SECRET ENDING

827 74 136
                                    

Kenapa Secret Ending?

Karena ending ini cmn bisa dibaca sm yg mantengin terus + ngesave di library❤️🥺

HAPPY READING❤️

***

"Kim Soyeon!" aku terpaksa sedikit meneriakkan nama anak sematawayangku yang menginjak usia 6 tahun itu. Agak telat untuk anak TK.

Tepat saat aku memanggil namanya, ia menarik tangannya dari wajah anak laki-laki yang hampir menangis. Wajah mereka berdua memerah, sepertinya mereka saling memukul dan menyakar satu sama lain tidak lama tadi.

Aku segera menjauhkan Soyeon dari jangkauan pasangan tinjunya itu. Hampir saja jantungku copot.

Aku membiarkan Soyeon yang sipit mirip mendiang ayahnya ini bermain di istana pasir di taman TK sekolah barunya--kami pindah karena suamiku, Namjoon, meninggal lima tahun lalu karena penyakit jantung. Tepatnya saat Soyeon berusia setahun.

Ternyata setelah aku kembali dari membeli es krim, teman-temannya sudah berkerumun di taman pasir untuk menontoni anakku dan anak orang lain bertengkar.

"Soyeon, cepat minta maaf pada temanmu!" titahku sambil bersimpuh lutut memegangi lengannya.

"Tidak mau!" tolak Soyeon. "Orang itu menyebalkan! Dia bilang aku jelek dan mataku sipit!" dadanya mulai naik turun menjelaskan.

Aku menghela nafas panjang melihat lawannya yang terduduk diatas pasir memegangi pipi tembamnya itu.

Sialan sekali hidupmu Cha Rachel, batinku.

Aku pasti akan dapat masalah dari orangtuanya bocah berambut ikal hitam legam yang memang mukanya angkuh ini.

Ibu guru TK juga kemudian memisahkan mereka dan membawa kami masuk ke ruang guru.

Aku memangku Soyeon, menunggu orangtua sang bocah yang duduk di seberang kami yang dimataku dia terlihat menahan tangis.

"Cih, sok kuat." Soyeon mengumpat.

Aku terkejut, menoleh pada buntalan menggemaskan dipangkuanku.

"Heh Kim Wohyung, kau pikir kau itu setampan apa bisa mengatai aku seenak jidatmu!"

Oh, ternyata nama lelaki kecil itu Kim Wohyung.

"Hush, sayang! Tidak boleh begitu," aku memperingati. "Sesama teman tidak boleh bicara kasar."

"Dia bukan temanku, eomma! Dia tidak ada teman!"

"Hei, apa wanita cantik ini benar ibumu? Kenapa beda sekali dibandingkan dirimu? Kau tampak seperti pengutil sampah,"

Serentak aku dan Soyeon menoleh pada lelaki kecil dengan dasi di kerah kemeja merahnya itu.

"Apa katamu?!" balas Soyeon.

"Cobalah sesekali berkaca! Wajahmu tidak ada mirip-miripnya dengan ibumu yang cantik jelita,"

Aku menahan tawa mendengar nada bicara Wohyung yang terdengar seperti lelaki dewasa, sementara Soyeon hendak memberontak kembali namun urung karena eksistensi orang dari ambang pintu.

"Wohyung!"

Aku melihat Wohyung tersentak kaget.

Aku juga, ikutan kaget. Soyeon menguatkan cengkramannya di baju kemejaku.

"Kenapa kau nakal sekali?! Astaga, kau harus dikembalikan pada ibumu! Bandel!"

Oh astaga.

Apakah ini yang orang sebut sebagai hot daddy? Aku bahkan tidak mempercayai indera pengelihatanku.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐜𝐫𝐢𝐬𝐢𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang