"Gak masalah, beberapa kali kalah, beberapa kali mengalah dengan keadaan, sampai tiba satu waktu untuk bisa bangkit dan melawan.
Andai aku tau apa itu kenyamanan, takkan ku habiskan terlalu banyak waktu yang jatuh ke tangan yang salah, karena bertahan diantara ketidakpastian adalah kebodohan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Matahari pagi di hari minggu yang menyorot kearah kamar Nadia membuat Nadia terbangun dari tidurnya dan tersadar bahwa Bryan masih berada di sampingnya sambil tertidur pulas menemani Nadia semalaman."Bryan.. sayang bangunn hey Bryan."
Nadiapun membangunkan Bryan yang sedang tertidur lelap dengan posisi duduk di kursi dekat kasurnya, membuat Nadia simpatik pada Bryan.
Seketika Bryan pun bangun karena usapan tangan halus Nadia hingga bisa membangunkan Bryan dan langsung melihat senyum Nadia yang indah di pagi hari.
"Kamu udah bangun? Gimana udah baikan?" Tanya Bryan sambil mengucek-ngucek matanya yang terlihat baru bangun tidur.
"Iya udah mendingan kok, kamu gak pegel tidur duduk gitu?"
"Nggak kok, yang penting kamu tidur nyenyak, jangan pikirin aku ya." Ujar Bryan dengan mengelus-elus rambut Nadia.
"Maksih yah, udah temenin aku semaleman kalo gada kamu mungkin aku gak tau kedepannya gimana."
Nadianya merasa bersyukur Bryan ada di sampingnya dan menolongnya saat kejadian malam itu.
"Sama-sama, aku gak terima kamu di apa-apain sama om-om brengsek itu."
Ucap Bryan dengan tersenyum nungging pada Nadia medekripsikan bahwa itu senyum kekesalan atas kejadian semalam.Tiba-tiba suara dering heandphone Bryan terdengar dari arah saku Bryan , Bryan pun langsung mengecek heandphonenya.
Whattapp mesangger:
RAtna:
"Sayang kemari kamu ajak Nadia kerumah kamu kan, aku gak suka yah, sekarang kamu harus kerumah Aku, aku gak mau tau."Bryan pun menarik nafas dengan pesan Ratna tanpa membalasnya dan Bryanpun pamit pada Nadia untuk menuruti keinginan Ratna.
"Pesan dari siapa?" Tanya Nadia.
"In-ini dari Reno katanya aku harus kerumahnya sekarang buat temenin dia main Ps sekarangkan minggu biasalah, bolehkan sayang?" Jawab Bryan dengan kebingungan mencari alasan
"Boleh kok, asal jangan lama-lama mainnya yah!" Jawab Nadia.
"Iya, yaudah aku berangkat yah, malu juga nanti tetangga nyangka kita ngapa-ngapain lagi," Pamit Bryan pada Nadia dan mengelus rambut yang kesekian kalinya.
"Yaudah, hati-hati jangan ngebut!"
Setelah kepergian Bryan, Nadiapun masih terngiang-ngiang kejadian yang sudah dialaminya semalam dan tidak terasa air mata Nadia jatuh seakan-akan kejadian itu membuat Nadia terpukul.
"Mama jahatt ke Nadia."
💌💌💌
Dear diary..
Tuhan... Aku tidak pernah benci dengan keadaan, aku tidak pernah bosan dengan ujian, aku tidak pernah menyerah dengan apa yang telah aku hadapi selama ini, aku hanya ingin semuanya berubah...Bagaikan malam yang membutuhkan bulan, bagai bulan yang membutuhkan bintang dan aku, aku membutuhkan kasih sayang.
Mama, Nadia kangen..Pohon yang menghebuskan angin membuat Nadia merasa sejuk dibawah pohon rindang dengan menulis di atas buku dimana Nadia mencurahkan perasaannya saat ini ditemani tetesan air mata yang turun tak henti-henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKENARIO RASA
Teen FictionHidup itu ibarat Skenario. Kita yang menjalani Tuhan yang menentukan Orang lain yang mengatur. "Aku mencintai dia dan dirinya" Ini bukan hanya soal rasa cinta, namun semua rasa hidup harus selalu di lalui, semua ny...