tetap bungkam. Aku akan menanyakan maksudmu nanti."
Akashi mengangguk.
Pion yang sudah tersingkir satu persatu dikembalikan ke posisi oleh Nijimura. "Saat interogasi kau sengaja mengulur waktu karena yakin anak itu akan ditolong. Kau membiarkan para Miraculum menyusup. Kau membuat kita terfokus hanya ke Kuroko Tetsuya. Untuk informasi yang sebenarnya kau sudah tahu, anak itu punya bakat aneh. Hawa keberadaannya tipis. Saat markas diserang dengan bom asap, mereka menghilang dan membiarkan Kuroko Tetsuya mencuri chip berisi data identitas agen kita. Kau tidak mengejarnya setelah itu, simpan ini sebagai pertanyaan kedua."
Akashi mengalih pandang, lalu menatap papan catur, ikut merapihkan pion-pion kembali.
"Kasus mengenai penyadapan telepon genggammu, mengapa kau tidak mengenkripsi? Apa kau bodoh? Pertanyaan ketiga." Nijimura telah selesai menyusun bidak. "Kehadiran Kuroko Tetsuya selama seminggu itu hanya untuk melunturkan kepercayaanmu, Akashi. Itu yang kuyakini. Kelihatan sekali dia hanya seekor kelinci yang sengaja dikorbankan ke kandang singa. Dan kau membuka pintunya. Kau membiarkan kelinci itu masuk dan mempengaruhimu. Kuberitahu, aku kecewa. Kau lembek."
KAMU SEDANG MEMBACA
secret agent
Action[Ini adalah sebuah fanfiksi remake yang pernah saya publish di fanfiction.net dan mendapat penghargaan Best Science Fiction di Indonesian Fanfiction Award 2015.] Ada beberapa scene yang sengaja saya hapus.