🍂Bagian 8🍂

4.3K 367 24
                                    

Lo semua ngehina dia seolah lo orang paling bener, berhenti ngurusin hidup orang lain, hidup sendiri aja gak beres mau ngurusin hidup orang, SADAR WOY, SADAR!.

“Audy, you are okey?” tanya Elie dengan cemas.

“Aku gak apa-apa kok Li,” jawab Audy. Elie menghembuskan nafasnya, metanya beralih kesebelah Audy yang disana masih ada Alres dengan wajah memalesnya menatap Elie.

“Lo lagi, lo lagi, bosen gue ngelihat wajah lo, ketek jangkrik. Jangan-jangan lo jahatin sahabat gue ya, ngaku lo?” tanya Elie dengan nada nyolot kepada Alres yang sedari tadi diam memperhatikan intraksi kedua cewek didepannya yang sifatnya saling bertolak belakang, yang satu terlihat cerewet yang satu lagi pendiam.

Elie mengenal Alres karna rumah Alres bertetangga dengannya, Alres yang baru saja dua minggu lalu pindah dekat rumah Elie.

Tiada hari tanpa berantem sampai-sampai kedua orang tua mereka pusing melihat kelakuan mereka yang selalu saja seperti Tom&Jerry yang tidak pernah akur.

“Sembarangan aja lo nyai comberan, Gue juga bosen kali liatnya, comberan mulu,” ucap Alres dengan tak kalah sewot.

“Eh sembarangan aja ngomongin orang cantik kek gini nyai comberan gue itu..” Elie menjeda kalimatnya dan seolah berpikir.

"Lo itu pantat kunyit," potong Alres lebih dulu sebelum Elie mengeluarkan suaranya.

“Emang kunyit punya pantat, huu dasar ketek jangkrik,” ucap Elie.

“Sudah-sudah kalian kok berantem? Kalian juga kelihatnnya saling kenal,” lerai Audy yang tertawa melihat tinggah dua orang didepannya.

“Ini dia tetangga aku yang muka panci item, gak dicuci.”
Elie menunjuk ke Alres, Audy mengangguk mengerti pasalnya Elie telah bercerita padanya tentang tetangga barunya yang sering membuatnya kesal.

Audy kembali tertawa mengingat cerita Elie yang menceritakan tetangga barunya itu dengan sangat kesal.

“He, seharusnya lo bersyukur punya tetangga kek gue, kembaran Bright Vachirawit,” ucap Alres dengan menepuk dadanya bangga.

"Mana ada kembaran pacar gue kek lo, amit-amit deh.”

“Woy sadar halu lo ketinggian, sadarlah wahai kaum comberan.” Alres mengibaskan tangannya seperti sedang memercikkan air kepada Elie.

“Kalian kenapa masih diluar, mau bapak hukum hah,” ucap Pak Juwen, selaku guru Bk dengan kacamata bertengger di atas hidungnya.

“Iya pak, ini juga mau masuk, Assalamualaikum,” Pamit Alres kemudian tersenyum manis kepada Audy sedangkan Elie yang melihat itu tersenyum mengejek.

“Dasar orang jelek, ketek Jangkrik,” gerutu Elie dengan cukup kuat.

“Apa Eli? kamu ngatain bapak ketek jangkrik?” tanya Pak Juwen dengan wajah menahan emosi.

“Iya pak, eh bukan pak bukan maksud saya tuh si-si.” Elie menatap kearah perginya Alres yang kini tak terlihat lagi.

“Audy pak, iya Audy,” ucap Elie dengan wajah cengengesannya menatap Audy.

“Kok jadi aku sih Li?” tanya Audy bingung karena namanya dibawa-bawa oleh sahabatnya itu.

“Kaburrrrr,” seru Elie menarik tangan Audy sedangkan pak Juwen melihat itu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan muridnya itu.

🍁🍁🍁

“Kantin yuk Dy,” ajak Elie ketika bel istirahat telah berbunyi, kini hanya tinggal mereka berdualah yang masih berada dikelas.

“Gak deh Li, kamu aja, Aku bawa roti kok,” jawab Audy memperlihatkan kotak bekal miliknya.

“Yahhhhh kok gitu, Ayolah temenin aku ya, ya please," ucap Elie dengan memohon, Audy menunduk dalam ,dia ingin kekantin hanya saja, dia terlalu takut jika orang-orang semakin menghinanya, Elie yang menyadari itu menghelah nafasnya dan meletakkan salah satu tanggannya di bahu Audy.

“Tenang Dy, aku selalu ada disamping kamu kok,” ucap Elie dengan yakin yang diangguki dengan lemah oleh Audy.

“Makasih ya Li kamu selalu nyemangatin dan ada disamping aku.”

“Gak usah berterima kasih, bukankah itu gunanya sahabat, harus saling menyemangati, ya gak?" ucap Elie dengan menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum lebar hingga menular ke Audy yang juga turut tersenyum.

Setibanya mereka berdua di kantin, hampir seluruh mata penghuni menatap dengan sinis kearah mereka lebih tepatnya kearah Audy, Audy semakin menundukan kepalanya hingga rambutnya menutupi wajahnya.

Elie menatap tajam kearah sekumpulan yang membicarakan tentang Audy, yang belum tentu benar adanya. Elie dengan setia menuntun sahabatnya hingga ke meja pojok dekat dengan tempat memesan makanan.

“Kamu pesan apa Dy?” tanya Elie mengabaikan bisik-bisik yang semakin panas di telinga.

“Es teh manis aja deh Li,” jawab Audy yang semakin menundukan kepalanya.

“Yaudah, tunggu bentar okey." Elie pun beranjak dari bangkunya dan menyebutkan pesanannya ke Buk Een selaku pemilik kantin.

Setelah menyebutkan pesanannya dan tak menunggu lama pesanan mereka telah selesai, Pak Raden membantu Elie membawa pesanan mereka kemeja yang mereka tempati.

“Makasih pak Raden,” ucap Elie dengan senyum ramah miliknya.

“Sama-sama atuh neng Eli,” jawab pak Raden meninggalkan meja mereka.

“Dy, diminum ntar dingin lho,” ucap Elie yang menyadari sahabatnya yang tak bergeming dan hanya menunduk, sedangkan bisik-bisik semakin ramai dan semakin membuat Elie geram.

Elie yang terganggu berdiri dan memukul meja disebelahnya dan menendang salah satu bangku hingga terdengar bunyi nyaring hingga membuat Elie menjadi pusat perhatian, Audy terkejut melihat sahabatnya itu.

“Eli, jangan lakuin itu,” ucap Audy dengan lembut dan menghelus lengan Elie.

“Mereka perlu disadarin Dy, mereka gak pernah nyadar kehidupan mereka gimana, belum tentu juga udah beres,” ucap Elie dengan amarahnya, namun sebisa mungkin ia berbicara dengan lembut ke Audy.

“Lo semua ngehina dia, seolah lo orang paling bener. Berhenti ngurusin hidup orang lain! Hidup sendiri aja gak belum tentu benar, SADAR WOY SADAR!!! dasar bocah gak pernah sadar diri!!!"  teriak Elie dengan tatapan tajamnya keseluruh pejuru kantin, wajah Elie memerah menahan emosi yang belum reda. Tubuh Audy gemetar menahan tangisannya, seakan sadar Eliepun memeluk tubuh Audy dan ikut hanyut dalam suasana.

Itulah gunanya sahabat yang sesungguhnya saling menguatkan ketika salah satu diantaranya ada yang terpuruk, bukan malah menjahuinya. karena dia adalah sahabat kamu, suka dan duka itu harus dijalanin bersama.

Sampai jumpa di part-part selanjutnya jangan lupa ninggalin jejak vote ya guys karna itu gratisss kok hehe dan jangan lupa comment biar semangat gitu :v


Salam dari Marisyah putri 😊

AYAH, AKU ANAKMU (TERSEDIA DI SHOPEE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang