ENAM

35 4 1
                                    

Lu teman gue yang paling ngertiin gue disaat susah

※※※

"Kak kita mau kemana?" Tanya vina.

Vino tidak mejawab, ia terus berjalan melewati koridor sambil memegang lengan vina.

Vino menghentikan langkahnya, kemudian ia melirik di sekitarnya,

matanya pun tertuju dengan sebuah pintu yang bertuliskan
"ruang uks". Tidak salah lagi, vino ingin mengobati luka vina.

Mereka berdua pun masuk.

"Duduk!" Titah vino sambil menunjuk sebuah ranjang.

Vina baru tersadar apa yang mau di lakukan vino kepadanya, ia pun segera mengelanya

"Kak, aku baik-baik saja, jangan dicemasin kak" sela vina.

"Duduk!!!" Titah vino sekali lagi dengan menaikan satu oktaf suaranya.

Vina pun terkejut, tanpa ia sadari ia sudah terduduk di ranjang tersebut.

Kak vino galak banget, baru tau gue kalau sifat aslinya kayak gini, tapi gapapa lah, walaupun dia galak tapi dia perhatian banget, batin vina

Eh? Gue ngomong apa sih, kok gue malah bela belain kak vino?

Vina langsung menghilangkan pikiranya yang dianggapnya menjijikan.

Vino mengambil sebuah kotak p3k di dalam lemari kaca, kemudian ia mengambil sehelai kain dan beberapa antiseptik.

Lantas ia memulai membersihkan sisa-sisa darah yang mengering di sekitaran luka di bibir vina.

"Aww!" Ringkih vina kesakitan.

"Di tahan, tinggal dikit lagi" jelasnya.

Saat ini adalah saat saat yang paling bahagia di dalam hidup vina, kenapa? Ia baru pertama kali di peduliin sama orang, apalagi ia dipeduliin sama cowok ganteng. Ah, nikmat mana lagi kah yang engkau dustakan?

Vina terus memandangi wajah vino secara laut daun,

Rahang yang tegas, hidung mancung, dan pipi yang sedikit kurus. Fix, dia seperti titisan dewa.

setelah beberapa detik, vino juga tidak sengaja menatap wajah vina, akhirnya mata mereka saling bertemu satu sama lain.

"Mata yang bagus" ucapnya vino keceplosan, vina pun mendengar ucapanya

"M--makasih kak" balas vina datar.

"Apa?! Maksud gue ng-ngak gitu, tapi yah mata kamu sangat indah" vino malu malu mengakui kalau vina mempunyai mata yang indah,

"makasih kak" balas vina yang kedua kalinya dengan ekspresi yang sama.

"Tapi belum sepenuhnya"

Mata vina pun membulat seketika,
"Ma-maksud kak vino apa ya?" Tanya vina kepo

"Maksud gue gini" vino mengambil sebuah kacamata dari dalam saku bajunya kemudian ia memakaikanya di atas hidung vina.

"nah sekarang tambah indah" puji vino

Sontak vina terkejut dengan apa yang vino lakukan.

vina tersadar benda yang dipakaikan vino seperti tidak asing baginya, kemudian ia melepaskanya dan melihatnya dengan teliti. Rupanya itu adalah kacamatanya yang sudah ia cari-cari tapi tak kunjung di temukan.

Vina penasaran kenapa kacamatanya bisa berada di tangan vino, vina pun bertanya untuk memastikan.

"Kenapa kacamata ini bisa ad--" vina belum menyelesaikan bicaranya, tiba-tiba vino memotong bicaranya.

"Gue nemuin kemarin di dekat tempat sampah lantai dua" potong vino.

"Ouhh, kalau gitu maka--" vino langsung memotongnya lagi

"Kata terima kasih saja belum cukup" ucap vino dengan ekspresi sedatar mungkin

Ni laki songong amat sih, nyesal gue bilang dia ganteng tadi, ledek batin vina.

"Trus apa yang harus gue lakuin?" Tanya vina dengan kesal.

"Nanti kalau kita bertemu lagi gue akan beritahu" jawab vino

Hah? Wait!, pasti ni laki ada maksud lain nih, gak mungkin dia ngomong gitu, mungkin dia sengaja buat nyuruh gue buat lakuin yang tidak tidak nih, ucap vina khawatir di dalam hatinya.

"I-" ucapan vina terpotong lagi karena pada saat itu ada seseorang yang meneriaki namanya dari arah pintu.

Ya ampun apes banget idup gua, dari tadi gue bicara selalu terpotong, batin vina kesal

Mereka berdua menoleh, rupanya yang meneriakinya adalah sahabat satu satunya, mila, dengan kondisi nafas yang tersengal-sengal akibat berlarian.

"Vin lo nggak apa-apa kan?" Tanya mila khawatir

"Iya gue baik-baik saja, hanya luka kecil doang di bibir gue" jawab vina dengan cepat, takut bicaranya di potong.

Gak kenapa-napa apanya, mata gue telah ternodai gara gara liat nih cogan, ucap vina dalam hati

Mila terkejut karena baru menyadari kalau vino ada di tempat itu.

Tiba-tiba vino langsung berdiri dari kursinya dan kemudian beranjak pergi keluar. Tetapi sebelum keluar ia sempat berkata kepada mila.

"Mil, tolong rawat dia" pinta vino lalu mila pun mengangguk pelan. Kemudian vino pergi melenggang keluar.

vina menatap mila, dengan penuh pertanyaan, sebenarnya ada apa dengan vino, kenapa vino sangat akrab dengan sahabatnya itu?

Mila pun medekat ke arah vina lalu duduk di desebelahnya,

"Vin, vino itu sepupu gue" jawab mila dengan pelan. Mila sudah mengetahui apa yang terlintas di pikiran vina tentang ia dan kak vino.

Vina langsung menautkan alisnya kemudian bertanya untuk memastikan.

"Seriusan lu?"

Mila mengangguk pelan.

"Lo jangan beri tahu siapa siapa ya tentang hubungan gue sama kak vino ya? Pliss" pinta mila.

Vina pun mengangguk kemudian ia berkata "tapi kenapa baru sekarang lo beri tau gue?" Tanya vina penasaran

"Maaf vin, Gue sebenarnya mau beri tau lo dari dulu vin, cuman kata kak vino jangan beritahu siapa-siapa walaupun teman terdekat gue sekalipun" jawab mila dengan penuh penyesalan karena baru memberi tahu vina tentang hubunganya dengan vino yang mestinya ia beritahu dari dulu.

"Ouh yasudah kalau gitu gue maafin" ucap vina dengan tersenyum. Vina memaklumi alasan mila yang ia berikan.

"Pelukanya mana nih, gue lagi butuh pelukan" ucap vina sambil melintangkan lenganya lebar-lebar

Mila langsung tersenyum tipis kemudian ia mendekap memeluk vina.

"Lu teman gue yang paling ngertiin gue disaat susah" ucap mila dengan pujian

"Lu juga teman gue satu-satunya yang gue punya" vina pun membalas perkataan mila.

_______________________________________
Bersambung...

Sampai sini dulu ya, jangan lupa tinggalin jejak dan beri votenya:)

Monokrom CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang