11.FEELINGS ARE GROWING

551 131 78
                                    

HAI TEMAN2❤️ jangan lupa komen dan vote nya ya! Agar penulis lebih semangat untuk berkarya.

   Idupin lagunya ya guys, kalo abis, idupin lagi wkwk :v biar feelnya dapet.

   Idupin lagunya ya guys, kalo abis, idupin lagi wkwk :v biar feelnya dapet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Btw aku ada game ni guys WKWKWK #paansih

   Coba kalian cek peruntungan kalian deh:V Kalian dapet apa wkwkwk.

Komen disini gih, biar author aamiin-in :V

Terimakasih, selamat menikmati🌸

❤️❤️❤️

   Demi kerang ajaib.

Bodoh sekali. Aku bodoh sekali.

Nenek moyangku pasti akan menampar mukaku dengan pantat wajan gosong jika mengetahui aku membiarkan musuhku sendiri memelukku.

Aku juga tidak tahu kenapa aku membiarkannya, rasanya sulit saja untuk menolak. Sungguh!

Jadi setelah pulang sekolah, aku mengunci diri di kamar seperti seekor siput yang pengecut. Taehyung bisa membuatku berdebar adalah suatu ketakutan terbesarku selama hidup, dan mengakui ketampanannya adalah sebuah racun. Tabu.

   Aku hanya keluar kamar untuk memasak makan malam dan pergi ke toilet, dengan menghindari Seokjin dan Yoon-gi tentunya. Untungnya juga, aku pergi ke sekolah lebih dahulu dan pulang lebih cepat dari Seokjin.

Goresan tinta hitam yang acak-acakan disecarik kertas yang kutatap sekarang mewakili perasaanku. Aku tidak jadi mengerjakan PR Matematika dan memilih menganggurinya diatas meja belajar. Aku tidak bisa tidur semalaman, dan paginya bangun tidur kesiangan.

   Kusisir rambutku dengan asal, yang penting aku sudah memakai pelembab di bibir pink ku dan memoles wajah dengan bedak bayi.

   Aku tatap pantulanku sekali lagi di cermin kamar, semuanya terlihat rapi sebenarnya. Bibirku cantik, rambutku sudah kering, dan wajahku cerah. Tapi jika dilihat beberapa kali, masih saja seperti ada yang kurang.

   Apakah rok ku kurang pendek?

Akankah Taehyung menyukainya jika ku lipat sedikit?

Aku menggigit bibir bawahku dengan gusar sambil menimbang-nimbang, namun kenapa aku harus melakukan itu untuk Taehyung?

"Adik bodoh, apa kau tidak mau pergi kesekolah? Kau sudah gila?" Yoon-gi membuka pintu kamarku tanpa permisi maupun mengetuk terlebih dahulu. Sisir yang kupegang sampai jatuh ke lantai karena aku kaget.

"Iya ibu. Sebentar lagi aku pergi, jangan seenaknya masuk ke kamarku seperti ini lagi. Paham?" ejekku padanya. Tanganku bergerak memungut sisir di lantai dengan kesal.

"Hmm, cepat pergi kesekolah. Jin sudah menunggumu."

"Apa katamu?" aku memicingkan mata.

"Kau pergi sekolah dengan Jin saja hari ini, kau tidak akan bisa mengejar bus ke sekolah tepat waktu." Yoon-gi keluar dari kamarku setelah itu.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐜𝐫𝐢𝐬𝐢𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang