Pukul 17:45
"kamu seperti bunga kaktus semakin erat kau ku beri genggaman dan pelukan semakin sakit pula apa yang aku rasakan"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Setiba di depan rumah Nadia, Bryan dan Nadia melihat seseorang yang tak di kenal sedang berbicara dengan mamahnya dan terlihat seseorang itu memberikan sesuatu yang kecil ke tangan mamah Nadia dengan melirik ke kanan kiri agar tidak ada yang melihat.
"Ituuu, siapa ya kok aku kayak gak kenal," ujar Nadia melihat dari dalam mobil.
"I-tuu mamah kamu lagi ngapain sih kaya rahasia banget, laki laki itu ngasih apa ke mamah kamu."
Tidak hanya itu mamah Nadia mengambil sebuah gitar coklat yang di depannya bertuliskan Ayah sayang Nadia di berikan kepada seseorang itu, membuat Nadia yang melihat terperengang kaget.
"Yaampun, it-ituuu gitar aku, mau dibawa kenapa yaallah Bryan aku harus gimna?"
Dengan gelisah nadia merasa tidak terima gitar itu menjadi bahan tukar menukar mamah nya yang menginginkan barang haram itu."Kamu tenang kamu tenang ya, ayo kita kesana," ucap Bryan sambil menenangkan Nadia dan membuka pintu mobil nya dan berjalan menuju depan pintu rumah Nadia.
Setelah Nadia sampe di depan pintu, seseorang itu beranjak pergi tanpa pamit tanpa sapa."Mamahhh!!" sontak Nadia dengan tegas.
"Mamah jual gitar aku demi dapetin barang itu? Mamah tega yah itu gitar kesayangan aku pemberian ayah mah itu satu-satunya barang dari ayah buat aku." Tegas Nadia dengan kesal dan sedih.
"Akhirnya lo pulang juga, dateng dateng udah marah-marah, gue lagi butuh duit dan lo gak pernah ngasih duit ke gue anak gak guna,, marah-marah tuh sama pacar lo udah tajir masih aja pelit!" jawab mamah nya dengan keras dan penuh emosi yang sedang di kuasai oleh obat obatan yang membuat mental nya menjadi kacau dengan wajah yang kusam dan lesu.
"Tante, kalo tante mau uang saya kasih, tapi nggak buat barang haram itu tante, saya pacarin Nadia bukan untuk bisa ngasih apa yang tante mau." Bryan dengan kekesalan merasakan suasana apa yang sedang dia hadapi.
"Udah lo pergi sana, ayo lo masuk sekarang ayo" dengan mengangkat tangan nya seperti orang mengusir dan menarik tangan Nadia secara paksa ke dalam rumah.
Nadia yang berusaha melepaskan cengraman mamah nya itu terpaksa harus menuruti mamah nya dan minta tolong kepada Bryan dengan menangis kesakitan.
"bryan, tolong aku"
Dengan dobrakan pintu yang sangat keras Bryan sampe tidak sempat pamit kepada Nadia bergegas pergi ke mobil dan menyalakan mobil nya."Heh, gaya lo liburan kaya gitu buat apa hah, buang buang uang aja lo, gue di sini gak ada yang masakin beres beres rumah, liat tuh rumah kotor kaya gini, lo tuh bersyukur masih di rumah ini belum gue usir"
Sambil mendorong Nadia ke lantai dengan menunjuk dan menendang Nadia, sangat tidak punya perasaan."Kalo mamah bisa marah sama Nadia, Nadia juga seharusnya marah sama mamah, kenapa mamah jual gitar kesayangan aku dari ayah mamah tega, mamah gak sayang sama ayah, seharusnya ayah udah gak ada kita kenang bukan kayak gini, mamah berubah"
Nadia yang kesakitan hendak pergi ke kamar dan mengunci kamarnya, yang bisa Nadia lakukan hanyalah menangis dengan penderitaan nya yang tak kunjung habis."Woy, gue belum berhenti ngomong udah masuk kamar aja, anak gak tau diri." ujar mamah nya di balik pintu kamar Nadia dengan menggedor-gedor pintu kamar Nadia.
💌💌💌
"Hari ini mau masak apa ya kira-kira, mana besok sekolah lagi uang hampir mau abis, gimana yah," ucap Nadia sambil berjalan-jalan di pinggir jalan dengan celana jeans baju kaos di double sweeter dengan rambut terurai panjang ingin menuju pasar.
Rentan waktu beberapa menit di depan mata Nadia tidak jauh dari tepat Nadia berjalan, ada pengendara motor ninja yang terjatuh karena terselip pengemudi motor lain yang membuat dia jatuh, Nadia seorang diri sontak kaget dan langsung berlari menghampiri pengemudi tersebut dan membantunya.
"Yaampun, mas gapapa?" tanya Nadia Dengan membantu pengemudi itu berdiri dan menjulur kan tangan ke pengemudi itu.
Dan ternyata pengemudi itu seorang cowo muda yang di perkirakan seusia dengan Nadia, yang tak pantas di sebut mas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKENARIO RASA
Fiksi RemajaHidup itu ibarat Skenario. Kita yang menjalani Tuhan yang menentukan Orang lain yang mengatur. "Aku mencintai dia dan dirinya" Ini bukan hanya soal rasa cinta, namun semua rasa hidup harus selalu di lalui, semua ny...