Inara merasa dirinya sangat bosan karena menunggu Aldyan di halte, tetapi laki-laki itu belum juga datang untuk menjemput nya.
Tin!
Bukannya Aldyan yang datang melainkan motor sport milik Arga yang berhenti tepat di hadapannya.
"Lo belum balik? Mau bareng?" Tanya Arga, Inara menggeleng. Ia takut jika Aldyan melihat dirinya pulang bersama laki-laki lain.
"Ini udah sore, gue ga merasa di repotin ko." Ucapnya, Inara melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 5 sore, namun Aldyan belum juga datang.
Inara sedikit menimang tawaran Arga untuk pulang bersamanya, akhirnya Inara memutuskan untuk menerima tawaran Arga.
Motor sport milik Arga sudah melenggang pergi, di sepanjang jalan Inara mencoba untuk mencari alasan ketika di tanya oleh Aldyan. Namun disisi lain ia tidak suka berbohong, apalagi sekarang Aldyan notabenya adalah suaminya.
"Rumah lo dimana?" Tanya Arga, "di kompleks Indah, no 23." Jawab Inara.
Arga mengangguk paham, tidak butuh waktu lama ia sudah sampai di rumah Inara. Arga sangat tahu betul kalau perumahan ini rata-rata pemilik orang adaan, karena lingkungan yang sangat bersih, di tambah ukuran rumahnya layaknya bak istana.
Sebelum Inara masuk ke dalam rumahnya, ia sudah melihat mobil Aldyan yang sudah terparkir rapih. Tangan Inara di tarik lembut oleh Arga, "Lo ga suruh gue masuk dulu?"
Inara sebenarnya tidak enak hati oleh Arga, namun ia juga takut kalau Aldyan akan marah padanya.
"Makasih ya Ga, tapi maaf kamu belum bisa masuk, em soalnya papah aku galak banget." Ujar Inara, lalu Arga mengangguk, ia menyalakan mesin motornya, dan melenggang pergi dari perkarangan rumah Inara.
Setelah melihat kepergian Arga, Inara buru-buru masuk ke dalam rumah dan ia berniat untuk menemui Aldyan.
Inara di buat terkejut karena baru saja ia membuka pintu rumahnya, dan sudah ada Aldyan yang berdiri di ambang pintu dengan wajah datarnya.
"Enak ya yang abis kencan." Sindir Aldyan, Inara yang merasa akan hal itu ingin mencoba menjelaskan, namun na'as Aldyan sudah lebih dulu meninggalkan dirinya yang tengah berdiri sambil menatap kepergian laki-laki itu.
Inara harus menjelaskan nya agar tidak ada kesalahpahaman, Ia berjalan ke kamar bawah untuk mandi, dan merefreshkan sejenak pikirannya.
Setelah selesai mandi, ia merasa lapar karena hanya makan di waktu jam istirahat di sekolah aja, ia berjalan ke arah dapur, dan menemukan Bi Lila disana.
"Bi, aku laper." Ujar Inara, Bi Lila tersenyum, "udah ada di meja makan non." Inara mengangguk, lalu berjalan menuju meja makan.
Ketika Inara sedang makan, ia melihat Aldyan menuruni anak tangga. "Emang abis kencan ga di kasih makan?" Sindir Aldyan, Inara merasa sangat-sangat bersalah.
Rasa lapar Inara lenyap sudah, ia berjalan mendekati Aldyan, lalu menyiapkan untuk Aldyan.
"Kenapa ga di lanjutin?" Tanya Aldyan
Dahi Inara mengerut, "apanya?"
Aldyan menghela nafas nya, "makannya lah."
Inara tersenyum tipis, "udah ga nafsu." Aldyan merasa bersalah karena sudah menganggu Inara saat sedang makan.
"Lanjutin aja." Ucap Aldyan, Inara tersenyum lalu menggeleng cepat.
"Maaf." Cicit Aldyan
"A-aku j-juga mau minta maaf." Inara menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah karena sudah pulang dengan laki-laki lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDYANARA
RandomMenjadi istri seorang most wanted? Inara Haerudina, gadis cantik berusia 17 tahun harus dikejutkan oleh permintaan dari kedua orang tuanya yang harus menerima perjodohan yang sudah di buatnya, dan menikah dengan anak dari sahabat mamahnya itu. Terle...