satu

3.1K 134 4
                                    

Tokk!! Tokk!! Tokk!!!

"Inara bangun cepetan!" Teriak Victor dari luar kamar, karena merasa tidak ada sahutan Victor memutar knop pintu, dan beralih menatap sosok perempuan yang masih tertidur pulas sampai dengkuran halus terdengar oleh indera pendengaran nya.

"Inara bangun kebo banget sih lo jadi cewek!"

"Inara cantik, imut, gemesin saking gemesnya pengen gue banting!"

Habis sudah kesabaran Victor tiap kali membangunkan adiknya, meski sudah sering kali seperti ini Victor tetap menjalankan tugasnya sebagai sang kakak.

Tidak ada cara lain untuk membangunkan Inara, Victor kali ini harus mengeluarkan suara merdunya agar Inara bangun dari mimpinya.

"INARA HAERUDINA BANGUN GA LO, GUE CAPE UDAH BANGUNIN LO BERULANGKALI LO MALAH BOBO CANTIK, BANGUN INARA INI UDAH JAM 8 LO MASIH TIDUR." Suara khas Victor menggema di seluruh penjuru rumah, tidak sia-sia karena mengeluarkan suara emasnya Inara akhirnya membuka matanya.

"DEMI APA JAM 8, ABANG KENAPA BARU BANGUNIN INARA SIH, YA ALLAH TELAT MAMPUS DEH KENA HUKUMAN." Victor yang melihatnya pun mengembangkan senyumannya

"Cepetan mandi, Abang tunggu di bawah."

"Inara nya jangan di tinggalin!"

"Iya engga, mangkanya buruan." Ucap Victor, lalu turun ke bawah untuk sarapan.

Tidak butuh waktu lama untuk Inara menyelesaikan ritual mandinya, kini Inara sudah berada di ruang makan, disana sudah ada mamah dan abangnya.

"Mah aku ga sarapan dulu ya soalnya udah telat banget, ayo bang." Ucap Inara

"Telat? Emang kamu mau ngapain?" Tanya Heny

"Mau yasinan, ya mau sekolah dong mah."

"Sepagi ini?"

"Ini udah siang mah, Inara udah telat banget ini." Heny melirik ke arah Victor yang sepertinya sedang menahan tawanya, "Ini baru jam 6 Inara, kamu masih ada waktu buat sarapan. Kalau kamu ga percaya lihat jam tuh di dinding."

Inara melihat jam yang berada di dinding, sial bisa-bisanya ia di kerjain oleh Abang tengilnya.

"Hahaha lo mau ngapain Ra ke sekolah sepagi ini? Mau bantuin Pak Mamat potong rumput? Oh atau Pak Jamal kali ya nyapu ngepel." Ucap Victor di iringi oleh gelak tawanya.

Tangan Inara tidak hanya tinggal diam, kini jari-jari tangan nya sudah bertengger manis di kuping Victor.

"Bener-bener ya punya Abang tengil kayak gini! Aku masih ngantuk tau ga!"

"Udah Ra, awhh...gue minta maaf iya gue ga bakal ngulangin lagi deh, lepasin dulu tangan lo dari kuping gue." Melihat Victor meringis kesakitan ia pun tidak tega, akhirnya ia melepaskan.

"Mah liat tuh Inara nyebelin banget jadi anak."

"Ck, ngadu terus."

"Bodo amat suka-suka dong."

"Udah dong berantemnya, kalian kapan akurnya sih, cape mamah liat kalian ribut terus kayak gini."

ALDYANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang