"Air mata yang tertunduk pada satu titik dimana aku harus merelakan sesuatu hal yang pernah hadir dan mengikhlaskan sesuatu yang sempat singgah disitulah perjuanganku berakhir"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Nadia berjalan di koridor sekolah dengan menunduk karena di situ Nadia kembali kesekolah setelah 3 hari dia tidak masuk sekolah karena sakit, dan hal yang membuat dia menunduk karena Nadia tidak ingin melihat Bryan ataupun teman-temannya yang selalu mengingatkannya kepada pertengkaran 3 hari sebelumnya dan menurut Nadia itu adalah mimpi terburuk dalam hidupnya.
Saat melangkah menuju kelas Nadia berpas-pasan dengan Febby yang juga baru datang, Nadia pun menyapa Febby namun sikap Febby yang seakan-akan tidak menghiraukan sapaan Nadia."Hy Feb, lo baru dateng ya." Sapa Nadia pada Febby dengan tersenyum manis.
Febby pun tidak menampakan wajahnya pada Nadia dan langsung duduk di bangkunya dan menyeru Maya untuk pindah duduknya di sebelah Febby dimana itu tempat yang sering di duduki Nadia.
"May, sekarang lo pindah bangkunya yah di sebelah gue," ujar Febby.
"T-tapii,,,"
"Udah ayok,," sambung Febby dengan menarik tangan Maya untuk duduk di sebelahnya.
Nadia yang kaget dengan sikap Febby yang berubah. Dengan pasrah Nadiapun terpaksa duduk di belakang dan duduk di sebelah cewe pendiem yang jarang ngomong mungkin akan membuat Nadia bosan dalam setiap harinya.
Tiba-tiba, sebuah tepukan di pundak Nadia yang menyadarkan Nadia bahwa dia duduk di depan bangku cowo reseh yang selalu hadir disaat Nadia sedih.
"Woy,, lo salah bangku apa? mentang-mentang sakit 3 hari udah pikun aja." Ujar Veno dari belakang Nadia.
"Apaan sih Veno, gue lagi gak mood buat bercanda!" Cetus Nadia dengan wajah yang terlihat ingin menangis.
"Lo, kenapa kok kayak sedih?” tanya Veno dengan memegang pipi Nadia yang memerah.
"Gue gapapa, gue cuman pengen pindah aja."
"Jangan boong, gue tau kok apa yang udah terjadi, tenang lo ada gue, gue bakal jadi temen lo kok."
Saat Veno berkata seakan-akan dia tulus untuk berteman dengan Nadia, Nadia melirik Veno dengan tidak percaya, melihat senyum Veno yang manis dengan wajah blasteran terharu bisa kenal dengan cowok sebaik Veno.
"Tapi boong hiyaaa.." ucap Veno membuat muka Nadia menjadi kesel.
Dengan jawaban Veno yang membuat Nadia jengkel, Nadia pun mencubit lengan Veno dengan keras hingga Veno kesakitan.
"Ishhh, dasar cowok resehh..."
"Aww, aww Nad sakit gimana sih, kan gue cuman bercanda," ujar Veno dengan menahan rasa sakitnya.
"Abisnya lo reseh sama gue," gerutu Nadia dengan membalikan badannya kearah depan. Setelah itu Veno tersenyum dari arah belakang melihat Nadia yang begitu dekat dengannya.
Nadia yang melamun saat pelajaran berlangsung memikirkan apa yang terjadi dengan Maya begitupun Febby dan teman yang lain, terbayang di benak Nadia tentang masa lalu Nadia yang begitu indah bersama teman-temannya.Flash back on..
"Guys kita foto bareng yuk! Nad lo deket gue." Ujar Maya saat Ratna, Febby, Tasya dan Nadia berkumpul di kelas.
"Bentar gue pake maskara dulu nih biar bagus," ujar Febby."Gue minta dong" sambung Nadia.
"Gue juga gue,"
"Yaelah lebay banget kalian jadi cewek," ujar Tasya yang ilfil melihat keganjenan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKENARIO RASA
Novela JuvenilHidup itu ibarat Skenario. Kita yang menjalani Tuhan yang menentukan Orang lain yang mengatur. "Aku mencintai dia dan dirinya" Ini bukan hanya soal rasa cinta, namun semua rasa hidup harus selalu di lalui, semua ny...