🍂Bagian 22🍂

3.3K 292 29
                                    

Selamat Membaca 💕

Alres mengantarkan Audy yang telah resmi menjadi kekasihnya itu pulang, tawa dan senyum tak pernah lepas dari wajah mereka berdua namun, tanpa mereka sadari ada seseorang yang menatap tidak suka kerah mereka, lebih tepatnya untuk Audy, yaitu Farah.

Dari balkon kamarnya, Farah menatap pemandangan dua sejoli itu dengan tatapan tidak suka dan penuh kebencian. Fatah beranggapan Audy tak pantas dengan Alres yang menurutnya sangat pantas adalah putrinya, Jesika.

Sedangkan Deon yang kini sedang membaca buku di gazebo tepat di samping rumah yang tak sengaja melihat itu terseyum melihat bahagianya Adik tirinya itu, namun tergantikan dengan wajah murungnya mengingat sang kekasih yang masih terbaring lemah diranjang rumah sakit.

“Udah sana masuk, ntar masuk angin lho sayang,” ucap Alres yang menggunakan embel-embel ‘Sayang’ yang membuat Audy tersenyum malu.

“Gak mau dipanggil sayang,” jawab Audy dengan suaranya yang terdengar malu-malu dengan pipi yang semerah kepiting rebus.

“Kenapa gak mau?” tanya Alres dengan menaikkan salah satu alisnya dan mensejajarkan panjangnya dengan Audy yang hanya sebatas dagunya.

“Karna, Aku gak mau disamain sama benda kesayangan.”

Alres menatap bingung mencermati kalimat Audy yang tak dipahaminya. “Maksudnya, kan gini ya Misalnya nih mobil kamu lecet, pasti kamu bilang sayang. Ya kan? Apalagi tuh aku sering denger pas, cilok nya jatuh dan kotor pasti dibilang, 'aduh sayang banget, udah gak bisa dimakan' gitu,” coletah Audy yang membuat Alres terkekeh mendengarnya.

“Iya iya, jadi aku panggil apa dong? Anak monyet mau gak?” Alres menaik turunkan alisnya beberapa kali.

“Jadi maksud kamu ayah sama bunda aku monyet, iya?” wajah Audy memerah menahan kesal, kedua tangannya dilipat didadanya dan membuang wajahnya kesembarang arah, bukan merasa bersalah Alres malah tertawa melihatnya yang tampak menggemaskan saat kesal.

“Kok ketawa?”

“Karna kamu lucu.”

“Lucunya dimana, Tuan Alres?”

“Ya lucu aja, udah sana bocan biar jadi kek bidadari paginya. Besokan masih sekolah,” peringat Alres dengan satu tangannya yang mengusap lembut puncak kepala Audy.

“Siap Captain,” balas Audy dengan mengangkat tangannya membentuk hormat dan senyumannya, kemudian berbalik meuju pintu rumahnya, tapi sebelum mencapai pintu rumah, Audy kembali berlari kehadapan Alres, yang membuat Alres menatapnya bingung.

“Alres, keknya aku nanti gak bisa tidur deh, soalnya pikiran aku dipenuhi kamu,” bisik Audy dengan jujur.

“Aku juga, selalu aja ada wajah bidadari aku muncul dimana-mana.”

“Alres hati-hati,” ucap Audy yang satu tangannya menggapai rambut Alres dengan berjinjit karena tinggi Alres yang melebihinya.

Kemudian Audy segera berlari masuk kedalam rumahnya. Alres tersenyum menatap punggung Audy yang tak terlihat lagi lalu ia memasuki mobilnya dan memacu mobilnya dalam keheningan malam dan hati yang dipenuh bunga-bunga cinta.

🐼🐼🐼

Audy melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil Air minum untuk persediaan malamnya yang kebetulan sudah habis. Ia menatap ayahnya yang memasuki dapur dengan tatapan yang bercampur aduk, kecewa, sayang, rindu dan banyak lagi yang bercampur jadi satu.

Tes

Satu tetes air mata lolos dari pelupuk matanya, namun dengan cepat ia mengusapnya.

Katakan jika aku lemah dan cengeng, Aku terlalu lemah dalam hal yang menurutku berharga seperti, keluarga.

AYAH, AKU ANAKMU (TERSEDIA DI SHOPEE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang