PART 9|| DiA YANG MENYEBALKAN

232 150 75
                                    

aku memilih menjaga hati untuk satu hati yang tidak tau diri"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pukul 18:56 saat itu Nadia ingin mengerjakan tugas dan saat membaca-baca buku biologi yang super tebal itu Nadia tidak sengaja melihat kertas yang terselip di bagian halaman 27 di buku tersebut.

Saat itu pun Nadia dengan penasaran melihat dan membuka lipatan kertas di selipan buku itu ternyata di dalam kertas itu terdapat tulisan.

Heh cewe bawel, judes thank's, udah nolongin gue waktu
Gue jatuh dari motor, gue tau itu lo
Karena gue gak buta dan gue gak pikun kaya lo, cuman itu aja sih,
Kenapa gue gak ngomong langsung supaya lo gak baper sama gue hahahah kan lo udah punya cowo.

Dari Veno alexa ganteng:)

"Hih, dasar cowo gila ngapain coba sampe segininya, udah so inggris, so ganteng lagi, amit-amit gue suka sama dia hih," gerutu Nadia di dalam kamar sambil meremas kertas dan membuang nya ke tong sampah dekat meja belajar kamar Nadia.

Tiba-tiba dari luar terdengar suara teriakan mamanya yang seakan-akan kesakitan.

"Nadia,, Nadia,, sini Nadia arghhhhhh Nadia."

"Mama, kenapa ya? Yaampun." ujar Nadia yang ketakutan, takut terjadi apa-apa dengan mamanya, Nadia pun bergegas membuka pintu kamar yang memang rumah Nadia itu kecil sehingga kamar mama Nadia dan kamar Nadia lumayan dekat.

"Iya mah, ada apa?" Dengan membuka pintu kamar mamanya itu dan melihat mamanya seperti orang yang tubuhnya kesakitan dan meriang berat, mungkin itu reaksi sakau mama yang sudah beberapa kali terulang.

"Yaampun, mah mama gapapa, mah"
Nadia yang berlari dan bergegas menghampiri mamanya saat itu pun Nadia mengelus-ngelus lengan dan punggung mamanya.

"Mama kenapa lagi sih, Nadia udah bilang, berhenti mah berhenti obat itu ngerusak badan mama." Rintihan tangisan Nadia seakan-akan kasian kepada mamanya yang sedang kesakitan seperti itu.

"Gue minta duit Nad, gue minta duit buat beli barang itu gue butuh barang itu Nad cepetan, arghhh sakitttt!"
Ujar mamah nya merasa kesakitan dan mukanya terlihat lesu, kusam.

"Nadia gak punya uang mah, Nadia harus gimana udah ya sekarang kerumah sakit aja ya ma," ucap Nadia dengan menangis tersedu-sedu.

"Gue gak mau kerumah sakit, lo ngerti ga sih gue butuh obat itu." Bantah mamanya dengan keras dan sedikit menekan pada Nadia, bahwa mamanya tidak butuh kerumah sakit namun mamanya butuh obat-obatan.
Mamanya mengalami sakau karena dosis obat-obatan yang di makan mamanya semakin tinggi hingga sekali tidak memakan obat-obatan tersebut mamanya akan mengalami kesakitan dan meriang berat.

"Gue butuh obat itu Nad,,, Nad anak mama sayangg kamu sayang kan sama mama." Ucap Mamanya yang menatap Nadia dengan mata yang lesu dan memegang kedua pipi Nadia dengan bergetar.

"Iya mah Nadia sayang mama, Nadia gak mau mama kayak gini lagi ma," jawab Nadia yang masih menangis tersedu-sedu.

"Kamu gak mau mama seperti ini kan sayang?"

"Iya ma, Nadia gak mau mama kaya gini."

"Kamu jual diri ya sayang, biar kita punya uang dan gue bisa beli barang itu."

Sontak Nadia kaget dengan apa yang di katakan mamanya itu, Nadia harus jual diri untuk mendapatkan apa yang di inginkan mamanya itu, membuat Nadia rapuh dan tangisannya semakin tertekan.

"Mama,,," teriak Nadia.

"Nadia gak bisa, Nadia gak mau mah, Nadia gak mau," tegas Nadia dengan menutup pintu kamar mamanya dan mengunci kamarnya agar mamanya tidak bereaksi seenaknya.

SKENARIO RASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang