"mulai sekarang saya belajar tenang karena emosi pernah membuat saya kehilangan semuanya."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Pukul 10:00 waktu istirahat.
Nadia yang menunggu Bryan di depan pintu kelasnya untuk makan bareng di kantin dan melihat-lihat ke segala arah namun Nadia tidak melihat kekasihnya itu, dengan menggenggam kedua tangannya dan memutar-mutar jari jempolnya Nadia heran pacarnya tak kunjung datang.
"Bryan mana sih, katanya mau kesini di tungguin dari tadi gak ada." Nadia yang bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
Daripada menunggu lama Nadia pun beranjak pergi ke kelas Bryan yang ada di sebelah kelasnya untuk mengecek Bryan ada di dalam kelasnya atau tidak.
"Atau gue ke kelas nya aja ya?" Ujar Nadia di dalam hati.
Bryan ternyata ada di dalam kelas sedang ada di dekat Ratna seperti orang yang saling berpelukan di tambah Ratna yang terlihat menangis di sandaran Bryan.
"Udah-udah kamu jangan nangis, munkin ayah kamu gak berniat buat marahin kamu," ujar Bryan dengan mengelus rambut Ratna, yang saat itu juga di kelasnya tidak ada siapa-siapa yang hanya ada mereka berdua saja.
Saat Nadia masuk ke kelas Bryan dan melihat Apa yang dia liat Nadia langsung kaget saat melihat Bryan sedang memeluk Ratna.
"Bryann.... Ka-kamu lagi ngapain?" Teriak Nadia dengan sangat kaget.
Bryan yang baru menyadari kedatangan Nadia di kelasnya langsung melepaskan pelukan Ratna, dan mengejar Nadia yang langsung pergi keluar kelas dengan mata yang berbinar-binar seakan-akan air matanya akan jatuh.
"Nad, sayang,,, tunggu dulu aku bakal jelasin."
Bryan yang berhasil menangkap tangan Nadia dan mereka berdua berhenti di koridor pertengahan kelas Bryan dan Nadia, namun Nadia masih tidak mau melirik Bryan dan masih menutup mulutnya tanpa berbicara sekata pun.
Sedangkan di sana banyak orang berlalu lalang melewati mereka berdua tanpa menghiraukan pertengkaran mereka tetapi Veno yang baru keluar dari kelasnya tidak sengaja melihat Nadia dan Bryan bertengkar di hadapannya.
"Aku bisa jelasin liat aku dulu sini, hey,, yang kamu liat itu gak kaya yang kamu pikirin," ujar Bryan untuk meyakinkan Nadia.
"Apaan lagi sih, jelas-jelas aku liat kamu lagi pelukan di sana berdua, pantes gasih?" Tanya Nadia dengan emosi yang keluar saat melirik Bryan.
"AKU NANYA PANTES GAK? AKU YANG NUNGGU KAMU DI SINI TAPI KAMU MALAH ENAK-ENAKAN DI KELAS SAMA CEWE BERDUA, ITU PANTES HAH?"
Nadia yang mengeluarkan unek-unek dan kekeselannya dengan menunjuk arah tempat dia menunggu Bryan di sertai air mata yang menetes."Ada apa tuh? Kenapa Nadia keliatan Nangis ngomong sama Bryan?" Tanya Febby sambil melihat Nadia dan Bryan yang bertengkar.
"Ouh, iya gue lupa, tadi di kelas Ratna nangis gara-gara ayahnya yang marah sama dia, terus Bryan nenangin Ratna gitu tapi gue diemin kirain nggak ngapa-ngapain." jawab Tasya dengan mengingat-ingat kejadian yang tadi dia lihat di kelas.
Tasya bermuka kaget terperengang dan mengejutkan teman-temannya yang lain.
"Jangan-jangan Nadia tau lagi." Ujar Febry.
"Tau apa sih?" Tanya maya dengan polos.
"Soal Ratna ada hubungan aama Bryan." Jawab Febry.
"Hah,, omg, gak nyangka gue." Kaget Maya
Sedangkan teman-teman yang lain hanya bisa melihat mereka bertengkar dari kejauhan.
"Aku minta maaf, Tadi Ratna nangis gara-gara ayahnya marahin dia dan aku cuman nenangin dia." Bryan yang melanjutkan penjelasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKENARIO RASA
Teen FictionHidup itu ibarat Skenario. Kita yang menjalani Tuhan yang menentukan Orang lain yang mengatur. "Aku mencintai dia dan dirinya" Ini bukan hanya soal rasa cinta, namun semua rasa hidup harus selalu di lalui, semua ny...