DELAPAN

32 7 3
                                    


"nanti bisa-bisa lu sakit" ucap vino sambil membentangkan jaketnya di atas kepala vina

***

"vina, kenapa lu make kacamata padahal mata lu kan gak rabun sama sekali" tanya vino penasaran.

sebenarnya vino mau mengatakanya dari kemarin sewaktu ia mengobatinya, tetapi tiba-tiba mila datang. akhirnya ia tidak sempat bertanya kepadanya.

"kak vino sendiri kenapa kemarin saat mila datang menjemput tiba-tiba kak vino langsung pergi begitu saja?" vina membalikkan pertanyaan kepadanya sambil menutup luka vino dengan perban.

"pasti mila sudah beritahu jawabanya kan kemarin? kalau mila itu sepupu gue" jawab vino

"walaupun sepupu kenapa kak vino gak mau dekat-dekat sama dia? kak vino serasa ingin menjauhinya"

"kamu jangan salah paham, gue sengaja jaga jarak dengan dia supaya orang-orang tidak menyadari kalau gue sama mila itu sepupuan. kalau mereka tau kalau mila itu sepupu gue nantinya fans-fans gue nanya-nanya ga jelas di mila"

"kak vino pede amat jadi orang"

"ya iyalah kan gue ganteng, wajar kalau gua pede"

vina kesal dengan omongan vino, padahal ga ganteng-ganteng amat tapi pedenya setinggi langit

"lu paham kan kenapa gua jaga jarak dengan mila? jadi gue harap lu tidak memberitahukanya kepada orang-orang"

sebenarnya vino tidak mau memberitahukan rahasia kecil ini kepada siapa-siapa, tetapi berhubung vina adalah sahabatnya mila jadi ia mutuskan untuk mmberitahukanya.

"siapa juga yang mau membeberkanya? toh mila juga sahabat saya"

vino tersenyum simpul seketika "makasih ya"

"untuk apa kak?"

"yah karna sudah jagain rahasia kecil ini"

vina pun mengagguk perlahan

entah kenapa suasana hati vino sangat senang pada saat itu.

"ouh iya gue hampir lupa, lu belum kasih jawabanya tentang perntayaan yang gue sampein tadi. kenapa lu make kacamata padahal mata lu ga rabun sama sekali?" tanya vino penasaran

"karna saya suka saja" jawab vina seketika

vina sebenarnya tidak mau berbohong kepada vino bahwa sebenarnya ia sengaja memakai kacamata karena ia mau mengubah tampilanya karna dengan tampilan lamanya ia akan selalu teringat dengan masa lalunya yang begitu menyedihkan

tetapi mau gimana lagi vino bukan siapa-siapanya vina dan juga ia tidak mau membagi bebanya itu kepada orang lain, biar ia sendiri yang memikul semuanya.

"selesai juga perbanya" guman vina.

"maaf ya sudah ngerepotin" ucap vino kepadanya sambil tersenyum simpul

"nggak usah minta maaf kak, justru aku yang minta maaf ke kakak karena telah membuat kak vino terluka" ucap vina dengan penyesalanya

"ga usah dipikirin, lagian itu nggak disengaja kan" bela vino

vina kembali tersenyum lalu diikuti juga vino, akhirnya mereka berdua tertawa ria

***

"vin, lu pulang naik apa?" tanya vino

"naik angkot kak" jawab vina cepat

"hari ini kamu pulang bareng gue aja, itung-itung sebagai rasa terima kasih gue" ajak vino

"t--tapi"

Monokrom CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang