Semesta seolah membenciku dan menyayangiku dengan memberiku kebahagian sesaat dalam satu waktu sekaligus tanpa terduga.
Kaki Audy melangkah lunglai dijalanan aspal yang bahkan tidak diketahuinya tujuannya saat ini, dengan air mata yang tersisa Audy duduk di rerumputan taman yang dihadapkan oleh Danau yang terbentang dihadapannya, nampak begitu indah.
Entah mengapa langkah kakinya membawanya kesana. Audy menekuk lututnya, memeluk lututnya kemudian menggelamkan kepalanya diantara kedua lututnya.
“Kenapa kalian benci Audy? Audy salah apa sampe kalian hina Audy? Bunda Audy bukan yang k-kayak gitu, bunda audy gak tau apa-apa, sama sekali gak tau apa-apa. Audy terima kalo kalian ngehina Audy tapi, jangan hina bunda, jangan hina bunda. Bunda, Audy capek, hiks...hiks.” Audy mengeluarkan segala keluh kesahnya, ia menangis dengan pilu, siapapun yang akan mendengarnya pasti akan merasa iba kepada gadis malang itu.
“Mengapa semesta seolah membenciku. Audy janji gak nakal lagi tapi, jangan libatin bunda. Audy sayang bunda.”
“Jangan dengerin mereka yang ngehina lo, anggep itu semua pujian,” ucap seseorang yang membuat Audy mendongak menatap orang tersebut yang ternyata, seorang cowok dengan seragam sepertinya namun dikeluarkan dari celana seragamnya. Cowok tersebutpun duduk disebelah Audy dan menatap lurus kedepan.
“Jangan dengerin, belum tentu mereka tau yang sebenarnya, mereka hanya nilai dari mulut orang lain, so, yang ngejalanin lo, bukan mereka yang gak guna itu,” sambung cowok tersebut kemudian menatap kesebalahnya dan kemudian tersenyum tulus kepada Audy.
“Nih buat hapus air mata lo.” Cowok tersebut menyodorkan sapu tangan berwarna biru muda kepada Audy.
“Makasih ya,” ucap Audy menerima uluran sapu tangan tersebut dan menghapus sisa air matanya.
“Sama-sama, santai aja kalo sama gue. Nama lo siapa?” tanya Cowok tersebut.
“Audy Natalia carla,” ucap Audy
“Nama lo bagus, jadi gue panggil apa ya?” ucap Cowok tersebuat dengan gaya berpikir.“Audy aja, biasa orang juga manggil aku, Audy.”
“Oke deh, oh ya nama gue Alres Renanda Fardiaz ,salken ya,” ucap cowok tersebut yang biasa dipanggil Alres.
“Eh iya salam kenal juga Alres,” jawab Audy dengan gugup.
“Jangan sedih lagi,” ucap Alres membuat Audy menatapnya.
“Gue gak suka lihat cewek nangis,” sambungnya membuat Audy terdiam.
“Oh iya Alres kamu sekolah di SMA Fernandes school juga ya?” Tanya Audy yang melihat seragam Alres yang persis seperti dirinya.
“Iya, kalo lo mau nanyak kenapa kita gak pernah ketemu? itu karena gue murid baru, baru juga tadi masuk ke SMA Fernandes school.”
“Pantesan, jadi kok kamu bisa disini, bukannya ini masih jam sekolah?”
“Males gue, lo sendiri ngapain hayo,” selidik Alres dengan menunjuk ke arah Audy.
“A-aku, aku itu, ah sudahlah lupakan,” ucap Audy yang tidak dapat mengatakan alasannya kepada Alres.
“Gemesin banget sih,” ucap Alres dengan gemas mengacak rambut Audy dengan senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH, AKU ANAKMU (TERSEDIA DI SHOPEE)
Teen FictionTERSEDIA DI SHOPEE Mungkin kebahagian sedang tak bersahabat denganku Atau aku yang tak pantas untuk bahagia? Disaat anak-anak lainnya menghabiskan hari libur mereka diisi dengan kebahagiaan bersama dengan kedua orang tua mereka, lain dengan aku, ak...